AIDS: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yikrazuul (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Baris 132:
}}</ref>
 
[[Tuberkulosis]] (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit ini.
 
Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru lainnya, namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel per µL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang [[sumsum tulang]], [[tulang]], saluran kemih dan [[saluran pencernaan]], [[hati]], kelenjar getah bening ([[nodus limfa]] regional), dan [[Sistem saraf|sistem syaraf pusat]].<ref name=Decker>{{
Baris 260:
[[Kanker leher rahim]] pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini disebabkan oleh [[papilomavirus|virus papiloma]] manusia.
 
Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya, seperti [[limfoma Hodgkin]], [[karsinoma usus besar|kanker usus besar bawah]] (''rectum''), dan kanker [[karsinoma anal|anus]]. Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum seperti [[kanker payudara]] dan [[kanker usus besar]] (''colon''), yang tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-tempat dilakukannya [[HAART|terapi antiretrovirus yang sangat aktif]] (HAART) dalam menangani AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pasien yang terinfeksi HIV.<ref name=Bonnet>{{
 
cite journal
Baris 294:
| journal=AIDS | year=2002 | pages=597–632 | volume=16 | issue=4 | id={{PMID |11873003}}
 
}}</ref> Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.<ref name=Clerici>{{
 
cite journal
Baris 451:
}}</ref>
 
Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut [[WHO]], mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi".<ref name=WHO070401>{{
 
cite web
Baris 462:
 
=== Penularan masa perinatal ===
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (''[[in utero]]'') selama masa ''perinatal'', yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara [[bedah caesar]], tingkat penularannya hanya sebesar 1%.<ref name=Coovadia /> Sejumlah faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). [[Menyusui]] meningkatkan risiko penularan sebesar 4%.<ref name=Coovadia2>{{
 
cite journal
Baris 472:
 
== Diagnosis ==
Sejak tanggal [[5 Juni]] [[1981]], banyak definisi yang muncul untuk pengawasan [[epidemiologi]] AIDS, seperti [[definisi Bangui]] dan [[definisi World Health Organization tentang AIDS tahun 1994]]. Namun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem [[World Health Organization]] untuk infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju digunakan sistem klasifikasi [[Centers for Disease Control and Prevention|Centers for Disease Control]] (CDC) Amerika Serikat.
 
=== Sistem tahapan infeksi WHO ===
Baris 559:
}}</ref> Dengan demikian, darah dari para pen[[donor darah|donor]] dan produk darah yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis, harus selalu diperiksa kontaminasi HIV-nya.
 
[[Tes HIV]] umum, termasuk [[imunoasai]] [[enzim]] HIV dan pengujian ''[[Western blot]]'', dilakukan untuk mendeteksi [[antibodi]] HIV pada [[plasma darah|serum]], [[plasma darah|plasma]], cairan mulut, darah kering, atau [[urin]] pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi (''window period'') bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui [[serokonversi]] dan hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV-[[RNA]], dan HIV-[[DNA]], yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara khusus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-negara maju.
 
== Pencegahan ==
Baris 689:
| journal=Eur. J. Public Health | year=2005 | pages=300–304 | volume=15 | issue=3
| id={{PMID|15941747}}
}}</ref> Namun demikian, transmisi HIV antarpengguna narkoba telah menurun, dan transmisi HIV oleh transfusi darah menjadi cukup langka di negara-negara maju.
 
Pada bulan Desember tahun 2006, penelitian yang menggunakan [[uji acak terkendali]] mengkonfirmasi bahwa [[sunat]] laki-laki menurunkan risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual [[Afrika]] sampai sekitar 50%. Diharapkan pendekatan ini akan digalakkan di banyak negara yang terinfeksi HIV paling parah, walaupun penerapannya akan berhadapan dengan sejumlah isu sehubungan masalah kepraktisan, budaya, dan perilaku masyarakat. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa persepsi kurangnya kerentanan HIV pada laki-laki bersunat, dapat meningkatkan perilaku seksual berisiko sehingga mengurangi dampak dari usaha pencegahan ini.<ref name=NIAIDCircumcision>{{cite web
Baris 730:
| id={{PMID|8965861}}
 
}}</ref> Jika pemberian makanan pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak dapat terpenuhi, pemberian ASI eksklusif disarankan dilakukan selama bulan-bulan pertama dan selanjutnya dihentikan sesegera mungkin.<ref name=UNAIDS2006>{{
 
cite web
Baris 1.103:
 
}}</ref>
Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.<ref name=refuted>{{
 
cite journal