Pengganti gula: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 5:
Berbagai negara di dunia mendayagunakan lembaga pengawas makanan dan kesehatan dalam meregulasi penggunaan bahan pengganti gula ke dalam makanan. Di Amerika Serikat, pengawasan dilakukan oleh [[FDA]], sedangkan di Indonesia pengawasan dilakukan [[BPOM]].
== Sejarah ==
Sebelum industrialisasi gula, manusia telah menggunakan berbagai macam bahan di alam untuk membuat bahan pemanis, terutama dari [[buah-buahan]] dan [[madu]]. Namun pemanis sintetik pertama diperkirakan adalah [[timbal (II) asetat]] yang dibuat pertama kali oleh bangsa Romawi. Ketika gula tidak didapatkan dan kehabisan madu, seseorang akan merebus jus [[anggur]] ke dalam panci besar yang terbuat dari [[timbal]] dalam waktu lama sehingga didapatkan bahan yang memiliki rasa yang sangat manis. Namun pemahaman mengenai [[keracunan timbal]] belum muncul ketika itu.<ref>[http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/wine/leadpoisoning.html Lead Poisoning and Rome<!-- Bot generated title -->]</ref>
==Alasan penggunaan==
Bahan pengganti gula digunakan dengan sejumlah alasan antara lain:
* Mengurangi berat badan karena bahan pengganti gula cenderung memiliki nilai kalori yang sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
* Kesehatan (penyakit [[diabetes]] dan [[hipoglikemia reaktif]]), karena bahan pengganti gula tidak meningkatkan kadar [[gula darah]].
* [[Kesehatan gigi]], karena pemanis berbasis gula cenderung merusak gigi. Namun sebaliknya, xylitol yang merupakan pemanis alami pengganti gula, mampu mencegah menempelnya bakteri pada permukaan gigi. Dan xylitol tidak dapat difermentasi oleh bakteri sehingga tidak menyebabkan penumpukan asam penyebab gigi berlubang dan plak.<ref>{{cite web |last=C |year=2010 |title= Unique Sweetener Supports Oral health|url= http://www.vrp.com/xylitol/xylitol-a-sweet-alternative-unique-sweetener-supports-oral-health |publisher=vrp.com}}</ref>
* Biaya, karena pemanis pengganti gula memiliki tingkat kemanisan hingga ratusan kali dibandingkan gula, sehingga penggunaannya dapat lebih sedikit untuk mendapatkan rasa manis yang setara dengan gula.<ref>Coultate, T. (2009). Food: The chemistry of its components. Cambridge, UK: The Royal Society of chemistry</ref>
== Pengganti gula dari bahan alami ==
|