Bahan bakar alkohol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q4389193 |
|||
Baris 7:
[[Berkas:Ethanol as a fuel.jpg|thumb|Etanol yang digunakan sebagai bahan bakar.]]
{{Main|Bahan bakar metanol|Bahan bakar etanol}}
[[Berkas:Common ethanol fuel mixtures.gif|thumb|Ringkasan dari campuran bahan bakar etanol yang digunakan di seluruh dunia]]
[[File:Brazilian 2003 VW Gol 1.6 Total Flex.jpg|right|thumb|The 2003 [[Brazil]]ian [[Volkswagen Gol|VW Gol 1.6 Total Flex]] was the first [[flexible-fuel vehicle|flexible-fuel car]] capable of running on any blend of [[gasoline]] and [[ethanol fuel|ethanol]].]]
Metanol dan etanol, keduanya bisa didapatkan baik dari minyak bumi, biomassa, atau mungkin yang paling mudah, dari karbon dioksida dan air. Etanol secara umum diproduksi melalui fermentasi gula, dan metanol biasanya diproduksi dari fermentasi gas, tapi ada cara yang lebih modern untuk mendapatkan bahan bakar ini. Enzim dapat digunakan untuk memproduksi etanol dan metanol. Metanol adalah molekul yang paling sederhana, dan etanol dapat dibuat dari metanol. Di dunia industri, metanol dapat dibuat dari biomassa apapun, termasuk kotoran binatang, atau dari karbon dioksida dan air. Bisa juga didapatkan dari mengubah biomassa menjadi gas sintesis di [[gasifier]]. Kedua bahan bakar ini juga dapat diproduksi di laboratorium dengan menggunakan elektrolisis atau enzim.<ref>ENZYMATIC CONVERSION OF CARBON
DIOXIDE TO METHANOL http://www.anl.gov/PCS/acsfuel/preprint%20archive/Files/47_1_Orlando_03-02_0072.pdf</ref>
Baris 17 ⟶ 18:
Metanol dan etanol juga mengandung beberapa zat yang dapat dan tidak dapat larut.<ref>Brinkman, N., Halsall, R., Jorgensen, S.W., & Kirwan, J.E., "The Development Of Improved Fuel Specifications for Methanol (M85) and Ethanol (Ed85), SAE Technical Paper 940764</ref> Misalnya adalah ion [[halida]], yang merupakan zat yang dapat larut, mempunyai andil yang besar dalam membuat bahan bakar alkohol menjadi korosif. Ion halida bersifat korosif dengan 2 cara: secara kimia, ion ini akan menyerang lapisan film oksida pada logam sehingga logam tersebut keropos; cara yang kedua adalah ion ini juga meningkatkan konduktivitas bahan bakar. Konduktivitas listrik yang meningkat akan menyebabkan korosi pada sistem bahan bakar. Zat yang dapat bercampur seperti aluminium hidroksida misalnya, merupakan hasil produk korosi dari ion halida, dan zat akan menyumbat sistem bahan bakar.
Untuk menghindari korosi seperti ini, maka sistem bahan bakarnya harus diganti dengan material yang cocok, kawat listriknya harus diisolasi dan sensor bahan bakar harus yang bertipe ''pulse and hold''. Tambahan lainnya, bahan bakar alkohol yang digunakan hanya mengandung zat-zat berbahaya ini dalam jumlah yang kecil.
== Butanol dan Propanol ==
|