Batara Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
|image =
|caption =
|reign =
|othertitles =[[
|full name =
|birth name =
Baris 11:
|native_lang1_name1=
|predecessor =
|successor = Sultan Mangkuto Alam
|suc-type =
|spouse 1 =
Baris 25:
|place of birth ={{negara|Pagaruyung}} [[Pagaruyung]]
|date of death =
|place of death =[[
|date of burial =
|place of burial =
|}}
'''Batara Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti''' adalah seorang
Batara Gurga memiliki dua orang istri yang kemudian menurunkan tiga orang putra dan seorang putri. Putrinya, Siti Ungu Selendang Bulan, adalah istri raja Aceh [[Sultan Iskandar Muda]]. Dia kelak menjadi ibu dari raja-raja di [[Kesultanan Asahan]], [[Kerajaan Pannai]], dan Kesultanan Bilah. Sedangkan keturunannya dari Sultan Mangkuto Alam, kelak menjadi pewaris raja di Kesultanan Kota Pinang.
Batara Gurga memiliki seorang saudara yang bernama Batara Payung Tuanku Raja Nan Sakti. Putranya, Baroar Nan Sakti, diangkat sebagai raja oleh masyarakat Mandailing Godang dengan gelar Sutan Diaru.<ref>Edi Nasution, Tulila: muzik bujukan Mandailing, Phoenix Printers, Penang: 2007</ref> Kelak keturunan Batara Payung Nan Sakti inilah yang membentuk fam/marga [[Nasution]] (''Nan sakti on'') di [[Kabupaten Mandailing Natal]].<ref>Mohd. Saleh Nasution, Si Baroar Asal Mula Marga Nasution, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976</ref>
Salah seorang keturunan dari Batara Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti, yaitu [[Anwar Nasution]], dianugerahi gelar sangsako adat ''Yang Dipertuan Tuanku Raja Pinayungan Nan Sati'' oleh pihak keturunan [[Raja Pagaruyung]] pada suatu prosesi adat di [[Istano Silinduang Bulan]], [[Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]] pada tahun 2006. Anwar Nasution yang pernah menjabat Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK), merupakan generasi ke-16 dari Batara Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti.
== Rujukan ==
|