Kutacane (kota): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rilies (bicara | kontrib)
Rilies (bicara | kontrib)
Baris 9:
 
== Asal Usul Nama Kutacane ==
[[BerkasFile:Kutacane I.jpg|left|thumb|kutacane di lihat dari udara]]
Kuta Cane di dirikan sekitar tahun 1904 oleh G.C.E Van Daalen, ada dua versi yang masuk akal awal mula dari kata Kuta Cane :
 
Baris 14 ⟶ 15:
 
2) versi ke dua adalah kuta Cane di ambil dari kata bahasa Inggris yang mana dalam bahasa Inggris cane adalah Rotan atau tempat pemukulan.pada versi ke dua di mana sejak dahulu daerah kuta Cane dan sekitarnya adalah penghasil Rotan yang berkualitas, dan juga yang membuat versi itu semakin kuat adalah sejak kota ini didirikan dan di dorong dengan daerah yang terpencil Pemerintahan Hindia-Belanda membuat Kuta Cane sebagai tempat tahanan atau semacam penjara bagi pemberontak dan lawan politik yang tidak menyukai Belanda tetap bercokol di daerah Aceh, dan kebanyakan dari mereka banyak yang di siksa oleh tentara [[Belanda]].Kenapa kurang percaya dengan versi nomor 1 di karenakan kuta Cane dari dulu sampai sekrang tidak di kenal sabagai penghasil tebu, dan tebu di kutacane tergolong sedikit di antara daerah-daerah lainnya di [[Aceh Tenggara]], maka versi itu kurang di percaya dengan versi nomor sa, kuta cane kini telah beridiri setengah abad lebih dan kini kutacane bukan lagi tempat penjara bagi pemberontak dan lawan politik melainkan sebagai kota yang mulai bergerak menuju kamjuan, etnis yang mendiami kuta Cane juga mualia majemuk tidak saja milik suku Alas kini Kuta cane di diami oleh Suku gayo, Aceh, Minang Kabau, karo, mandailing, Batak, singkil, Nias dan baru-baru ini mulai berdatangan etnis baru yakni suku jawa dan sunda.
 
== Kutacane Semasa Perang Kemerdekaan ==
[[Berkas:Kutacane pemamanan.jpg|thumb|Tradisi Pemamanan dalam adat Alas]]
pada tahun 1947 perang kemerdekaan berkecambuk di seluruh wilayah [[Indonesia]], tak terkecuali di kutacane, Kota ini dibombardir oleh dua pesawat pemburu [[Belanda]], kota kecil ini menjadi sasaran perang [[Belanda]] di karenakan Kutacane telah menjadi markas pertahanan Let.Kol. Djamin Gintings, Komandan Resimen IV TNI pindahan dari tanah Karo. pemindahan ini dikarenakan sesuai kesepakatan Renville. Tanah Karo dianggap sudah menjadi wilayah Belanda dan Negera Sumatra Timur (NST). Karena itu kedudukan Kutacane menjadi penting. Kini [[Suku Alas|Tanah Alas]] menjadi garis pertahanan [[Indonesia]] terdepan menghadapi [[Belanda]]. Kota kecil itu bertambah ramai, banyak tentera dan pengungsi dari [[Tanah Karo]] dan Dairi. Mereka sibuk mendirikan rumah-rumah darurat dan barak-barak pengungsi. Di pinggir sungai (Lawe) Alas dan Lawe Bulan yang mengapit Kutacane, penuh berjejer Barak pengungsi. Sampai-sampai di halaman rumah Raja Alas (Polonas), didirikan rumah-rumah bambu yang beratap rumbia.
 
Let.Kol. Djamin Gintings pernah membuat kejutan kepada [[Belanda]] di mana pasukannya yang bergerak dari [[Kutacane]] menuju Mardinding dan Lau Baleng yang merupakan daerah perbatasan langsung dari [[Aceh]] dengan [[Sumatera Utara]], serangan itu membuat Belanda kucar-kacir mempertahankan Mardinding dan Lau Balang. Hanya dengan keunggulan senjata, bantuan pasukan berlapis baja dari Kabanjahe dan logistik militer yang kuat, serta merelakan korban yang tidak sedikit, Belanda dapat bertahan. Begitu juga dipihak Resimen IV, banyak korban dan peristiwa tragis yang mereka lalui seperti pristiwa Bukit Kadir yang menewaskan perwira resimen Abd.Kadir yang gagah berani.
 
Dampak penyerbuan Mardinding dan Lau Balang (walaupun tidak berhasil direbut), menyebabkan semua pasukan Belanda harus mengkonsentrasikan diri pada benteng yang lebih permanen dan kuat menghadapi pasukan Djamin Gintings. Apalagi sesudah serangan frontal itu, Djamin Gintings mengobarkan perang grilya. Taktik hit and run (serang dan menghindar) selalu menimbulkan kerusakan yang tidak terduga di pihak Belanda. Demikianlah selama tujuh bulan (Januari s/d Agustus 1949), perang grilya berkecamuk menyebabkan Belanda terkooptasi di [[Tanah Karo]], dan terpaksa melupakan serangan ke Kutacane ([[Suku Alas|Tanah Alas]]), sampai penyerahan kedaulatan (1950).
 
Dalam Konperensi Meja Bundar (23 Agustus 1949), Provinsi Aceh secara utuh dapat didaftarkan sebagai ”daerah modal” Republik Indonesia di luar pulau Jawa dalam status RI sebagai salah satu negara bagian dari RIS. Djamin Gintings telah berhasil menyelamatkan daerah modal itu, yang berarti menyelamatkan martabat Republik Indonesia terutama di mata dunia internasional. Djamin Gintings bukan sembarang pahlawan kemerdekaan.
== Kota Kembar ==
1.{{Flag icon|Indonesia}} [[Blangkejeren, Gayo Lues|BlangKejereun]], [[Indonesia]]
Baris 20 ⟶ 31:
 
3.{{Flag icon|Indonesia}} [[Kabanjahe, Karo|kabanjahe]], [[Indonesia]]
 
== Galeri Foto ==
[[Berkas:Kutacane I.jpg|left|thumb|kutacane di lihat dari udara]]
[[Berkas:Kutacane II.jpg|centre|thumb|Masjdi Agung At-taqwa]]
{{indo-geo-stub}}