Soekmono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k clean up, replaced: beliau → ia (7) using AWB
Baris 1:
Drs. R. '''Soekmono''' ({{lahirmati|[[Ketanggungan, Brebes|Ketanggungan]], [[kabupaten Brebes]]|14|7|1922|[[Jakarta]]|9|7|1997}})<ref>{{cite book |last=Swantoro |first=P. |authorlink= |title=Dari buku ke buku, sambung menyambung menjadi satu |year=2002 |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia |location=Jakarta |id=ISBN 979-9023-68-8 }}</ref> adalah salah satu [[arkeolog]] dari [[Indonesia]] dan pernah memimpin proyek pemugaran [[Candi Borobudur]] pada tahun 1971-1983.<ref>{{cite book |last=UNESCO |first= |authorlink= |title=The restoration of Borobudur |year=2005 |publisher=UNESCO |location= |id=ISBN 92-3-103940-7 }}</ref>
 
Bersama-sama dengan [[Satyawati Suleiman]], Soekmono termasuk dalam arkeolog pertama bangsa Indonesia yang berhasil menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 1953 dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pak Soek, biasa dipanggil oleh rekan, bawahan, dan mahasiswanya. Bersama-sama dengan Satyawati Suleiman, Soejono, Boechari, Uka Tjandrasasmita, Basoeki dan arkeolog Belanda pada tahun 1954 melakukan ekspedisi ke Sumatera. Dari ekspedisinya itu, beliauia berpendapat bahwa pada masa [[Sriwijaya]] garis pantai Sumatera bagian timur terletak di daerah pedalaman. Di [[Jambi]] terdapat sebuah teluk, sedangkan kota [[Palembang]] terletak di ujung sebuah semenanjung. Pendapatnya ini terus dipertahankan hingga akhir hayatnya.
 
Soekmono merupakan orang Indonesia pertama yang lulus sebagai doktorandus dalam bidang studi [[arkeologi]]. Setelah lulus tahun 1953, pada tahun itu juga beliauia diangkat sebagai Kepala Dinas Purbakala Republik Indonesia, suatu kedudukan yang sebelum itu dijabat oleh orang-orang [[Belanda]]. Jabatan ini terus dipangkunya hingga tahun 1973. Pada tahun 1970 beliauia dipercaya pemerintah untuk memimpin Proyek Pemugaran Candi Borobudur, sebuah proyek besar yang didanai oleh pemerintah RI dan [[UNESCO]].
 
Ditengah-tengah kesibukannya memimpin suatu proyek besar, pada tahun 1974 beliauia sempat menyelesaikan disertasinya yang berjudul "Candi, Fungsi dan Pengertiannya" di Universitas Indonesia. Pada bidang studi inilah keahlian dan pengalaman beliaupengalamannya dapat diuji, terutama pengetahuannya mengenai candi-candi di Indonesia. Pengalamannya pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur menjadikannya seorang ahli mengenai bangunan candi yang sedang ditanganinya. Di dunia internasional pengetahuan beliaupengetahuannya mengenai konservasi bangunan monumental banyak dipakai. Beberapa jabatan yang berkaitan dengan masalah-masalah konservasi banyak disandangnya.
 
Kesibukannya sebagai “praktisi arkeologi” tidak menjadikannya lupa akan dunia akademis. Pengetahuannya yang luas mengenai Sejarah Kebudayaan Indonesia, diamalkannya di ruang kuliah [[Universitas Indonesia]], [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Udayana]], dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di [[Batusangkar]] sebagai [[Dosen]] Luar Biasa (1953-1978). Pada tahun 1978 beliauia dikukuhkan sebagai Guru Besar Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 1986-1987 sebagai Guru Besar tamu di Rijksuniversiteit te Leiden, Belanda.
 
== Hasil karya ==
Baris 27:
 
{{lifetime|1922|1997|}}
{{indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Sejarawan Indonesia]]
Baris 33 ⟶ 32:
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
 
 
{{indo-bio-stub}}