Alice in Chains: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rio Takahiro (bicara | kontrib)
k sejarah perjalanan band Alice in Chains
Rio Takahiro (bicara | kontrib)
k memperbaiki sedikit sejarah perjalanan band alice in chains
Baris 23:
Kelompok ini kemudian mengubah namanya menjadi Alice In Chains, berasal dari salah satu bekas band Staley yang bernama ''Alice N' Chainz''. Setelah menandatangani kontrak dengan [[Columbia Records]] pada 1989 dan merilis LP pertama mereka, Facelift, tahun berikutnya. Album ini benar-benar berat dan gelap, dibangun di atas riff-riff Cantrell yang mengena serta erangan vokal Staley. Singel-singel awal mereka, "We Die Young" dan "Man in the Box", menjadi penanda keberadaan band ini, namun belum menggambarkan karakter band secara keseluruhan. Kebanyakan nomor dalam album ini menonjolkan riff-riff murung ala [[Black Sabbath]] dan taburan gaya bersolo era '70-an. Akibat penggambaran yang kurang pas, dan juga karena band ini berasal dari Seattle, Alice in Chains digolongkan sebagai band metal bercampur grunge (padahal rekaman mereka justru lebih populer di stasiun-stasiun radio metal).
 
Album berikutnya, Dirt (1992), menjadi album yang menentukan bagi Alice in Chains. Cantrell menyajikan penuh segala ciri permainan gitar hard rock, dari "Would?" yang bak mimpi buruk hingga "Rooster" yang dipenuhi riff berat. Pelapisan bebunyiannya begitu padat, sangat berbeda dari band-band lain masimasa itu. Bisa jadi Alice in Chains adalah satu-satunya band di Amerika yang menjual hard rock murni untuk kepentingan hard rock itu sendiri pada awal 1990-an.
 
Selepas kejayaan Dirt, band ini terjegal problem kecanduan obat yang diidap Staley. Hal ini memaksa Alice in Chains membatalkan pementasan dalam beberapa acara besar dan sejumla tur. Meskipun demikian, pada 1994 band ini berhasil menelurkan album [[Jar of Flies]]. Karya-karya dalam album ini merupakan hasil penjelajahan elemen-elemen bebunyian yang terberat hingga teringan. Menampilkan permainan tangkas Cantrell pada gitar elektrik dan akustik, luasnya gaya musik album ini menyerupai era "[[Physical Graffiti]]" [[Led Zeppelin]], faktor yang membantu Alice in Chains mendapatkan lebih banyak penggemar
 
Band ini kembali menyapa para penggemar pada 1995 lewat album Alice in Chains, album rekaman studio penuh yang ketiga sekaligus yang terakhir. Album ini amat gelap dan nyeri, bahkan menurut standar Alice in Chains sendiri. Album ini dijejali permainan Cantrell yang muram, seperti dalam "Grind" dan "Sludge Factory". meskipun kualitas produksinya bagus dan ragam musiknya luas, hanya ada secercah titik terang di sela-sela kemuraman ini.
 
Kekosongan berkepanjangan melanda Alice in Chains seiring dengan usaha Staley memperbaiki diri. Kecanduan-nya akan obat-obatan menjadi sumber masalah yang nyata, bukan skedar spekulasi. Untuk sesaat, Alice in Chains kembali tampil bersama untuk salah satu episode MTV, Unplugged (dibantu gitari tambahan Scott Olson), yang direkam di Brooklyn Academy of Music pada 1996 dan merupakan salah satu episode MTV unplugged yang sukses besar. Setelah itu Alice in Chains menghilang (namun tidak pernah resmi bubar). Sementara personel lain menunggu Staley sembuh membuka kesempatan bagi Alice in Chains untuk bersatu kembali, sayangnya hal ini tidak pernah terjadi.