Realisme (hubungan internasional): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
baru |
|||
Baris 15:
# Masalah utama bagi setiap negara adalah kelangsungan hidup (''survival'').
#* Negara membangun militer untuk bertahan hidup, sehingga bisa menciptakan [[dilema keamanan]].
==Sejarah dan cabang==
===Pemikir terdahulu===
Walaupun realisme baru ditetapkan sebagai disiplin formal dalam hubungan internasional pada [[Perang Dunia II]], asumsi-asumsi utamanya telah dikemukakan di tulisan-tulisan terdahulu:<ref>[http://www.iep.utm.edu/p/polreal.htm Political Realism], Internet Encyclopedia of Philosophy</ref><ref>see also Doyle, Michael. ''Ways of War and Peace: Realism, Liberalism, and Socialism (Paperback)''. 1997. London: W. W. Norton & Company, esp. pp. 41–204</ref>
* [[Thucydides]], sejarawan Yunani kuno yang menulis ''[[Sejarah Perang Peloponesia]]'' dan dianggap sebagai pencetus konsep [[realpolitik]].
* [[Chanakya]] (atau Kautilya), negarawan pertama India dan penulis ''[[Arthashastra]]''.
* [[Ibn Khaldun]], historiografer dan sejarawan Muslim Arab, salah satu pendiri historiografi modern, penulis ''[[Muqaddimah]]'' (sejarah waktu universal).
* [[Han Feizi]], cendekiawan Cina yang mencetuskan ''[[Legalisme (filsafat Cina)|Legalisme]]'' (atau Legisme) dan menduduki jabatan di pemerintahan Qin. Tulisan-tulisannya meliputi ''[[The Two Handles]]'' (tentang hukuman dan hadiah sebagai alat memerintah). Ia memaparkan teori tentang penguasa netral yang manipulatif yang bertindak sebagai [[kepala negara]] namun diam-diam mengendalikan sektor eksekutif melalui menteri-menterinya—orang-orang yang sejatinya memegang tanggung jawab atas kebijakan apapun.
* [[Niccolò Machiavelli]], filsuf politik Italia yang menulis ''[[Il Principe]]''; di situ ia menulis bahwa tujuan seorang pangeran (politikus) adalah mencari kekuasaan tanpa mempertimbangkan agama atau etika.
* [[Cardinal Richelieu]], negarawan Perancis yang melenyapkan faksionalisme dalam negeri dan membawa Perancis ke posisi penting dalam hubungan luar negerinya.
* [[Thomas Hobbes]], filsuf Inggris yang menulis ''[[Leviathan (buku)|Leviathan]]''; di situ ia menyatakan bahwa keadaan alamiah (''state of nature'') mudah mengalami "perang semua melawan semua".
* [[Frederick Agung]], raja Prusia yang mengubah Prusia menjadi kekuatan besar Eropa melalui peperangan dan diplomasi.
* [[Charles Maurice de Talleyrand-Périgord]], diplomat Perancis yang memperkenalkan berbagai sistem politik di Perancis dan Eropa.
* [[Prince Klemens Wenzel von Metternich]], negarawan Austria yang menentang revolusi politik.
* [[Carl von Clausewitz]], jenderal dan teoriwan militer Prusia abad ke-18–19 yang menulis ''[[On War]]'' (''Vom Kriege'').
* [[Camillo Benso, Count Cavour|Camillo Benso dari Cavour]], negarawan Italia yang mengubah [[Kerajaan Sardinia]] menjadi kekuatan besar baru di Eropa, mengendalikan [[Kerajaan Italia|Italia]] yang nyaris bersatu yang ukurannya lima kali lebih besar daripada Sardinia.
* [[Otto von Bismarck]], negarawan Prusia yang menciptakan istilah [[keseimbangan kekuatan (hubungan internasional)|keseimbangan kekuatan]] (''balance of power'').
* Para pendukung realisme abad ke-20 meliputi [[Hans Morgenthau]], [[Henry Kissinger]], [[Richard Nixon]], [[Charles de Gaulle]], dan [[Joseph Stalin]].
===Realisme klasik===
{{main|Realisme klasik (hubungan internasional)}}
Realisme klasik menyatakan bahwa memang sudah sifat manusia untuk memaksa negara dan individu mengutamakan kepentingan di atas ideologi. Realisme klasik adalah ideologi yang memandang bahwa "pencarian kekuasaan dan niat untuk mendominasi adalah aspek mendasar sifat manusia".<ref>Baylis, J & Smith, S & Ownes, P, ''The Globalization of World Politics'', Oxford university press, USA, p. 95</ref>
Realisme modern bermula sebagai bidang penelitian mendalam di Amerika Serikat sepanjang dan setelah Perang Dunia II. Perubahan ini ikut dipengaruhi oleh para pengungsi perang Eropa seperti [[Hans Morgenthau]].
Realisme klasik & modern ternama:
* [[George F. Kennan]] – [[pengurungan]] (''containment'')
* [[Nicholas Spykman]] – [[geostrategi]], pengurungan
* [[Herman Kahn]] – [[strategi nuklir]]
* [[E. H. Carr]]
===Realisme liberal===
{{main|Mazhab Inggris (hubungan internasional)}}
Mazhab Inggris percaya bahwa sistem internasional, meski strukturnya anarkis, membentuk "perkumpulan negara" yang norma dan kepentingan bersamanya memungkinkan adanya keteraturan dan stabilitas yang lebih baik daripada yang diberikan oleh realisme ketat. Buku karya penulis Mazhab Inggris ternama [[Hedley Bull]], ''[[The Anarchical Society]]'' (1977), menjelaskan secara lengkap aliran ini
Realis liberal ternama:
* [[Hedley Bull]]
* [[Martin Wight]]
* [[Barry Buzan]]
===Neorealisme atau realisme struktural===
{{main|Neorealisme (hubungan internasional)}}
Neorealisme berasal dari realisme klasik. Namun bukannya berfokus pada sifat manusia, neorealisme lebih berfokus pada struktur anarkis sistem internasional. Negara adalah aktor utama karena tidak ada monopoli politik pada kekuatan di atas negara berdaulat manapun. Walaupun negara masih menjadi aktor utama, perhatian yang lebih besar ditujukan pada kekuatan di atas dan dibawah negara melalui [[Tingkat analisis (hubungan internasional)|tingkat analisis]] atau [[perdebatan struktur-agen]]. Sistem internasional dilihat sebagai struktur yang bertindak terhadap negara, sedangkan individu di bawah negara bertindak sebagai agen terhadap negara secara keseluruhan.
Meski neorealisme memiliki fokus sistem internasional yang sama seperti mazhab Inggris, neorealisme memiliki penekanan yang berbeda pada sifat permanen suatu konflik. Untuk menjamin keamanan negara, negara harus bersiap menghadapi konflik melalui pembangunan ekonomi dan militer.
Neorealis ternama:
* [[Robert J. Art]] – [[Neorealisme (hubungan internasional)|neorealisme]]
* [[Robert Jervis]] – [[realisme defensif]]
* [[Kenneth Waltz]] – [[realisme struktural]]
* [[Stephen Walt]] – realisme defensif
* [[John Mearsheimer]] – [[offensive realism]]
* [[Robert Gilpin]] – [[hegemonic theory]]
===Realisme neoklasik===
{{main|Realisme neoklasik}}
Realisme neoklasik dapat dilihat sebagai generasi ketiga realisme yang muncul setelah penulis klasik gelombang pertama ([[Thucydides]], Machiavelli, [[Thomas Hobbes]]) dan kaum neorealis (khususnya [[Kenneth Waltz]]). Kata "neoklasik"-nya memiliki makna ganda: Realisme neoklasik menawarkan sifat klasiknya renaisans, atau realisme neoklasik adalah gabungan pendekatan neorealis dan realis klasik. [[Gideon Rose]] merupakan pencipta istilah ini dalam sebuah buku yang ia tulis.<ref name="gideon">Gideon Rose, "Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy", ''World Politics'', Vol. 51, No. 1, pp. 144–172</ref>
Motivasi utama yang mendasari pengembangan realisme neoklasik adalah fakta bahwa neorealisme hanya berguna saat menjelaskan hasil politik (dikelompokkan sebagai 'teori politik internasional'), tetapi tidak berguna saat menjelaskan perilaku negara (atau 'teori kebijakan luar negeri'). Pendekatan dasar bagi para pengusungnya adalah "memperbaiki, bukan membantah, Kenneth Waltz"<!-- Citation needed --> dengan menambahkan variabel intervensi dalam negeri di antara insentif sistemik dan keputusan kebijakan luar negeri suatu negara. Lantas, arsitektur teori dasar realisme neoklasik adalah:
: Distribusi kekuatan di sistem internasional ([[variabel independen]])
: Persepsi domestik terhadap sistem dan/atau insentif domestik ([[variabel intervensi]])
: Keputusan kebijakan luar negeri ([[variabel dependen]])
Meski realisme neoklasik sejauh ini baru digunakan untuk teori kebijakan luar negeri, Randall Schweller mengatakan bahwa realisme neoklasik dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa jenis hasil politik.<ref name="schweller">Randall L. Schweller, "The Progressiveness of Neoclassical Realism", pp. 311–347 in Colin Elman and Miriam Fendius Elman eds., ''Progress in International Relations Theory'', (Cambridge, Mass.: MIT Press, 2003)</ref>
Realis neoklasik ternama:<ref name="gideon"/>
* [[Randall Schweller]]
* [[Thomas J. Christensen]]
* [[William Wohlforth]]
* [[Aaron Friedberg]]
* [[Norrin Ripsman]]
* Tom Dyson
===Realisme kiri===
Sejumlah pakar, termasuk Mark Laffey di School of Oriental and African Studies, dan Ronald Osborn di University of Southern California, berpendapat tentang "realisme kiri" dalam teori hubungan internasional sambil merujuk pada karya Noam Chomsky. Laffey dan Osborn sama-sama menulis di artikel terpisah di ''Review of International Studies'' bahwa pemahaman Chomsky tentang kekuatan di lingkup internasional mencerminkan asumsi analitis realisme klasik ditambah kritik moral radikal yang normatif atau "kiri" terhadap negara.<ref name="Osborn">See, for example, Ronald Osborn, "Noam Chomsky and the Realist Tradition", ''Review of International Studies'', Vol. 35, No. 2, 2009"</ref>
==Lihat pula==
|