Andadinata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
k clean up, replaced: beliau → ia (8), Beliau → Ia using AWB
Baris 12:
 
Ilmu pencak silat pertama yang dikuasai oleh abah Andadinata adalah '''Silat jurus Peksi Muih''' sebagai warisan dari keluarganya. Yang kelak dikemudian hari inti dari tata gerak jurus peksi muih menjadi '''jurus Payung Rasul'''. Sampai saat ini jurus silat Peksi Muih masih eksis dan boleh dipelajari oleh warga penghayat Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat.
BeliauIa lalu melakukan penyederhanaan tata gerak jurus silat peksi muih dengan melakukan kompilasi inti tata geraknya dipadukan dengan ilmu hikmah.
 
Pada masa itu ilmu pencak silat yang jurus-jurusnya bermuatan / menyatu dengan ilmu hikmah masih belum banyak di kenal masyarakat.
Baris 19:
== Berguru di Cirebon ==
 
Ilmu hikmah lainya didapat oleh abah Andadinata awalnya bermula dari seringnya beliauia hadir dalam pengajian ta’lim di tempat '''Ajengan Asep Samsuddin''' di kasepuhan [[Cirebon]]. Sewaktu abah Andadinata berpetualang di wilayah kota Cirebon sebagai pedagang telur. Layaknya seorang pedagang selalu mencari tempat yang ramai. Satu di antaranya adalah jika disuatu tempat dilaksanakan hajatan atau majelis ta’lim.
Ketertarikan Ajengan Asep Samsudin terhadap sosok Andadinata, karena setiap ta’lim dilaksanakan beliauia selalu hadir dan membiarkan lang daganganya tidak di tunggu. Dan ketika ta’lim selesai dagangan abah Andadinata selalu laris dibeli oleh peserta majelis ta’lim.
Sebagai ulama dan ajengan, Mama ajengan Asep Samsudin sudah melihat bahwa pedagang telur ini memiliki kharomah yang spesifik. Dan akhirnya abah Andadinata diangkat sebagai murid untuk melestarikan ilmu ilmu hikmah ajengan Asep Samsudin.
 
Baris 27:
Tidak jelas apakah abah Andadinata dilatih langsung oleh juragan Rd Haji Ibrahim yang pada tahun 1900an sudah sepuh, atau dilatih oleh seseorang pelatih yang di tugaskan, tapi ada sumber lain yang memberikan kesaksian bahwa Mama Anda belajar gerak jurus 10 dari Mama Rd. Hasan - yang masih keluarga mama Rd. Ibrahim. Sumber kesaksian menyebutkan bahwa mama Anda dan Mama Rd. Hasan, beserta Mama Endin dari Samarang Garut merupakan tiga serangkai murid Mama Rd. H. Abdul Kahpi. Yang jelas dari 10 jurus halusan Margaluyu Pusat sangat kental dengan pengaruh maenpo Cikalong. yang berbasis pada silat '''Madi''', '''Kari''' dan silat asli Cianjur.
Tokoh Maenpo Cikalong yang usianya relatip lebih muda dari juragan Rd Haji Ibrahim adalah juragan '''Rd Haji Abullah''' yang mewarisi ilmu pencak silat '''Sabandar'''. Sedangkan Silat Sabandar berasal dari '''Moh Kosim''' yang konon berasal dari Pagaruyung Minangkabau [[Sumatera Barat]].
Dari juragan Rd Haji Abdullah, abah Andadinata mewarisi ilmu pencak silat Sabandar yang tata geraknya sangat halus dan lembut. Tapi jika kita teliti dan cermat, beberapa bagian dari sejarah ini menjadi kabur, dengan lahir pada tahun 1893 dan menemui Raden Haji Ibrahim pada tahun 1900 berarti ia datang sebagai anak umur 7 tahun. Dalam sejarah maenpo Cikalong tak pernah satupun catatan atau cerita dari para tokoh aliran ini yang pernah menyebutkan ada anak kecil yang belajar ke Raden Haji Ibrahim. Karen hal ini tentunya akan menjadi istimewa, adanya anak kecil di antara murid-murid yang sudah berumur, namun dalam Sajarah Nu Nyebarkeun Penca Cikalong di Tatar Pasundan tak pernah disebutkan nama Abah Andadinata. Dan maenpo Cikalong sendiri sebagai bela diri keluarga untuk saat itu tak pernah ada "padepokan" karena pada generasi awal bela diri ini tertutup dan sulit dijumpai oleh orang yang bukan keluarga Dalem Cikundul.
 
Pengaruh silat [[Budaya Bugis|Bugis]] dan [[Budaya Madura|Madura]] dalam keilmuan Margaluyu didapat sewaktu abah Andadinata berpetualang dipesisir pantai utara Cirebon, dimana para keturunan prajurit Bugis dan Madura yang bergabung dengan Dipati Anom (Amangkurat Amral) yang menyingkir ke Cirebon untuk meminta suaka dari Sultan Cirebon ketika, Dipati Anom berseteru dengan ayahnya sendiri Raja Mataram sinuwun ndalem Gusti Amangkurat I
Baris 38:
Keilmuan Margaluyu, boleh dikatakan lengkap, karena berintikan ilmu hikmah Sunda wiwitan yang ditulis tangan oleh abah Andadinata dalam aksara Sunda Wiwitan yang serupa dengan tulisan pada relief prasasti2 di pulau Jawa, serta aksara [[Hanacaraka]]. Secara otentik buku ini masih ada dalam bentuk aseli.
 
Pengaruh silat Tiongkok (Khun Tao) dan Mande dalam keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat diperoleh abah Andadinata sewaktu beliauia berpetualang di Cirebon. Dimana silat Tiongkok, Mande masuk dibawa mbah Khaer.
Adapun pengaruh silat Minang diperoleh dari Mama Sabandar (Moh Kosim). Sedangkan pengaruh silat Betawi pada keilmuan Margaluyu Pusat karena hasil berguru Maenpo di Cikalong. Dimana Abang Madi dan Abang Kari adalah guru dari juragan Rd Haji Ibrahim.
Hal tersebut dikuatkan tokoh Mbah Madi, Mbah Kari dan mbah Sabandar dan mbah Khaer selalu disebut dalam setiap proses Harkatan sebagai ucapan terma kasih atas manfaat ilmunya dan memohon agar amal ilmu yang diwariskan dari beliauia ini mendapat imbalan yang tinggi dari Allah SWT.
 
Kelengkapan keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat secara sempurna dikuasai oleh abah Andadinata ketika umur beliauia mencapai sekitar 35 tahun. Tetapi profesi sebagai pedagang telur keliling tak pernah dilepaskan. Dan kebiasaan naik panggung ketika ada perhelatan tabeuh gendang pencak untuk kaul kepada yang punya hajat selalu dilakukan sebagai promosi makanan sehat yakni telur yang diperdagangkan.
Karena seringnya terjadi sambung rasa, dan dalam setiap sambung rasa abah Andadinata selalu unggul, maka beliauia menjadi terkenal sebagai juara kaul yang disegani.
 
== Pendirian Perguruan Margaluyu ==
Baris 49:
Ketenaran abah Andadinata sebagai juara kaul yang tidak punya perguruan, sempat terdengar oleh seorang guru perguruan silat yang terkenal di kota Bandung yaitu '''mang Soehandi''' yang bertempat tinggal di Gang Singsong tepatnya disekitar station KA Bandung. Tidaklah sulit mencari sosok Andadinata bagi mang Soehandi.
Pertemuan antara mang Soehandi dengan Abah Andadinata untuk sambung rasa merupakan peristiwa penting sebagai tonggak sejarah berdirinya Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat.
Baru pertama kali abah Andadinata bersambung rasa dengan tokoh silat yang berlevel guru. Bagi mang Soehandi juga baru pertama kali bertemu pendekar tanpa paguron yang selalu bisa mengunci geraknya dengan halus tanpa melukai apalagi mencederai. Sebagai ksatria Pendekar, Mang Soehandi menyatakan bahwa keilmuan Margaluyu Pusat adalah ilmu silat yang lengkap ditambah ilmu hikmah yang benar2 murni tanpa menggunakan tenaga khodam. Dan beliauia memohon kepada abah Andadinata untuk sudi menerima dirinya sebagai murid.
Permohonan mang Soehandi ditolak oleh Andadinata, tetapi menerimanya sebagai sahabat latih. Maka mulai saat itu, dinyatakan bahwa dalam pakem keilmuan Margaluyu tidak dikenal istilah guru, apalagi gelar guru besar. Yang dikenal adalah sahabat (ikhwan / ahwat) yang sedang berlatih.
Sumbangan yang terbesar dari Mang Soehandi dalam keilmuan Margaluyu Pusat adalah jurus kasaran yang lebih dikenal dengan jurus 14 dan jurus-jurus peupeuhan. Dengan demikian semakin lengkaplah jurus jurus Kelimuan Margaluyu Pusat yang merupakan jurus jurus yang memiliki kharomah.
Dengan masuknya mang Soehandi ke dalam Margaluyu Pusat, kemudian beliauia membawa sahabat-sahabatnya untuk berlatih di antaranya adalah Mang Uwen serta pak Adiwikarta (Mang Ulis) dan Andi Rohandi. Maka disepakati yang semula keilmuan Margaluyu belum memiliki nama paguron maka dengan bergabungnya para senior diatas, secara resmi diberi nama Margaluyu Pusat.
Marga adalah jalan, Luyu = Saluyu atau lancar, Pusat berarti selalu di tengah. Jadi secara harfiah Margaluyu Pusat diartikan sebagai Selalu berjalan di tengah agar selalu lancar.
 
Baris 112:
* [http://www.korantempo.com/korantempo/2007/06/17/Olah_Raga/krn,20070617,11.id.html Koran Tempo, Menjadi Manusia Seutuhnya]
 
{{indo-bio-stub}}
{{lifetime|1893|1969|}}
 
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Perguruan pencak silat di Indonesia]]
 
 
{{indo-bio-stub}}