Pringtulis, Nalumsari, Jepara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q12506479
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
}}
'''Pringtulis''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Nalumsari, Jepara|Nalumsari]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
==Etimologi==
Asal usul nama Pring tulis adalah Pengikut Pangeran Haryo Penangsang. Dengan dibantu oleh istrinya Sultan Hadirin terus berlari menuju Jepara. Peristiwa inilah yang konon kemudian menjadi nama-nama desa disepanjang rute yang dilalui oleh Sultan Hadirin, yaitu mulai dari Desa Damaran Kudus. Konon saat terluka itu penduduk sekitar sedang menghidupkan damar/lampu teplok karena waktu sudah sore sehingga daerah tersebut dinamakan Damaran. Kemudian Desa [[Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kudus|Prambatan]] [[Kudus]] disebelah baratnya, konon karena saking parahnya luka yang diderita oleh Sultan Hadirin sampai-sampai harus merambat/merangkak untuk berjalan, sehingga daerah tersebut dinamakan Prambatan. Kemudian disebelah barat Desa Prambatan ada desa bernama Kaliwungu Kudus, konon ditempat itu Sultan Hadirin membasuh luka disebuah sungai/kali dan air sungai berubah menjadi wungu/ungu sehingga daerah tersebut dinamakan [[Kaliwungu, Kudus|Kaliwungu]]. Disebelah barat desa Kaliwungu terdapat desa bernama Desa Pringtulis Jepara, konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menulis tentang apa yang dialaminya itu pada sebatang bambu/pring sehingga daerah tersebut<ref>http://ariyasinawa.blogspot.com/2013/11/mbok-mban-tokoh-babat-alas-desa-kuanyar.html</ref> dinamakan Pringtulis. Disebelah barat Desa Pringtulis terdapat Desa Mayong Jepara, konon pada waktu sampai didaerah ini Sultan Hadirin tidak kuat menahan tubuhnya sehingga jalannya sempoyongan/moyang-moyong sehingga daerah ini dinamakan [[Mayong, Jepara|Mayong]]. Disebalah barat Desa Mayong terdapat Desa [[Purwogondo, Jepara|Purwogondo]], konon didaerah tersebut Sultan Hadirin menghembuskan nafas terakhir, dari jasadnya mengeluarkan bau/gondo wangi sehingga daerah tersebut kemudian dinamakan Purwogondo. Disebelah utara Desa Purwogondo terdapat Desa Krasak, konon saat jasad Sultan Hadirin hendak dibawa ke [[Mantingan, Jepara|Mantingan]]/pesanggrahan Sultan Hadirin, jasad Sultan Hadirin terjatuh disebuah sungai dan menyangkut disebuah jembatan bambu yang menimbulkan bunyi krasak-krasak sehingga daerah tersebut dinamakn desa krasak. Kemudian jasad Sultan Hadirin di kebumikan di Desa Mantingan Jepara.
 
{{Nalumsari, Jepara}}