Restorasionisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Baris 9:
Menjelang abad ke-19, kebangunan kembali [[Calvinisme|Calvinis]] dan Wesleyan, yang disebut [[Kebangunan Besar]], telah menyebabkan berdirinya gereja-gereja [[Gereja Kongregasional|Kongregasionalis]], [[Presbyterian]], [[Baptis]], dan [[Methodis]] yang baru yang bersaingan memperebutkan pengaruhnya dalam masyarakat di Amerika yang baru. Namun, ketika “kebangunan agama” ini mereda, terjadilah kemunduran dari perolehan-perolehan sosial yang telah dialami oleh gereja-gereja Injili. Lebih jauh, kebangunan itu telah memperkuat pandangan di sejumlah kalangan bahwa agama-agama Injili melemah dan terpecah-pecah dan bahwa kesetiaan kepada kredo-kredo dan doktrin-doktrin tradisional telah menjadi penghalang bagi keselamatan dan keesaan di antara orang Kristen.
 
[[Kebangunan Besar Kedua]] juga berhasil masuk ke daerah-daerah yang baru dibuka, didorong oleh kerinduan yang kuat untuk memberikan tempat yang penting kepada Allah dalam kehidupan bangsa yang baru ini, sebuah sikap liberal baru terhadap penafsiran-penafsiran segar Alkitab, serta semangat spiritualitas yang otentik, yang segera menyebar. Bersamaan dengan menyebarnya kebangunan-kebangunan ini, banyak orang yang bergabung ke dalam sekte-sekte Protesttan pada masa itu. Namun demikian, kebangunan-kebangunan ini pada akhirnya bergerak bebas melintasi garis-garis denominasional, dengan hasil-hasil yang praktis identik, dan bahkan menghancurkan kesetiaan-kesetiaan yang membuat para anggota denominasi-denomiasi ini tetap setia kepada denominasinya masing-masing. Akibatnya, kebangunan-kebangunan ini disertai oleh ketidakpuasan yang kian berkembang terhadap gereja-gereja Injili dan khususnya dengan doktrin [[Calvinisme]], yang secara nominal diterima di kebanyakan gereja Injili pada saat itu.
 
== Protes terhadap Protestanisme ==
Baris 37:
==== Kristadelfia ====
{{main|Kristadelfia}}
[[John Thomas (Kristadelfia)|Dr. John Thomas]] (12 April 1805 – 5 Maret 1871), adalah seorang penganut gerakan Restorasionis yang giat, setelah ia terdampar di laut dalam perjalannya ke Amerika. Hal ini menyebabkan ia memusatkan perhatiannya pada Alkitab, dan ia menyadari betapa ia sangat kurang memahaminya. Ia pun bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada dirinya bila ia meninggal dunia. Kesadaran ini menyebabkan ia mengabdikan dirinya untuk mendalami Alkitab, yang kemudian mempertemukannya dengan ajaran-ajaran [[Alexander Campbell (gerakan Restorasi)|Alexander Campbell]]. Namun demikian, pandangan-pandangan Dr. Thomas dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan baptisan dan kebangkitan tidak dapat dipertemukan dengan pandangan-pandangan Campbell. Begitu perpecahan dengan Campbell tidak lagi terelakkan, Dr. Thomas mengimbau kepada Gereja-gereja Kristus baik Amerika maupun di Inggris dan muncullah sebuah gerakan yang berkembang. Sebuah kelompok orang percaya tersendiri berkembang dengan doktrin yang mengambil paham Adventisme, [[nontrinitarianisme|anti-trinitarianisme]], penolakan terhadap dinas kemiliteran, keanggotaan awam dengan partisipasi penuh oleh semua anggotanya, serta doktrin-doktrin yang konsisten dengan jiwa gerakan Restorasionis.
 
Sebuah konsekuensi dari penolakan terhadap dinas kemiliteran adalah penggunaan nama [[Kristadelfia]] untuk membedakan kelompok kecil orang percaya ini dan untuk memperoleh pengecualian wajib militer dalam perang saudara Amerika
Baris 81:
Restorasionisme sering dikritik karena menolak tradisi-tradisi yang diikuti oleh gereja perdana, tetapi kelompok-kelompok restorasi telah memperlakukan tradisi secara berbeda. Sementara sebagian memandang semua [[Bapa Gereja]] sebagai kesaksian-kesaksian yang tidak dapat diandalkan untuk Gereja Kerasulan yang asli, yang lainnya menemukan bukti di kalangan Bapa Gereja yang paling perdana bahwa gereja perdana mempercayai dan mempraktikkan apa yang dilakukan oleh sebagian dari kaum Restorasionis, dan perbedaan-perbedaan di antara Bapa-bapa Gereja yang belakangan sebagai bukti-bukti dari kemunduran yang bertahap atau secara tiba-tiba. Yang sama di kalangan semua Restorasionisme adalah keyakinan bahwa para Bapa Gereja atau kepemimpinan gereja pasca-kerasulan tidak mempunyai wewenang untuk mengubah keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik gereja, namun toh melakukannya.
 
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa kemurtadan dimulai sejak matinya rasul terakhir, Yohanes. Mereka percaya bahwa roh kudus menahan kemurtadan ini mati-matian, tetapi setelah kematian Yohanes roh membiarkan kemurtadan berkembang. Mereka percaya bahwa Kemurtadan ini menjadi sempurna setelah [[Konsili Nicea Pertama]]. Namun demikian, mereka percaya bahwa pada sepanjang masa ada orang-orang Kristen sejati yang tetap hidup hingga permulaan restorasi.
 
Menurut Orang-orang Suci Zaman Akhir (Mormon) kemurtadan terjadi sangat awal, dimulai tak lama setelah kematian kedua belas rasul mula-mula pada sekitar [[100 M]] dan kemurtadan jelas terjadi secara penuh pada abad ke-4. Dengan tanggal yang demikian awal, mereka mengklaim sekurang-kurangnya
perlu mempertemukan tulisan-tulisan yang dikenal dengan praktik-praktik gereja perdana [[Bapa Gereja|Bapa-bapa Gereja]]. Meskipun tulisan-tulisan mereka kadang-kadang disebut untuk menunjukkan sisa-sisa dari praktik-praktik sejati Gereja yang lebih dini, mereka juga digunakan untuk menunjukkan bahwa doktrin dan pemahaman Gereja sudah diubah sejak dini.
 
Kaum Sabatarian pada umumnya sepakat bahwa kemurtadan telah dimulai sejak sekitar 135 M. [[Yustinus Martir]] pada sekitar 160 M secara spesifik telah membela dilaksanakannya perhimpunan (kebaktian) pada hari [[Minggu]] (hari pertama), dan karena itu dianggap sebagai orang murtad oleh kaum Sabatarian. Namun demikian, sejarah gereja awal mencatat dilaksanakannya perayaan [[Sabat]] untuk penciptaan dan [[Sabat dalam Kekristenan|hari Minggu]] untuk memperingati Kebangkitan pada masa [[Hipolitus (penulis|Hipolitus]]. Mereka menganggap kemurtadan baru sempurna ketika gereja berhenti merayakan Sabat suatu masa setelah [[Konstantin I dan Kekristenan|Konstantin]].
 
Gerakan Restorasi Stone-Campbell memandang Kemurtadan Besar sebagai suatu proses bertahap. [[Ignatius]] mempromosikan ketaatan kepada [[Uskup]] pada sekitar [[100 M]],<ref>Ef. 6:1, Mag 2:1,6:1,7:1,13:2, Tr 3:1, Smy 8:1,9:1</ref> yang dipandang oleh sebagian sebagai diperkenalkannya gagasan tentang rohaniwan profesional, yang mulai mengangkat dirinya lebih tinggi daripada warga gereja, yang dipimpin oleh suatu proses kerusahan yang bertahap terhadap [[manusia berdosa]] yang dinubuatkan, yang dikutuk oleh kaum restorasionis sebagai keanggotaan gereja yang dipaksakan. Mereka percaya bahwa hanya baptisan dewasa sajalah yang dipraktikkan setidak-tidaknya pada masa [[Tertulianus]], sementara baptisan anak dan bayi diperkenalkan secara lokal sekitar masa [[Irenaeus]].<!--This is self-contradictory, atau at least requires explanation. Irenaeus dan Tertullian were contemporary, with Irenaeus the older of the two by a couple of decades. He must have been writing earlier.--> Mereka seringkali menolak pemahaman tentang [[dosa asal]] yang menyebabkan rusaknya sifat manusia, dan hanya mengakui tercemarnya lingkungan hidup manusia, tradisi-tradisi atau kebudayaan. Seperti para Restorasionis lainnya, mereka menganggap hubungan antara gereja-negara di bawah Konstantin (lihat pula [[Konstantin I dan Kekristenan]] dan [[Dunia Kristen]]) sebagai sejenis penawanan gereja melalui kekuasaan para uskup yang terkonsentrasi. Dan akhirnya, perkembangan tentang gagasan keutamaan da otoritas universal [[Uskup Roma]] dianggap sebagai penyempurnaan dari Kemurtadan Besar. Reformasi Protestan hanya berhasil memulihkan sebagian dari kerusakan ini, namun kelompok-kelompok Anabaptis dan Baptis hampir berhasil memulihkannya.