Simbur Cahaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: mengosongkan halaman [ * ]
Baris 331:
 
=== Bab III (Aturan dusun dan berladang) ===
Pasal 1
Di dalam satu-satu dusun ditetapkan satu pengandang yang merinta dusun dan dibawah pengandang ditetapkan penggawal dusun berapa secukupnya atas besarnya dusun.
 
Pasal 2
Didalam satu-satu dusun pengandang ditetapkan satu chatib yang tiada boleh kuasa hakim.
 
Pasal 3
Kepala Dusun dan penggawainya hendak pakai kopiah penjalin.
 
Pasal 4
Tiada boleh pengandang angkat atau berentikan penggawanya. Jika akan diganti sebab mati atau lain-lain halnya hendaklah pengandang ,membawa bakal gantinya pada pasirah supaya diterangkan pada yang kuasa.
 
Pasal 5
Tiap-tiap dusun diatur kemit dusun dari 2 sampai 8 orang atas kepatutan pasirah dan proatin, dan itu kemit dusun, satu hari satu malam bergilir dan pekerjaannya kemit dusun siang dan malam jaga di dusun, tunggu gardu atau balai dan berkeliling jaga api dan pencuri serta meriksa surat pas orang pertandang yang sampai, dan pelihara laman dan panggakalan dan gardu dan balai.
 
Pasal 6
Dan jika ada orang asing sampai di dalam dusun tiada mengunjuk surat pas hendak kemit dusun pegang dan serah kepada proatin supaya diantarkan pada pasirahnya.
 
Pasal 7
Siapa-siapa yang tiada turun waktu sampai gilirannya kemit dusun “ putus kemit “ namanya, kena denda satu ringgit serta kena bayar upah pada orang yang ganti kemit.
 
Pasal 8
Jika orang punya rumah ditunuh orang jahat atau pencuri masuk dusun tiada dengan ketahuan kemit dusun, itu kemnit dipanjing dari 1 sampai 3 bulan pada yang kuasa.
 
Pasal 9
Jika orang dagang aatau orang lain singgah di dusun atau diladang dengan maksud akan bermalam hendak kemit dusun atau orang yang punya lading periksa surat pas nya serta unjuk pada kepala dusun. Dan tiada boleh numpang orang asing jika tiada dengan izin kepala dusun. Dan siapa yang numpangkan orang asing tanggung segala perbuatan dan hal nya orang itu. Dan siapa yang numpangkan orang asing tiada dengan izin proatin kena denda dari 1 sampai 4 ringgit.
 
Pasal 10
Orang pedusunan ialah boleh berjual atau membeli orang punya kerja “ Sandang Gawe “ namanya.
 
Pasal 11
Segala mata pajak hendak berumah di dusun dan tiada boleh lebih dari dua prungun di dalam satu rumah.
Dan Proatin hendaknya mengatur rumah serta baris dan ombangkan bagaimana patut dan tiada boleh orang berkebun di dalam dusun tetapi boleh ditiap-tiap orang tandur niur di hadapan rumahnya. Dan jika orang yang tiada turut bertegak rumah di dusun hendak pasirah proatin membawa itu orang pada yang kuasa.
 
Pasal 12
Dan tiap-tiap dusun hendak orang banyak bertegak balai dan gardu dan paseban dan masjid atau langgar.
 
Pasal 13
Jika orang punya rumah terbakar sebab kurang jaga tetapi tiada ada lain orang punya rumah milu celaka maka orang yang punya rumah terbakar kena denda 6 R.
 
Pasal 14
Jika orang punya rumah di dalam dusun terbakar sebab kurang jaga lantas dusun dusun mutung maka orang itu kena tepung dusun: Kerbau, Satu Beras, 100 gram Gula, 1 guci Bekasam, 1 guci Itulah jadi sedekah kepada orang banyak.
 
Pasal 15
Tiap-tiap tahun hendak proatin membagi tanah akan berladang pada peranakannya dan ia hendak periksa supaya segala peranakan membuat serta pelihara lading.
 
Pasal 16
Hendak pasirah proatin jaga supaya jangan peranakannya pungut kapas sebelumnya sampai masak.
 
Pasal 17
Pasirah proatin hendak jaga supaya-supaya peranakannya jangan ambil uang fajar pada orang-orang dagang atas tanduran yang belum masuk di dalam rumah atau balai. Kepada yang kuasa atau pasirah proatin mesti dikasih tahu jika orang dagang mau membeli orang punya padi atau kapas sebelumnya dipungut hendak pasirah proatin kasih tahu pada yang kuasa. Dan jika menjadi perkara sebab barang yang dibeli oleh orang dagang begitu rupa tiada timbul pada yang jual tiada boleh pasirah proatin periksa melainkan itu dawaan orang dagang ditolak.
 
Pasal 18
Orang yang berkebun kuasa atas tanah yang di darat kebunnya watas 40 junjang.
 
Pasal 19
Aturan “Tanah Nurung” tiada boleh dipakai lagi.
 
Pasal 20
Jika orang membakar lading atas orang lain punya tanduran seperti : Duren, Kelapa, Sirih atau lain-lain mutung sebab orang yang bakar ladang kurang jaga maka itu orang kena denda dari 6 ringgit sampai 12 ringgit dan kena ganti tanduran yang mutung dengan harga yang patut. Dan denda dibagi dua sebagi pulang pada yang punya tanduran dan sebagi pada pasirah proatin.
 
Pasal 21
Dan jika orang tunu ladang didekat orang punya kebun serta kekasnya sudah terbuat atas kepatutan orang yang punya kebun, maka itu kebun lantas hangus juga, tiada yang diganti oleh orang yang tunu ladang.
 
Pasal 22
Dari kerbau malam hendak dikandangi dan siang boleh dilepaskan dan jika hari malam kerbau masuk orang punya ladang lantas ditangkap oleh orang punya ladang itu maka orang yang punya kerbau kena tebus di dalam satu kerbau 5 rupiah. Dan jika orang punya ladang tiada dapat tangkap itu kerbau boleh ia bunuh tiada ada perkaranya dan satu pukang kerbau yang mati ia antar pada yang punya kerbau dan lain bagi orang ladang yang punya. Dan jika siang hari kerbau masuk orang punya ladang tiada boleh dibunuh melainkan hendak diusir. Dan jika yang punya ladang tikam, ia kena ganti harga kerbau.
 
Pasal 23
Jika orang lepaskan kerbau di dalam hutan, sampai nyawa tiada dicirenkan menjadi kerbau itu kerbau jalang, maka siapa nangkap atau bunuh kerbau jalang ialah yang punya.
 
Pasal 24
Jika orang hendak sedekah kerbau atau kambing yang jadi “niat” hendak dipotong didusun tiada boleh dipotong di ladang atau di talang. Tetapi jikalau itu kerbau atau kambing akan dibuat obat boleh dipotong diladang akan tetapi hendak lantas kasih tahu pada proatin. Dan jika orang potong kerbau atau kambing niat di ladang atau di talang, “maling sedekah” namanya kena denda jika kerbau 4 ringgit dan kambing 2 ringgit namanya.
 
Pasal 25
Jika 0rang bergade sawah atau kebun hendak diterangkan pada pasirah atau proatin begitu juga jika pasirah atau proatin berganti.
 
Pasal 26
Jika orang bergade kebun tiada dengan perjanjian tiada boleh ditebus sebelum buahnya terpungut oleh orang pegang kebon itu.
 
Pasal 27
Jika orang yang berladang di marga asing hendaklah minta izin pada pasirahnya dan ia membayar sewa bumi pada yang punya tanah di dalam satu bidang 1 rupiah, dan itu uang pula pada orang banyak. Dan yang melanggar ini adapt kena denda 6 R “ Maling Utan”.
 
Pasal 28
Jika orang yang numpang bertalang atau berkebun di tanah lain dusun atau marga hendak balik ke dusun sendiri, ia punya tanaman segala pulang pada yang punya tanah.
 
Pasal 29
Jika orang numpang bertemu gading atau culo yang sudah mati, melainkan dibagi tiga, dua bagi pulang pada yang bertemu dan satu lagi pada orang banyak yang punya tanah, tetapi jika orang menumpanng bunuh gajah atau badak, gading dan cula ia sendiri yang punya.
 
Pasal 30
Jika orang pedusunan bakal sialang di dalam watas ia punya duisun boleh ia nebas utan berkeliling batang sialang itu, maka itu batang sialang, ia yang punya, tetapi sebelumnya ia nebas itu hutan belum boleh ia mengaku itu batang sialang.
 
Pasal 31
Tidak boleh orang nubui sungai jika tiada terang kepada kepala dusun.
 
Pasal 32
Siapa-siapa orang berjudi atau sabung tiada dengan izin daripada yang kuasa di dalam batang hari kena hukuman raja.
 
=== Bab IV (Aturan Kaum) ===
==== Pasal 01 ====