Industri elektronik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 15:
Proses integrasi dan perubahan ekonomi dunia juga berdampak pada perkembangan industri elektronik di Vietnam. Proyek-proyek besar dalam industri elektronik di Vietnam tidak dapat dilepaskan dari masuknya Vietnam dalam keanggotaan World Trade Organization (WTO). Adapun pemain kunci dalam industri elektronik di Vietnam ialah Samsung Electronics, Canon, Intel, Panasonics, Nokia, dan Jabil Circuit (JBL). Begitupun dengan yang terjadi di Malaysia, proses integrasi dan perubahan ekonomi dunia menjadikan Multi National Corporation (MNC) sebagai pemain kunci dalam industri elektronik di Malaysia. Strategi ekonomi Malaysia dalam bidang industri khususnya ditujukan untuk menarik investasi asing, terutama dari Inggris, juga berlaku dalam industri elektroniknya. Investasi asing yang meningkat khususnya pada kurun waktu 2007-2011 membuat 365 perusahaan elektronik tertarik untuk beroperasi di Malaysia. Sementara itu, Taiwan, menempati posisi di level global sebagai high-tech industri tapi dengan low margin manufacturer. Salah satu suppliers top dunia untuk brand HTC dan Samsung, yakni Young Fast Optoelectronics (YFO) berada di Taiwan.
Pembentukan industri elektronik di Thailand tidak dapat dilepaskan dari fase pertama industrialisasi di Thailand pada tahun 1960. Thailand merupakan yang terbesar di ASEAN dalam basis produksi elektronik bagi MNC-MNC dari negara-negara seperti Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa. Manufaktur menyumbangkan GDP Thailand terbesar yakni sebesar 39%. Di Thailand, pada tahun 2012 terdapat 2.304 pabrik elektronik. Free Trade Area (FTA) di Thailand juga mempengaruhi perkembangan industri elektronik di Thailand dimana ekspor elektronik terbesar terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 13,3%.
Sejak tahun 1970an, bangkitnya industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi di Asia Timur menjadikan Jepang sebagai pusat pabrik elektronik global. Jepang mengambil porsi dominan dalam industri elektronik di tahun 1990an dan industri elektronik di Asia Timur sendiri menyumbang porsi 53,3% dari total produksi di seluruh dunia. Pada perkembangannya, terjadi pembagian kerja yang baru dimana 3 negara industri elektronik baru memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen untuk di ekspor ke Cina untuk disusun menjadi produk final dan kemudian diekspor ke Asia Timur. Jatuhnya industri elektronik di Jepang, selain dipengaruhi oleh krisis ekonomi pada tahun 2008, juga dipengaruhi oleh peristiwa gempa bumi pada tahun 2011 yang menimpa distrik Tohoku yang merupakan basis produksi penting dari beberapa perusahaan manufaktur di Jepang. Peristiwa gempa bumi di Tohoku ini menyebabkan banyak pabrik mengalami kerusakan serius dan akibatnya menggangu rantai pasokan. Perubahan pada industri elektronik di Jepang pun dipengaruhi oleh berubahnya model pembagian kerja secara global dimana sebelumnya dilakukan secara vertical intergrated seperti yang terjadi pada perusahaan manufaktur di Jepang, dimana mereka memproduksi semua bagian dan komponen hingga menjadi produk jadi dalam satu pabrik. Sementara saat ini, model pembagian kerja dalam industri elektronik yang berkembang secara global ialah model horizontal integrated, dimana proses produksi hingga menghasilkan produk jadi dilakukan melalui beberapa perusahaan dan pabrik.
== Referensi ==
|