Pesta dadung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- jaman + zaman) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
Namun paratetua/sesepuh desa tidak mengharapkan tradisi itu punah.
Sebab sudah berlangsung secara turun temurun dan menjadi salah satu ikon seni budaya Kabupaten Kuningan.
Pesta dadung merupakan tradisi budak angon (pengembala
diperkirakan tradisi itu mulai dikenal sekitar tahun [[1818]], kaulinan (permainanan) barudak yang memanfaatkan waktu luang sewaktu menggembala ini mengalami perubahan dari kaulinan budak angon menjadi sikap syukur penduduk setempat yang mata pencahariannya mengandalkan sektor pertanian dan peternakan setelah panen raya.
::Menurut penuturan [[H. Dahlan]] (70) tokoh masyarakat Desa Legokherang, pesta dadung mulai diperkenalkan ke masyarakat luar desa sejak kepemimpinan desa yakni Kuwu Angkin Jiwa Laksana, sekitar Tahun [[1818]]. Pada zaman itu, Angkin mendatangkan seperangkat alat gamelan salendro dan pelog (laras Sunda) dari Cirebon dan tambang atau dadung.
Dadung panjangnya
Sedangkan nyanyian sebagai pengiring, menggunakan musik kangsreng dan waledan.
Kedua jenis musik ini hasil ciptaan Sunan Gunung Djati atau bisa disebut Wali Sanga.
|