Boediono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
|office2 = Gubernur Bank Indonesia
|order2 = 13
|term_start2 = [[1722 Mei]] [[2008]]
|term_end2 = [[16 Mei]] [[2009]]
|president2 = [[Susilo Bambang Yudhoyono]]
Baris 25:
|president3 = [[Susilo Bambang Yudhoyono]]
|term_start3 = [[5 Desember]] [[2005]]
|term_end3 = [[1622 Mei]] [[2008]] <ref>http://nasional.kompas.com/read/2008/05/19/1758553/boediono.bantu.sby.hingga.22.mei</ref>
|predecessor3 = [[Aburizal Bakrie]]
|successor3 = [[Sri Mulyani Indrawati]] (Plt.)
Baris 84:
Ketika [[Susilo Bambang Yudhoyono]] terpilih sebagai presiden, banyak orang yang mengira bahwa Boediono akan dipertahankan dalam jabatannya, namun posisinya ternyata ditempati [[Jusuf Anwar]]. Menurut laporan, Boediono sebenarnya telah diminta oleh Presiden Yudhoyono untuk bertahan, namun ia memilih untuk beristirahat dan kembali mengajar. Saat Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] melakukan perombakan (''reshuffle'') [[Kabinet Indonesia Bersatu|kabinet]] pada [[5 Desember]] [[2005]], Boediono diangkat menggantikan [[Aburizal Bakrie]] menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Indikasi Boediono akan menggantikan Aburizal Bakrie direspon sangat positif oleh pasar sejak hari sebelumnya dengan menguatnya [[IHSG]] serta mata uang [[rupiah]]. Kurs rupiah menguat hingga dibawah Rp 10.000 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ juga ditutup menguat hingga 23,046 poin (naik sekitar 2 persen) dan berada di posisi 1.119,417, berhasil menembus level 1.100.<ref>http://www.detikfinance.com/read/2005/12/02/164503/491163/6/arsip.html</ref> Ini karena Boediono dinilai mampu mengelola makro-ekonomi yang kala itu belum didukung pemulihan sektor riil dan moneter.
 
Pada tanggal [[9 April]] [[2008]], [[DPR]] mengesahkan Boediono sebagai [[Gubernur Bank Indonesia|Gubernur]] [[Bank Indonesia]], menggantikan [[Burhanuddin Abdullah]]. Ia merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan pengangkatannya didukung oleh [[Burhanuddin Abdullah]], Menkeu [[Sri Mulyani]], Kamar Dagang Industri atau [[Kadin]], serta seluruh anggota [[DPR]] kecuali fraksi [[PDIP]].<ref>http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=2068&Itemid=59</ref>
 
Ketika namanya diumumkan sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada bulan Mei 2009, banyak pihak yang tidak bisa menerima dengan berbagai alasan, seperti tidak adanya pengalaman politik, pendekatan ekonominya yang liberal, serta bahwa ia juga orang [[suku Jawa|Jawa]] (SBY juga orang Jawa). Namun, ia dipilih oleh SBY karena ia sangat bebas kepentingan dan konsisten dalam melakukan reformasi di bidang keuangan. Pasangan ini didukung Partai Demokrat dan 23 partai lainnya, termasuk [[PKB]], [[PPP]], [[PKS]], dan [[PAN]]. Pada [[Pemilihan Umum 8 Juli 2009]], pasangan SBY-Boediono menang atas dua pesaingnya, [[Megawati]]—[[Prabowo Subianto|Prabowo]] dan [[Jusuf Kalla|Kalla]]—[[Wiranto]].