Dunia Sophie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tiger of 19 (bicara | kontrib)
Baris 26:
 
Novel ini sebagian besar terdiri dari dialog-dialog antara Sophie, seorang gadis remaja, dan seorang pria misterius bernama Alberto Knox, yang saling terkait dengan plot yang unik dan misterius, novel ini menjadi sebuah novel sekaligus panduan dasar filsafat. Pada tahun 1999, novel ini diadaptasi kedalam sebuah film di Norwegia.
 
Bergabung dengan pelajaran filsafat, Gaarder juga memasukkan unsur-unsur yang biasa terdapat pada novel remaja, menggambarkan hubungan antara Sophie dan ibunya, dan juga dengan teman-temannya.
 
Bagian filsafatnya sendiri disajikan secara kreatif dan sederhana. Sophie mempelajari filsafat abad pertengahan dengan Alberto yang menyamar sebagai biarawan, di dalam sebuah gereja tua, dan dia juga mempelajari tentang Jean-Paul Sartre dan [[Simone de Beauvoir]] di sebuah kafe bersuasana [[Perancis]]. Berbagai pertanyaan dan metode filsafat diberikan kepada Sophie, sementara dia sendiri bekerja mencari filsafatnya sendiri. Banyak pelajaran yang disampaikan Alberto yang dimulai dengan pertanyaan singkat (seperti "Mengapa Lego merupakan mainan yang paling kreatif di dunia?") dan dia diberikan waktu untuk berpikir sebelum pelajaran berikutnya tiba. Setiap paket yang datang menyampaikan satu topik, yang berhubungan dengan catatan kecil yang mendahuluinya.
 
Buku ini juga diwarnai dengan beberapa hal yang tidak mungkin secara teknis (seperti Sophie melihat bayangannya di cermin mengedip dengan kedua matanya, atau bahkan melihat secara langsung Socrates dan [[Plato]]). Sebagai sebuah buku yang berdasarkan filsafat, cerita ini diakhiri dengan penjelasan di akhir cerita, saat akhirnya Sophie dan Alberto Knox berhasil melepaskan diri dari Albert Knag.
 
== Ringkasan Cerita ==
Baris 36 ⟶ 42:
'Hilde Møller Knag, d/a Sophie Amundsen'. Tak lama kemudian, dia juga menerima sebuah paket berisi pelajaran filsafat.
 
Dengan komunikasi yang misterius ini, Sophie menjadi murid dari seorang filsuf berumur limapuluh tahun, Alberto Knox. Dia mulai menghubungi Sophie tanpa menyebutkan identitasnya, tetapi sepanjang cerita, perlahan-lahan memunculkan identitasnya yang sebenarnya. Dari dialah semua surat-surat dan pelajaran filsafat yang dikirimkan kepada Sophie,. tetapiAlberto kartu-kartumelanjutkan postpelajaran ternyatafilsafat berasalkepada dariSophie, orangmulai laindari yangmasa bernamaYunani Albertsebelum Knaq,[[Socrates]] yang bekerjasampai dike [[PBBJean-Paul Sartre]], dalam bahasa yang ditempatkandapat didimengerti [[Libanon]]oleh remaja.
 
Alberto melanjutkan pelajaran filsafat kepada Sophie, mulai dari masa Yunani sebelum [[Socrates]] sampai ke [[Jean-Paul Sartre]], dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh remaja. Pelajaran ini kemudian menjadi bagian dari plot itu sendiri, saat Sophie dan Alberto mencoba mengibuli Albert Knag yang misterius, yang ternyata memiliki kekuasaan seperti Tuhan yang ditolak secara getir oleh Alberto.
 
Bagian filsafatnya sendiri disajikan secara kreatif dan sederhana. Sophie mempelajari filsafat abad pertengahan dengan Alberto yang menyamar sebagai biarawan, di dalam sebuah gereja tua, dan dia juga mempelajari tentang Jean-Paul Sartre dan [[Simone de Beauvoir]] di sebuah kafe bersuasana [[Perancis]]. Berbagai pertanyaan dan metode filsafat diberikan kepada Sophie, sementara dia sendiri bekerja mencari filsafatnya sendiri. Banyak pelajaran yang disampaikan Alberto yang dimulai dengan pertanyaan singkat (seperti "Mengapa Lego merupakan mainan yang paling kreatif di dunia?") dan dia diberikan waktu untuk berpikir sebelum pelajaran berikutnya tiba. Setiap paket yang datang menyampaikan satu topik, yang berhubungan dengan catatan kecil yang mendahuluinya.
 
Seiring pelajaran filsafat Sophie, mereka berusaha mengungkap identitas Albert Knag yang misterius, seorang mayor [[PBB]] di [[Libanon]] yang tampaknya memiliki kekuatan untuk mengatur kehidupan Sophie. Terganggu dengan kemahakuasaannya, Alberto menyusun rencana untuk membebaskan dirinya dan Sophie dari genggaman Albert Knag.
Bergabung dengan pelajaran filsafat, Gaarder juga memasukkan unsur-unsur yang biasa terdapat pada novel remaja, menggambarkan hubungan antara Sophie dan ibunya, dan juga dengan teman-temannya.
 
Pada akhirnya diungkapkan bahwa seluruh kehidupan Sophie adalah buku yang ditulis Albert Knag sebagai hadiah ulang tahun putrinya, Hilde Møller Knag, yang kelimabelas. Rencana Alberto kemudian berhasil melepaskan hidup Sophie dan dirinya dari campur tangan sang Mayor.
Buku ini juga diwarnai dengan beberapa hal yang tidak mungkin secara teknis (seperti Sophie melihat bayangannya di cermin mengedip dengan kedua matanya, atau bahkan melihat secara langsung Socrates dan [[Plato]]). Sebagai sebuah buku yang berdasarkan filsafat, cerita ini diakhiri dengan penjelasan di akhir cerita, saat akhirnya Sophie dan Alberto Knox berhasil melepaskan diri dari Albert Knag.
 
==Pranala luar==