Yudistira: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib) k Membatalkan 1 suntingan oleh 114.79.37.75 (pembicaraan). (TW) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-demi untuk +untuk) |
||
Baris 42:
== Kelahiran ==
Yudistira adalah putera tertua pasangan [[Pandu]] dan [[Kunti]]. Kitab ''[[Mahabharata]]'' bagian pertama atau ''[[Adiparwa]]'' mengisahkan tentang kutukan yang dialami Pandu setelah membunuh [[brahmana]] bernama Resi Kindama tanpa sengaja. Brahmana itu terkena panah Pandu ketika ia dan istrinya sedang [[hubungan seksual|bersanggama]] dalam wujud sepasang [[rusa]]. Menjelang ajalnya tiba, Resi Kindama sempat mengutuk Pandu bahwa kelak ia akan mati ketika mengawini istrinya. Dengan penuh penyesalan, Pandu meninggalkan tahta [[Hastinapura]] dan memulai hidup sebagai pertapa di hutan
Pada suatu hari, Pandu mengutarakan niatnya ingin memiliki anak. Kunti yang menguasai [[mantra]] ''Adityahredaya'' segera mewujudkan keinginan suaminya itu. Mantra tersebut adalah ilmu pemanggil [[dewa (Hindu)|dewa]] untuk mendapatkan putera. Dengan menggunakan mantra itu, Kunti berhasil mendatangkan [[Dewa (Hindu)|Dewa]] [[Dharma]] dan mendapatkan anugerah putera darinya tanpa melalui [[hubungan seksual|persetubuhan]]. Putera pertama itu diberi nama Yudistira. Dengan demikian, Yudistira menjadi putera sulung [[Pandu]], sebagai hasil pemberian [[Dharma]], yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. Sifat Dharma itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudistira sepanjang hidupnya.
|