Candi Belahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriantobagus (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Andriantobagus (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Petirtaan Belahan, lebih dikenal dengan candi Belahan adalah sebuah pemandian bersejarah dari abad ke 11, di masa kerajaan [[Airlangga]]. Petirtaan Belahan terletak di sisi timur gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan Jowo, Wonosunyo, Kecamatan [[Gempol, Pasuruan|Gempol]]. Pemandian ini berbentuk kolam persegi empat yang mendapat pasokan air dari sebuah sungai kecil. Dinding sebelah barat belakang mengepras lereng gunung penanggungan dengan bentuk relung-relung yang dahulunya berisi arca perwujudan Airlangga sebagai dewa [[Wisnu|Wishnu]]. Dengan ukuran panjang 6,14 m dan lebar 6,14 m<ref>http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-belahan.html</ref>

Menurut sejarah, selain sebagai tempat pertapaan Prabu [[Airlangga]], petirtaan ini juga di fungsikan sebagai pemandian selir-selir Prabu Airlangga. Oleh karena itu, sebagai bentuk pengabdian dibangunlah 2 patung permaisuri Prabu [[Airlangga]], yaitu Dewi Laksmi dan Dewi Sri. Pada dua patung tersebut, mengalir aliran air dari bentuk payudara patung, dan karenanya petirtaan ini terkadang di sebut sebagai Sumber Tetek (Tetek : Payudara, Jawa)<ref>http://www.eastjava.com/tourism/pasuruan/ina/belahan-temple.html</ref>
 
* Mitos sejarah
Pada tahun 991 M, Raja [[Bali]] yaitu [[Udayana]] membuat sebuah candi di sebelah barat Gunung Pananggungan, [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]], Jawa Timur. Nama candi itu adalah Petirtaan''' '''Jolotundo, dibangun untuk memperingati hari kelahiran anaknya yakni [[Airlangga]]. Pada tahun 1009 M, [[Airlangga]] yang sudah dewasa membangun candi yang berdekatan dengan Petirtaan''' '''Jolotundo tersebut. Warga setempat menyebutnya Candi Belahan, atau Candi Sumber Tetek. Arca keduanya melambangkan kesuburan. Konon, kolam ini adalah tempat mandi para istri dan selir Prabu [[Airlangga]]. Bagian puting arca Dewi Laksmi sempat diperbaiki, karena awalnya air yang keluar hanya jatuh di kakinya. Dikhawatirkan hal ini bisa merusak kaki patung, maka pengelola candi berinisiatif untuk memasang pipa di bagian dada tersebut agar airnya langsung meluncur ke kolam.<ref>http://barucoba67.blogspot.com/2013/01/tentang-candi-sumber-tetek-candi-belahan.html</ref>
Airlangga. Bagian puting arca Dewi Laksmi sempat diperbaiki, karena awalnya air yang keluar hanya jatuh di kakinya. Dikhawatirkan hal ini bisa merusak kaki patung, maka pengelola candi berinisiatif untuk memasang pipa di bagian dada tersebut agar airnya langsung meluncur ke kolam.<ref>http://barucoba67.blogspot.com/2013/01/tentang-candi-sumber-tetek-candi-belahan.html</ref>