D&R (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
 
== Sejarah ==
Setelah Majalah [[TEMPO]] dibredel oleh pemerintahan Suharto, melalui Menteri Penerangan Harmoko, awak redaksi [[TEMPO]] terpecah dan bekerja dibeberapa media. Sebagian besar bekerja dengan [[Media Indonesia]] menerbitkan koran Media Indonesia Minggu (MIM). Beberapa bergabung dengan [[Gatra]]. Sisanya masih mencari tempat yang pas untuk menuangkan idealisme jurnalistiknya. Disaat yang sama, PT Grafiti Pers sebagai penerbit Majalah Tempo berencana menerbitkan majalah baru. Alasan utamanya adalah untuk ‘menampung’ dokumentasi dan buku-buku diperpustakan [[TEMPO]] yang saat itu bisa dikatakan terbesar kedua setelah perpustakaan [[Kompas (surat kabar)|KOMPAS]]. <ref>Wawancara Pemimpin Redaksi Majalah D&R Bambang Bujono pada 29 September 2014</ref>
 
Pada tahun 1996, PT Grafiti Pers membeli perusahaan PT Analisa Kita; dimana salah satu produknya adalah majalah Detektif & Romantika. Saat majalah ini diambil alih statusnya sudah vakum atau tidak lagi terbit selama bertahun tahun, tanpa awak redaksi namun tercatat masih memiliki pemimpin redaksi yang non aktif yakni Gusti Imran.
Baris 28:
Pertengahan tahun 1996, edisi percobaan terbit. Namun kini namanya tidak lagi Detektif & Romantika namun menjadi Majalah D&R. Semula awak redaksi akan ditempatkan dikantor [[TEMPO]] namun dikhawatirkan hal tersebut akan menimbulkan kecurigaan dipihak PWI dan Departemen Penerangan tentang keterkaitan D&R dan [[TEMPO]]. Akhirnya diputuskan untuk ruangan disalah satu gedung dijalan [[Salemba]], [[Jakarta]]. Tepat didepan kampus [[Universitas Indonesia]].
 
=== 1996-1998 ===
Saat akan meluncurkan edisi perdana, situasi politik ibukota yang memanas pecah pada peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996. Kantor redaksi Majalah D&R di Salemba luluh terbakar dan menghanguskan sebagian dokumentasi foto dan berkas. Manajemen PT Grafiti Pers memutuskan majalah tetap berjalan. Kantor redaksi kemudian pindah ke Cikini II no 10. Edisi perdana Majalah D&R tidak lama pun terbitlah dengan mengangkat peristiwa 27 Juli 1996 sebagai berita utama dan foto Megawati Soekarnoputri dipilih menjadi covernya.
 
Edisi percobaan dan edisi pertama mendapat sambutan positif dari kalangan mahasiswa maupun LSM yang saat itu mulai bergerak melawan pemerintah [[Orde Baru]]. Majalah D&R dianggap sebagai symbol perlawanan dan sebagai bacaan alternatif karena saingannya, [[GATRA]] dinilai terlalu pro pemerintah.<ref>Mosco, Vincent (2009). Politic Economic of Communication, 2nd edition</ref>
 
Sukses dikalangan muda, tapi Majalah D&R mengalami kesulitan untuk menggarap iklan. Sebagian besar perusahaan pada saat itu merasa khawatir jika memasang iklan akan dianggap terafiliasi dan se-aliran dengan Majalah D&R dalam melawan pemerintah. Tidak hanya itu, dijajaran redaksi juga mengalamai masalah yang sama saat harus mewawancarai narasumber dilapangan. Rata-rata narasumber (pejabat, pelaku bisnis dan aparat) merasa takut untuk berbicara di D&R karena akan diasosiasikan satu idealisme. Itu sebabnya, narasumber narasumber D&R sebelum reformasi (tepatnya sebelum 1999) adalah orang orang yang tidak menyukai pemerintah saat itu dan yang berani melakukan perlawanan. Sebut saja Ali Sadikin, Jendral Darsono, Buyung Nasution, Romo Sandiawan dan lain lain. Mereka inilah yang menjadi ''critical mass'' bagi perjalanan Majalah D&R diawal penerbitan dan sepanjang dua-tiga tahun berikutnya. Dengan berbagai kesulitan iklan dan operasional peliputan saat itu, Majalah D&R konsisten terbit setidaknya 10 ribu eksemplar setiap edisi.
 
=== Diprotes Oleh Pemerintah ORBA ===
[[Berkas:Cover majalah.jpg|jmpl|coverCover Majalah D&R yang kontroversi]]
Tahun 1997, Majalah D&R nyaris ditutup oleh pemerintah akibat cover disalah satu penerbitannya.
 
Baris 46 ⟶ 47:
Hingga terjadi pergantian pemerintahan dari Suharto menuju BJ Habibie, kasus ini tidak juga tertuntaskan dan akhirnya dianggap kadaluarsa. Namun, selama beberapa bulan sempat mengundang pro dan kontra baik dikalangan media maupun aparat penegak hukum sendiri.
 
=== Pasca Reformasi ===
Sesudah reformasi, dibawah kepemimpinan BJ Habibie, perubahan terjadi dibanyak lini urusan kebebasan pers. Direksi PT Grafiti Pers bersepakat untuk kembali menerbitkan Majalah [[TEMPO]]. Semula seluruh awak redaksi D&R akan direkrut oleh [[TEMPO]] tapi karena adanya keinginan untuk D&R tetap berdiri maka kedua majalah ini terbit secara terpisah. Itu artinya Majalah D&R harus mencari pemilik baru untuk menggantikan keberadaan PT Grafiti Pers yang hanya akan menerbitkan TEMPO.
 
Baris 57 ⟶ 58:
== Referensi ==
{{reflist}}
 
<ref>1. Wawancara Pemimpin Redaksi Majalah D&R Bambang Bujono pada 29 September 2014</ref>
<ref>2. Mosco, Vincent (2009). Politic Economic of Communication, 2nd edition</ref>
 
== Pranala luar ==