Bahasa Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aladdin Ali Baba (bicara | kontrib)
memperbaiki penulisan aksara jawa yang baik dan benar ~nextji~
Baris 35:
<center>
{| class="wikitable"
|+''Aksara swara ꧊ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦱ꧀ꦮꦫ꧊''
|-
!
Baris 92:
<center>
{| class="wikitable"
|+''Aksara wyanjana ꧊ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦮꦾꦚ꧀ꦗꦤ꧊''
|-
!
Baris 228:
Tingkat tutur dalam bahasa Jawa dibagi menjadi tiga yaitu tingkat tutur ngoko, tingkat tutur madya dan tingkat tutur karma. Atau secara umum dibagi menjadi dua saja yaitu tingkat tutur ngoko dan tingkat tutur karma.
 
===Aksara jawa / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦗꦮ꧊ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦗꦮ꧊===
{{utama|Aksara Jawa}}
Aksara jawa berbeda dengan huruf Latin yang kita gunakan sekarang ini untuk menulis. Aksara jawa terdiri dari :
#Aksara Carakan / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦕꦫꦏꦤ꧀ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦕꦫꦏꦤ꧀. Aksara inti yang terdiri dari 20 suku kata ato biasa disebut Dentawiyanjana, yaitu : ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga ;
#Aksara Pasangan / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦥꦱꦔꦤ꧀ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦥꦱꦔꦤ꧀. Bentuk mati (huruf) dari aksara inti, yaitu : h, n, c, r, k, d, t, s, w, l, p, dh, j, y, ny, m, g, b, th, ng ; pasangan
#Aksara Swara / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦱ꧀ꦮꦫꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦱ꧀ꦮꦫ. Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama orang yang dihormati yang diawali dengan huruf hidup, yaitu : A, I, U, E, O
#Aksara Rekan / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦫꦺꦏꦤ꧀ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦉꦏꦤ꧀. Untuk penulisan huruf-huruf yang berasal dari serapan bahasa asing, yaitu : kh, f, dz, gh, z
#Aksara Murda / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦩꦸꦂꦢꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦩꦸꦂꦢ. Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama orang yang dihormati, yaitu : Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, Ba
#Aksara Wilangan / ꦄꦏ꧀ꦱꦫ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀. Untuk penulisan bilangan dalam bahasa Jawa, yaitu angka 1 s/d 10 dalam aksara Jawa.
#Tanda Baca (Sandangan / ꦱꦤ꧀ꦢꦔꦤ꧀). Merupakan tanda baca yang biasa digunakan, huruf hidup serta huruf mati yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari, yaitu tanda : koma, titik, awal kamimat, dll. huruf : i, o, u, e. huruf mati : _r, _ng, _ra, _re, dll
 
===Tembung (ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ)꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ꧊===
Tembung dalam bahasa Indonesia artinya kata.
Silah silahing tembung atau jenis kata (Gramar) dalam Bahasa Jawa ada 10 macam:
#Tembung aran / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦲꦫꦤ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦲꦫꦤ꧀ (kata benda). contoh: meja, kursi.
#Tembung Kriya / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦿꦶꦪꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦿꦶꦪ꧊ (kata kerja) Contoh: turu, adus.
#Tembung ganti / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦒꦤ꧀ꦠꦶꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦒꦤ꧀ꦠꦶ ( kata ganti). Contoh: aku, kowe, bapak.
#Tembung Wilangan / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦮꦶꦭꦔꦤ꧀ (kata bilangan). Contoh: enem, telu, papat.
#Tembung KaananKahanan / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦴꦤꦤ꧀ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦲꦤꦤ꧀ (kata sifat). Contoh: ayu, kuru, seneng.
#Tembung Katrangan / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦠꦿꦔꦤ꧀ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦏꦠꦿꦔꦤ꧀ (kata keterangan). Contoh: ngisor, lor, tengah.
#Tembung Pangguwuh / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦁꦒꦸꦮꦸꦃꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔ꧀ꦒꦸꦮꦸꦃ (kata seru). Contoh: wah, aduh, ah, eh.
#Tembung Sandhangan / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦱꦤ꧀ꦝꦔꦤ꧀ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦱꦟ꧀ꦝꦔꦤ꧀ (kata sandang). Contoh: Sang, Hyang, Raden.
#Tembung Panyambung / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦚꦩ꧀ꦧꦸꦁꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦚꦩ꧀ꦧꦸꦁ (kata sambung). Contoh: lan, mulane, sarta.
#Tembung Pangarep / ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔꦫꦺꦥ꧀ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦸꦁ​ꦥꦔꦉꦥ꧀ (kata Depan). Contoh: saka, ing, sing.
 
===Ater ater Seselan Panambang ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦱꦼꦱꦼꦭꦤ꧀ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ꧊===
Ater ater (Awalan),Seselan (Sisipan),Panambang (Akhiran).
====Ater ater / ꦄꦠꦺꦂ​ꦲꦠꦺꦂ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂ꧊====
;Ater ater Hanuswara ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦲꦤꦸꦱ꧀ꦮꦫ꧊:
*m [m+bathik=mbathik]
*n [n+tulis=nulis]
*ng [ng+kethok=ngethok]
*ny [ny+cuwil=nyuwil]
;Ater ater Tripurasa ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦠꦿꦶꦥꦸꦫꦰ꧊:
*dak [dak+pangan=dakpangak]ko [ko+jupuk=kojupuk]
*di [di+goreng=digoreng]
;Ater ater liya ꧊ꦲꦠꦼꦂꦲꦠꦼꦂꦭꦶꦪ꧊:
*a [a+lungguh=alungguh]
*ma [ma+lumpat=malumpat]
Baris 278:
*kapi [kapi+temen=kapitemen]
 
====Seselan / ꦱꦺꦱꦺꦭꦤ꧀꧊ꦱꦼꦱꦼꦭꦤ꧀====
*um [..um..+guyu=gumuyu]
*in [..in..+carita=cinarita]
Baris 284:
*er [..er..+canthel=cranthel]
 
====Panambang / ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ꧊ꦥꦤꦩ꧀ꦧꦁ꧊====
*i [kandh+i=kandhani]
*ake [jupuk+ake=jupukake]
Baris 329:
*Kowe ora perlu meri karo adhimu. meri = ewa, iri
 
===Jejer(J)/ ꦗꦺꦗꦺꦂ꧊ꦗꦺꦗꦺꦂ꧊ Wasesa(W)/ ꦮꦱꦺꦱ꧊ꦮꦱꦺꦰ꧊ Lisan(L)/ ꦭꦶꦱꦤ꧀꧊ꦭꦶꦱꦤ꧀ ===
Dalam bahasa indonesia kita mengenal adanya struktur atau susun kalimat, seperti subjek, predikat dan objek. Dalam bahasa jawa pun juga memiliki hal yang sama akan tetatpi bernama lain,
 
*Jejer / ꦗꦺꦗꦺꦂ꧊ꦗꦺꦗꦺꦂ꧊ = subjek
*Wasesa / ꦮꦱꦺꦱ꧊ꦮꦱꦺꦰ꧊ = predikat
*Lisan / ꦭꦶꦱꦤ꧀꧊ꦭꦶꦱꦤ꧀ = objek
 
seperti halnya dalam bahasa indonesia, jejer dikenai pekerjaan dengan pola sama seperti bahasa Indonesia tidak seperti english yang dibolak balik.
Baris 350:
Untuk bagian kalimat seperti keteran (katrangan) sama saja seperti bahasa Indonesia.
 
===Ukara / ꦈꦏꦫ꧊ꦲꦸꦏꦫ꧊===
Silah silahing ukara (Jenis-jenis Kalimat dlm Bhs. Jawa)
#Ukara Kandha / ꦈꦏꦫ​ꦏꦤ꧀ꦝꦲꦸꦏꦫ​ꦏꦟ꧀ꦝ (Kalimat Langsung). Tuladha : Ibu ngendika 'Kowe kudu sekolah' / ꦲꦶꦧꦸꦔꦼꦤ꧀ꦢꦶꦏ꧌ꦏꦺꦴꦮꦺꦏꦸꦢꦸꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃ꧍
# Ukara Crita / ꦈꦏꦫ​ꦕꦿꦶꦠꦲꦸꦏꦫ​ꦕꦿꦶꦡ (Kalimat Cerita). Tuladha : Ngendikane Ibu yen sregep sekolah mesthi pinter / ꦔꦼꦤ꧀ꦢꦶꦏꦤꦺꦲꦶꦧꦸꦪꦺꦤ꧀ꦰꦽꦒꦼꦥ꧀ꦰꦼꦏꦺꦴꦭꦃꦩꦼꦰ꧀ꦛꦶꦥꦶꦤ꧀ꦠꦼꦂ.
#Ukara Tanduk / ꦈꦏꦫ​ꦠꦤ꧀ꦢꦸꦏ꧀ꦲꦸꦏꦫ​ꦠꦤ꧀ꦢꦸꦏ꧀ (Kalimat Aktif). Tuladha : Bapak tindak kantor / ꦧꦥꦏ꧀ꦠꦶꦤ꧀ꦢꦏ꧀ꦏꦤ꧀ꦠꦺꦴꦂ
#Ukara Tanggap / ꦈꦏꦫ​ꦠꦁꦒꦥ꧀ꦲꦸꦏꦫ​ꦠꦔ꧀ꦒꦥ꧀ (Kalimat Pasif). Tuladha : Sepedane dicet abang / ꦱꦼꦥꦺꦢꦤꦺꦢꦶꦕꦺꦠ꧀ꦲꦧꦁ
#Ukara Pakon / ꦈꦏꦫ​ꦥꦏꦺꦴꦤ꧀ꦲꦸꦏꦫ​ꦥꦏꦺꦴꦤ꧀ (Kalimat Perintah). Tuladha : Jupukna sepedaku neng omahe Paklik / ꦗꦸꦥꦸꦏ꧀ꦤꦱꦼꦥꦺꦢꦏꦸꦤꦶꦁꦲꦺꦴꦩꦃꦲꦺꦥꦏ꧀ꦭꦶꦏ꧀
#Ukara Panjaluk / ꦈꦏꦫ​ꦥꦚ꧀ꦗꦭꦸꦏ꧀ꦲꦸꦏꦫ​ꦥꦚ꧀ꦗꦭꦸꦏ꧀ (kalimat Permohonan). Tuladha : Tulung njupukna buku kuwi / ꦠꦸꦭꦸꦁꦗꦸꦥꦸꦏ꧀ꦤꦧꦸꦏꦸꦏꦸꦮꦶ
 
===Peribahasa Jawa ꧊ꦥꦿꦶꦧꦱꦗꦮ꧊===
Peribahasa Jawa merupakan suatu bentuk kearifan lokal budaya Jawa yang filosofis. Di dalam peribahasa, terdapat makna mendalam dari sebuah kalimat atau frasa, tidak sekadar dapat dipahami secara harfiah.
 
Baris 384:
*ora mambu enthong irus= tidak kelihatan kalau bersaudara.
 
===Purwakanthi ꧊ꦥꦸꦂꦮꦏꦟ꧀ꦛꦶ꧊ (syair - pantun - kata bersajak) ===
Purwakanthi merupakan alunan bunyi yang sama pada beberapa kata dalam sastra Jawa dan Sunda. Terdapat dua macam purwakanthi yaitu purwakanthi swara dan purwakanthi sastra. Purwakanthi swara adalah persamaan bunyi, sementara purwakanthi sastra adalah persamaan huruf.
 
Pitutur dan ungkapan-ungkapan Jawa umumnya disampaikan secara ringkas, dengan padanan kata bersanjak yang pas sehingga terkesan indah sekaligus mudah diingat.
 
====Purwakanthi guru swara ꧊ꦥꦸꦂꦮꦏꦟ꧀ꦛꦶꦒꦸꦫꦸꦱ꧀ꦮꦫ꧊====
*Ana awan, ana pangan
*Ngalah nanging oleh
Baris 406:
*Yen krasa enak, aja njur lali anak, lali bojo, lali kanca
 
====Purwakanthi guru sastra ꧊ꦥꦸꦂꦮꦏꦟ꧀ꦛꦶꦒꦸꦫꦸꦱꦱ꧀ꦠꦿ꧊====
*Tata titi titig tatag, tanggung tertib
*Aja dhemen memada, dhateng saphadhaning dumadi
Baris 418:
*Kala kula kelas kalih, kula kilak kalo kalih kuli-kuli kula, kalo kula kéli, kali kilén kula, kalo kula kampul-kampul, kula kelap kelip kala-kala keling-keling
 
===Tembang ꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦁ꧊, Gending dan Karawitan ꧊ꦒꦼꦤ꧀ꦢꦶꦁꦭꦤ꧀ꦏꦫꦮꦶꦠꦤ꧀===
[[Berkas:Karawitan.jpg|300px|jmpl]]
[[Berkas:Sinden Bule Asal Amerika dan Jepang Hibur Warga Kendal.jpg|300px|jmpl|Dua sinden asing, Hiromikano dari Jepang dan Megan dari Amerika Serikat Hibur Warga Kendal.]]
Syair gending Jawa selalu terucap tembang-tembang yang di alunkan pesinden/seniwati maupun penggerong pada sebuah musik karawitan. Syair ini berbahasa Jawa dan bahasa Kawi yang unik dan mengandung pesan atau nasihat untuk hidup yang damai sejahtera di dunia ini. Syair-syair tiap gending berbeda-beda, mulai dair gending gedhe, ladrang, ketawang maupun tembang dolanan. Masing-masing mengandung makna dan tersendiri yang disampaikan penciptanya lewat syair tersebut.
 
====Tembang gedhe ꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦁꦒꦼꦝꦺ꧊====
Tembang gedhe jenisnya:
*Lebdajiwa
Baris 446:
*Candrakusuma
 
====Tembang tengahan ꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦁꦠꦼꦔꦃꦲꦤ꧀====
Tembang tengahan jenisnya :
*Balabak
Baris 459:
*Rarabentrok
 
====Tembang Macapat ꧊ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦁꦩꦕꦥꦠ꧀ ====
{{utama|Macapat}}
Tembang Macapat juga sering disebut sekar Macapat, sekar Alit, atau sekar Dhagelan. Karsana H. Saputra dalam bukunya yang berjudul Sekar Macapat menyebutkan, macapat adalah suatu bentuk puisi Jawa yang menggunakan bahasa Jawa baru, diikat oleh persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Jadi Sekar macapat atau tembang macapat dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sekar (tembang) yang menggunakan aturan guru wilangan dan guru lagu yang sudah ditentukan. Masing-masing jenis tembang macapat memiliki jumlah gatra yang berbeda-beda dan untuk membedakan jenis sekar macapat antara yang satu dengan lainnya dapat dilihat dari jumlah gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Baris 480:
Tembang macapat itu terdiri dari Guru Gatra, Guru wilangan, guru lagu, dan watak. Guru gatra adalah jumlah baris dalam tembang macapat. Guru wilangan adalah jumlah suku kata dalam tembang macapat. Guru lagu adalah jatuhnya suara diakhir baris tembang macapat.
 
===Serat ꧊ꦱꦼꦫꦠ꧀===
#Serat berisi tentang ajaran atau Piwulang dan pitutur kearah kebaikan dan kebajikan.
#Didalam serat berisi tuntunan agung yang dapat dijadikan seabagai pedoman dan suri tauladan bagi manusia.
Baris 493:
*Serat Nitisastra karya Raden Ngabehi Yasadipura II.
 
===Babad ꧊ꦧꦧꦢ꧀===
[[Berkas:Babad Giyanti1885-1.jpg|300px|jmpl|Babad Giyanti]]
#Babad berisi tentang sejarah lokal yang berhubungan dengan nama tempat, daerah, kerajaan maupun tokoh besar (historis)
Baris 512:
*Babad demak
 
===Suluk ꧊ꦱꦸꦭꦸꦏ꧀===
[[Berkas:Book tittle commemorating Wilhelmina's ascension-Semarang 1898.jpg|200px|jmpl|Pada tahun 1898, pengangkatan Ratu Wilhelmina di Belanda cukup menyita perhatian masyarakat. Sebuah buku bahkan dicetak di Semarang untuk memperingati kejadian tersebut. Dengan bahasa dan aksara Jawa, halaman depan buku tersebut berbunyi: "Sri Makutho, merayakan Keluarga Kerajaan kami dan Pengangkatan Ratu Nederland Wilhelmina"]]
#Suluk kental dengan ajaran agama islam.
Baris 526:
*Suluk Wujil
 
===Sastra Jawa ꧊ꦱꦱ꧀ꦠꦿꦗꦮ꧊===
{{utama|Sastra Jawa}}
Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi (Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuna.
Baris 537:
* [[Sastra Jawa Baru]]
* [[Sastra Jawa Modern]]
====Sastra Jawa Kuno ꧊ꦱꦱ꧀ꦠꦿꦗꦮꦏꦸꦤ꧊====
{{utama|Sastra Jawa Kuno}}
Sastra Jawa Kuno atau seringkali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan.
Baris 674:
|}
 
===== Bhinneka Tunggal Ika ꧊ꦨꦶꦟꦺꦏꦠꦸꦔ꧀ꦒꦭ꧀ꦲꦶꦏ꧊ =====
[[Berkas:National_emblem_of_Indonesia_Garuda_Pancasila.svg|thumb|Lambang Indonesia dengan motto ''Bhinneka Tunggal Ika'']]
Kutipan ini berasal dari [[pupuh]] 139, [[bait]] 5. Lengkapnya ialah: