Perang Britania Raya-Zanzibar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22:
'''Perang Inggris-Zanzibar''' terjadi antara [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] dan [[Kesultanan Zanzibar]] pada tanggal 27 Agustus 1896. Konflik ini berlangsung selama 38 menit<ref group=nb name="duration"/> dan merupakan perang tersingkat sepanjang sejarah.<ref>{{citation|title= Guinness World Records 2008 |year=2007 |publisher= [[Guinness World Records]] |location= London |isbn= 978-1-904994-19-0 |page=118|author= Editor-in-chief, Craig Glenday}}.</ref> Penyebab perang adalah wafatnya [[Sultan]] [[Hamad bin Thuwaini of Zanzibar|Hamad bin Thuwaini]] yang pro-Britania pada tanggal 25 Agustus 1896 dan kenaikan [[Khalid bin Barghash dari Zanzibar|Sultan Khalid bin Barghash]]. Britania lebih suka [[Hamud bin Muhammed dari Zanzibar|Hamud bin Muhammed]] menjadi sultan, karena lebih berpihak pada kepentingan Britania Raya. Sesuai perjanjian yang ditandatangani tahun 1886, syarat [[naik tahta]] sultan adalah harus mendapatkan izin dari [[konsul (perwakilan)|konsul]] Britania, dan Khalid tidak memenuhi persyaratan ini. Britania menganggap hal ini sebagai ''[[casus belli]]'' dan mengirimkan [[ultimatum]] ke Khalid agar pasukannya menyerah dan meninggalkan istana. Sebagai balasannya, Khalid mengumpulkan para penjaga istana dan mengurung diri di dalam istana.
Ultimatum tersebut berakhir pukul 09.00 [[Waktu Afrika Timur]] (EAT) tanggal 27 Agustus, yang pada saat itu Britania sudah menyiapkan tiga [[kapal jelajah]], dua [[kapal senjata]], 150 [[Marinir Kerajaan|marinir]] dan pelaut, dan 900 tentara Zanzibar di pelabuhan. Kontingen AL Kerajaan dipimpin oleh [[Laksamana Muda]] [[Harry Rawson]], sementara tentara Zanzibar dipimpin oleh [[Brigadir Jenderal]] [[Lloyd Mathews]] dari Angkatan Darat Zanzibar. Sekitar 2.800 penduduk Zanzibar melindungi istana
Pasukan sultan kehilangan 500 personilnya, sementara hanya satu pelaut Britania yang terluka. Sultan Khalid mendapatkan perlindungan di konsulat Jerman sebelum kabur ke [[Afrika Timur Jerman]] (di daratan [[Tanzania]]). Britania segera memasang Sultan Hamud di tampuk kekuasaan sebagai kepala [[pemerintahan boneka]]. Perang ini menandai akhir dari [[Kesultanan Zanzibar]] sebagai [[negara berdaulat]] dan mengawali masa-masa yang sangat dipengaruhi Britania Raya.
|