Dorokandang, Lasem, Rembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 37:
== Tokoh ==
[[Berkas:Kongco-pribumi-R-Panji-Margono.-Foto.Chris -230x300.jpg|jmpl|100px|ka|Rupang dari Raden Panji Margono.]]
# Di desa ini terdapat makam salah satu [[Pahlawan
# Ki Mursada, beliau adalah abdi setia dari [[Panji Margono|RP.Margono]], bersama dengan Ki Galiyo. Beliau dimakamkan di bawah pohon [[trenggulun]] dekat makam RP.Margono, sementara Ki Galiyo (Mbah Sedandang) dimakamkan di utara Jalan Raya [[Rembang]]-[[Lasem]] dengan nama Makam Sedandang. (Abad ke-18)
# Raden Panji Witono, adalah putra bungsu dari Raden [[Panji Margono]]. Beliau sejak kecil dikucilkan oleh masyarakat karena dianggap anak brandal (istilah dari VOC bagi pemberontak yang menentang VOC). Beliau membunuh mandor kerja rodi di jalan Rembang-Lasem dan melarikan diri ke [[Kaliwungu, Kendal|Kaliwungu]] sampai wafat dan dimakamkan di sana. (Abad ke-18)
# Raden Panji Kamzah, adalah keturunan Raden [[Panji Margono]]. Beliau yang menulis naskah Carita Lasem sebagai kisah pembuka pada Kitab Sabda Badra Santi karangan Mpu [[Santibadra]] Tumenggung Wilwatikta, yang masih terhitung sebagai sesepuhnya. Beliau dimakamkan di pemakaman dukuh Sambong. (Abad ke-19)
▲Selain Raden [[Panji Margono]], tokoh besar yang berasal dari Dorokandang adalah [[Panglima]] Tionghoa Singseh ([[Tan Sin Ko]]) yang merupakan salah satu pahlawan nasional (sedang diajukan) yang bersama kaum [[pribumi]] berjuang melawan [[VOC]]. Makamnya terletak di Bong Singseh, Dukuh [[Narukan, Dorokandang, Lasem, Rembang|Narukan]].
# Jaswadi, beliau adalah seorang [[kamituwo]] (Kadus I) yang dahulu rumahnya berada di belakang kantor Dinas P & K Lasem, dukuh Persilan. Almarhum Jaswadi merupakan sosok yang menjunjung tinggi [[adat]] Jawa. (Abad ke-21)
# Sukarman, beliau adalah seorang mantan [[kepala desa]] Dorokandang. Pada masa pemerintahannya, kantor kepala desa Dorokandang dipindahkan dari dukuh Persilan (di rumahnya) menuju ke dukuh Sambong sampai sekarang ini. Masa tua beliau sangatlah tidak seperti pemimpin besar, beliau wafat dalam keadaan [[ekonomi]] yang serba pas-pasan (wong cilik). (Abad ke-21)
# Hadi Pawiro, atau Mbah Abas, beliau adalah seorang [[veteran]] pada zaman penjajahan [[Jepang]]. Almarhum Hadi tinggal di dukuh Persilan dan menghabiskan masa tua sampai wafatnya sebagai seorang pe[[ladang]] dan pembuat [[sapu kelud]]. (Abad ke-21)
# Mbah Karban, beliau adalah seorang tokoh [[Islam Jawa]] yang menjunjung tinggi ilmu luhur Jawa. Almarhum dahulu tinggal di dukuh Sambong dan masih saudara tiri dengan Mbah Hadi Abas Pawiro. (Abad ke-21)
# Sentot Ali Muksin, adalah seorang [[seniman]] [[karawitan]], [[ketoprak]] dan seni beladiri. Beliau berasal dari [[Jepara]] dan menikah dengan warga Dorokandang. Tempat tinggalnya di dukuh Persilan. Masa tua beliau sangat memprihatinkan, banyak diisi dengan kegiatan memancing, serta merawat burung kicauan. (Abad ke-21)
# Mbah Kardi, adalah seorang seniman Jaran Kepang ([[Kuda Lumping]]) dan [[Barongan]] sekaligus kepala paguyupan seni kuda lumping Songgo Buwono di dukuh Narukan. Walaupun beliau berasal dari Desa [[Jeruk, Pancur, Rembang|Jeruk Pancur]], namun beliau berjasa melestarikan [[seni]] Kuda Lumping dan mengharumkan nama Desa Dorokandang.
# Ali Ghofar, adalah seorang politikus ([[DPRD]] [[Rembang]]) dari [[Partai Keadilan Sejahtera]] yang telah membangun yayasan pendidikan Mutiara Hati, yang membangun Playgroup dan SDI Mutiara Hati.
# Mbah Wagiran, seorang [[tabib]] dan ahli ilmu [[kejawen]] yang banyak membantu masyarakat sekitar. Beliau tinggal di dukuh Narukan
# Ki Rustamaji, seorang [[dalang]] [[wayang kulit]] yang mempunyai [[sanggar]] di rumahnya sendiri, tepatnya di dukuh Karanganyar, Dorokandang.
# Hilmi, seorang [[tokoh]] muda yang membangun Padepokan Seni Beladiri Pencak Silat Jibril (Jiwa Bersih Ridlo Illahi) sebagai satu-satunya [[pencak silat]] yang asli berasal dari [[Lasem]].
== Demografi ==
|