Kerajaan-kerajaan di Tanah Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 36.81.23.142 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Farishaq Mujahid
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-adalah merupakan +adalah)
Baris 70:
Sebelum Prabu Siliwangi meninggalkan Padjajaran mengutus empat orang Kandagalante : Jayaperkosa, Sanghyang Hawu, Terong Peot, dan Nagganan untuk menyerahkan amanat kepada Prabu Geusan Ulun, yaitu pada dasarnya Kerajaan Sumedang Larang supaya menjadi penerus [[Kerajaan Padjajaran Mahkota]] dan atribut Kerajaan Padjajaran dibawa oleh [[Senapati Jayaperkosa]] dan diserahkan kepada Prabu Geusan Ulun yang merupakan legalitas kebesaran Kerajaan Sumedang Larang sebagai penerus Padjajaran.
 
Prabu Geusan Ulun yang dinobatkan pada 22 April [[1578]] adalah merupakan Raja Sumedang Larang terakhir, karena setelah itu Sumedang Larang berada di bawah naungan [[kerajaan Mataram]]. Pangeran Ariasuradiwangsa dari Sumedang Larang sebagai penerus Geusan Ulun (putra dari Ratu Harisbaya) [[1620]] berangkat ke Mataram, untuk menyerahkan Sumedang Larang berada dibawah naungan Mataram. Dengan demikian sejak itulah Sumeang Larang terkenal dengan nama "''Priangan''" artinya ''berserah dengan hati yang suci''. Kedudukan penguasa Sumedang Larang menjadi Bupati [[Wedana]].
 
==Tatar Pasundan di masa Pemerintahan Hindia Belanda==