Japonisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'thumb|upright|Poster [[litografi Henri de Toulouse-Lautrec pada 1892]] '''Japonisme''' (pertama kali digunakan p...' |
|||
Baris 7:
Berawal dari kehadiran benda-benda keramik asal Jepang yang diimpor dari Arita, rupanya keindahannya begitu memesona orang-orang Perancis ketika itu. Mereka mulai mengoleksi benda-benda seni asal Jepang, terutama ukiyo-e. Di tahun 1856, seorang seniman Perancis, Felix Bracquemond, tanpa sengaja menemukan sebuah buku sketsa “Hokusai Manga” di tempat kerjanya. Tak lama setelah itu, karya Hiroshige, Utamaro, Hokusai juga sampai ke Eropa dan memberi pengaruh pada poster-poster karya Henri de Toulouse-Lautrec, juga Van Gogh. Nggak hanya dalam seni lukis, Japonisme ini juga masuk ke dalam seni sastra. Pierre Loti mempublikasikan novelnya “Madame Chrysanthème” di tahun 1887, yang menceritakan kisah percintaan seorang tentara yang menikahi seorang geisha ketika dirinya ditempatkan di Nagasaki. Kisah ini kemudian menginspirasi Giacomo Puccini untuk menuliskan “Madame Butterfly”.
==
<gallery mode="nolines" widths="160px" heights="160px" perrow="5">
File:James McNeill Whistler - La Princesse du pays de la porcelaine - brighter.jpg|[[James McNeill Whistler]], ''The Princess from the Land of Porcelain'', 1863–1865
|