[[Pemerintahan]] [[Kabupaten Tuban]] ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan [[Kerajaan Majapahit]]. Pusat pemerintahannya dulu adalah di [[Desa Prunggahan Kulon]] kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah [[Pelabuhan]] karena dulu Tuban merupakan armada [[Laut]] yang sangat kuat. Asal [[nama]] ''Tuban'' sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni ''Raden Dandang Wacana''. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya [[Raden Haryo Ronggolawe]] pada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa [[Kerajaan Majapahit]] karena memiliki armada [[laut]] yang sangat kuat.
== Tuban Pada Masa Penyebaran Agama Islam ==
''Tuban'' tidak hanya menjadi [[tempat]] penting pada masa [[Kerajaan Majapahit]], namun [[Tuban]] juga menjadi tempat penting pada masa penyebaran [[Agama]] [[Islam]]. Hal tersebut dikarenakan Tuban berada di pesisir [[Utara]] [[Jawa]] yang menjadi pusat [[Perdagangan]] arab, dll yang sedang menyebarkan Agama Islam. Hal ini juga berkaitan dengan kisah [[Sunan Bonang]] dan [[Sunan Kalijaga]]. ''Sunan Kalijaga'' adalah putra dari [[Bupati Tuban]] VIII ''Raden Tumenggung Haryo Wilotikto''. Sunan Kalijaga dikenal sebagai ''Brandal Loka Jaya'', karena sebelum jadi ''Wali'' Sunan Kalijaga adalah brandal (preman) yang suka mencuri hasil kekayaan ''Kadipaten Tuban''. Namun, hasil curian tersebut untuk para [[Fakir]] [[Miskin]]. Lama-kelamaan, perbuatan tersebut diketahui oleh ayah [[Sunan Kalijaga]] dan diusir dari Kadipaten Tuban. Dalam pengasingannya, [[Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga)]] bertemu dengan [[Sunan Bonang]]. [[Sunan Bonang]] memiliki [[Tongkat emas]] yang membuat [[Raden Syahid]] menjadi ingin memiliki tongkat tersebut. Sesaat kemudian, [[Sunan Kalijaga]] merebut tongkat emas dan [[Sunan Bonang]] jatuh tersungkur. Sunan Bonang menangis dan Sunan Kalijaga merasa iba. Akhirnya Sunan Kalijaga mengembalikan Tongkat Sunan Bonang dan [[Sunan Kalijaga]] bertanya bagian mana yang membuat beliau kesakitan. Namun, [[Sunan Bonang]] menangis bukan karena kesakitan, tapi beliau menangis karena memutuskan [[rumput]] dan beliau berkata bahwa beliau merasa kasihan karena rumput yang tidak bersalah harus mati tercabut karena kesalahan beliau. Sesaat kemudian, beliau menancapkan Tongkat di [[Pesisir]] dan menyemburkan air. Tempat tersebut dinamai ''Sumur Srumbung''. Setelah itu, [[Sunan Bonang]] menunjukkan [[Buah Aren]] yang berwarna emas. [[Raden Syahid]]pun tergoda dan memanjat pohon aren tersebut, tapi sebuah aren menimpa kepala beliau dan beliaupun pingsan. Setelah sadar, Raden Syahid diajak Sunan Bonang menuju [[Sungai]] di daerah [[Sekardadi]] [[Kecamatan Jenu]]. Di sana, beliau menjaga tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan pada sebuah [[batu]]. Anehnya, beliau tertidur selama 2 tahun. setelah sadar, Raden Syahid diberi pakaian ''dhalang'' oleh Sunan Bonang dan di Juluki '''Sunan Kalijaga''', maksudnya ''Kali'' dalam bahasa [[Indonesia]] berarti ''sungai'', dan ''Jaga'' dimaksudkan karena sudah menjaga tongkat [[Sunan Bonang]].