Logika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naraht (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: John Hopkins University → Johns Hopkins University using AWB
Baris 15:
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya [[filsafat]] di [[Yunani]]. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan [[kesesatan|kesesatan penalarannya]].
 
Logika digunakan untuk melakukan [[pembuktian]]. Logika mengatakan yang bentuk [[inferensi]] yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang [[filosofi]], tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang [[matematika]]. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.
Baris 22:
Konsep [[bentuk logis]] adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa [[kesahihan]] (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
 
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
 
===Penalaran deduktif===
Baris 31:
# Setiap mamalia punya sebuah jantung
# Semua kuda adalah mamalia
# ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
 
===Penalaran induktif===
Baris 42:
# Kuda Amerika punya sebuah jantung
# Kuda Inggris punya sebuah jantung
# ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
 
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Baris 61:
 
=== Masa Yunani Kuno ===
Logika dimulai sejak [[Thales]] ([[624 SM]] - [[548 SM]]), [[filsuf Yunani]] pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
 
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan [[logika induktif]].
 
[[Aristoteles]] kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut ''logica scientica''. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah ''arkhe'' alam semesta dengan alasan bahwa air adalah ''jiwa'' segala sesuatu.
Baris 72:
* Air jugalah uap
* Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah ''arkhe'' alam semesta.
 
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato ([[427 SM]]-[[347 SM]]) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
 
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan''' ''analitica'' ''', yang secara khusus meneliti berbagai [[argumentasi]] yang berangkat dari [[proposisi]] yang benar, dan''' ''dialektika''''' yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah [[silogisme]].
 
Buku Aristoteles ''to Oraganon'' (alat) berjumlah enam, yaitu:
Baris 90:
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium [[334 SM]] - [[226 SM]] pelopor [[Kaum Stoa]]. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus ([[130 M]] - [[201 M]]) dan Sextus Empiricus [[200 M]], dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
 
Porohyus ([[232]] - [[305]]) membuat suatu pengantar (''eisagoge'') pada ''Categoriae'', salah satu buku Aristoteles.
 
Boethius ([[480]]-[[524]]) menerjemahkan ''Eisagoge'' Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
 
Johanes Damascenus ([[674]] - [[749]]) menerbitkan ''Fons Scienteae''.
Baris 98:
=== Abad pertengahan dan logika modern ===
 
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti ''De Interpretatione'', ''Eisagoge'' oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
 
Thomas Aquinas [[1224]]-[[1274]] dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.<ref>Alex Lanur OFM. 1983. [http://books.google.co.id/books?id=aMc3pvqBpO4C&pg=PA1&lpg=PA1&dq=%22Alex+Lanur%22+%22Logika%22+Selayang+Pandang+Kanisius&source=bl&ots=f4vpdy47cx&sig=Q7ftXshZe1FmLvL3QXyuB78ER0g&hl=en&sa=X&ei=cXVwU5_YDYSQrQem9IC4DQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Alex%20Lanur%22%20%22Logika%22%20Selayang%20Pandang%20Kanisius&f=false ''Logika, Selayang Pandang.''] Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-413-124-5</ref>
Baris 108:
* William Ocham ([[1295]] - [[1349]])
 
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes ([[1588]] - [[1679]]) dengan karyanya '''Leviatan''' dan John Locke ([[1632]]-[[1704]]) dalam ''An Essay Concerning Human Understanding''
 
Francis Bacon ([[1561]] - [[1626]]) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya ''Novum Organum Scientiarum''.
 
J.S. Mills ([[1806]] - [[1873]]) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya ''System of Logic''
Baris 118:
* George Boole ([[1815]]-[[1864]])
* John Venn ([[1834]]-[[1923]])
* Gottlob Frege ([[1848]] - [[1925]])
 
Lalu [[Chares Sanders Peirce]] ([[1839]]-[[1914]]), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di [[JohnJohns Hopkins University]],melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (''Peirce's Law'') yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (''general theory of signs)
 
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead ([[1861]] - [[1914]]) dan Bertrand Arthur William Russel ([[1872]] - [[1970]]).
Baris 148:
=== Logika ilmiah ===
 
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta [[akal budi]]. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
 
== Referensi ==
Baris 164:
 
[[Kategori:Logika| ]]
 
{{Link GA|de}}