Musibah ini telah menyebabkan munculnya permasalahan sosial dan ekonomi yang besar di London. Evakuasi [[pengungsi]] ke tempat lain di luar London dianjurkan oleh Raja Charles II yang khawatir akan adanya pemberontakan oleh para penduduk yang terlantar pasca kebakaran. Meskipun banyak pengajuan rencana soal tata kota yang baru, London akhirnya dibangun kembali dengan tata kota yang persis dengan tata kota sebelum terjadinya kebakaran.<ref>Reddaway, 27.</ref> Kebakaran ini terjadi pada akhir [[Wabah Besar London]] dan dianggap telah mengakhiri wabah dengan membunuh tikus pembawa penyakit tersebut. Anggapan ini diragukan karena kebakaran terjadi pada wilayah niaga dan kawasan perumahan dan tidak menjalar hingga ke kawasan kumuh, tempat hidup tikus pembawa penyakit.
INDONESIAN SECURITY TESTER
== London pada tahun 1660-an ==
<h5><b><br>./MR.F4WK3S WAS HERE !</br></b>
[[Berkas:Great fire of london map.png|right|thumb|350px|[[London]] pada tahun 1666. Wilayah kebakaran ditunjukkan dengan warna merah muda.]]
Pada tahun 1660-an, London merupakan kota terbesar di [[Inggris]]. Diperkirakan sekitar setengah juta penduduk menetap di London. Jumlah ini setara dengan gabungan jumlah penduduk dari 50 kota-kota lainnya di Inggris.<ref>Morgan, 293–4.</ref> Seorang [[penulis]] Inggris bernama [[John Evelyn]] membandingkan London dengan [[Paris]], menyebutnya sebagai kota yang "penuh kayu, tidak meniru dan sesak". Evelyn juga mengingatkan akan adanya bahaya kebakaran di London yang akan ditimbulkan oleh kayu dan kesesakan tersebut.<ref>[[John Evelyn]] pada tahun 1659, mengutip di Tinniswood, 3. Bagian "London pada tahun 1660-an" bersumber dari Tinniswood, 1–11</ref> Kata "tidak meniru [Paris]" yang dimaksud Evelyn bermakna bahwa London merupakan kota yang tidak terencana dan seadanya, hasil dari pertumbuhan organik dan ledakan [[perkotaan]] yang tidak teratur. Menjadi [[Britania Romawi|permukiman Romawi]] selama empat abad, London telah tumbuh menjadi kota yang penuh sesak. Hal ini mendorong terbentuknya [[Kawasan kumuh|permukiman kumuh]] di daerah pinggiran seperti [[Shoreditch]], [[Holborn]], dan [[Southwark]].<ref>Porter, 80.</ref>
Pada abad ke-17, wilayah kota dibatasi oleh [[Tembok London|tembok kota]] dan [[Sungai Thames]], yang meliputi wilayah sekitar 700 hektare (2,8 km2; 1,1 sq mi),<ref>330 hektare adalah ukuran area dalam dinding Romawi menuru standar referensi (lihat, Sheppard, 37), meskipun Tinniswood menyatakan ukuran tempat itu sebagai satu mil persegi (667 hektare).</ref> dan menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 80.000 jiwa, atau seperenam dari keseluruhan penduduk London pada waktu itu. Wilayah ini dikelilingi oleh kawasan subperkotaan pinggiran yang merupakan tempat tinggal bagi sebagian besar penduduk London. Wilayah ini kemudian menjadi jantung komersial kota dan merupakan pasar terbesar serta pelabuhan tersibuk di Inggris yang didominasi oleh kelas perdagangan dan manufaktur.<ref>Hanson (2001), 80.</ref> Para [[aristokrat]] tinggal jauh dari kota dan memilih untuk hidup nyaman di wilayah pedesaan di luar permukiman kumuh atau di distrik Westminster, tempat kediaman [[Charles II dari Inggris|Raja Charless II]]. Sedangkan orang-orang kaya lebih suka tinggal di tempat yang jauh dari lalu lintas yang sesak, pencemaran, tidak sehat, terutama setelah bencana [[Wabah Besar London|Wabah Besar]] yang melanda London pada tahun 1665.<ref>Hanson (2001), 85.</ref>
Hubungan antara London dengan [[Kerajaan Britania Raya|kerajaan]] sangat tegang. Saat berlangsungnya [[Perang Saudara Inggris|Perang Sipil]] pada tahun 1642-1651, London menjadi kubu bagi para [[Republikanisme]] dan menjadi ancaman bagi [[Charles II dari Inggris|Raja Charless II]], seperti yang telah ditunjukkan oleh beberapa pemberontakan para Republikan di London pada awal 1660-an. Para hakim kota London adalah generasi yang telah berjuang dalam Perang Sipil dan bisa mengingat bagaimana kekuasaan [[monarki mutlak]] [[Charles I dari Inggris|Raja Charles I]] telah menyebabkan trauma nasional di Inggris.<ref>Lihat Hanson (2001), 85–88, untuk pemberontakan Republikan di London.</ref> Mereka bertekad untuk menggagalkan setiap kecenderungan akan pemerintahan serupa yang dilakukan oleh putranya, Charles II. Oleh sebab itu, saat Kebakaran Besar mengancam kota, mereka enggan untuk meminta bantuan pasukan dan sumber daya lainnya kepada Raja Charles II. Dalam keadaan yang sedarurat itu, gagasan untuk tidak mengerahkan pasukan kerajaan ke kota adalah murni kepentingan politik. Saat Charles II mengambil alih perintah dari Wali Kota London untuk pemadaman api, kebakaran itu sudah di luar kendali.
{{Panorama
|image = Image:Panorama of London by Claes Van Visscher, 1616 no angels.jpg
|fullwidth = 2555
|fullheight = 290
|caption = Panorama kota London pada tahun 1616 oleh Claes Visscher. Perumahan sesak di sekitar [[Jembatan London]] (kanan) adalah "jebakan kematian" yang paling berbahaya dalam kasus kebakaran, meskipun banyak yang musnah dalam peristiwa kebakaran pada awal tahun 1632.
|height = 240
}}
== Bahaya kebakaran di kota ==
|