Borobudur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 36.70.174.21 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman
Baris 159:
}}</ref> Tanah yang gembur, beberapa kali gempa bumi, dan hujan lebat dapat menggoyahkan struktur bangunan ini. Gempa bumi adalah faktor yang paling parah, karena tidak saja batuan dapat jatuh dan pelengkung ambruk, tanah sendiri bergerak bergelombang yang dapat merusak struktur bangunan.<ref name="UNESCO report" /> Meningkatnya popularitas stupa menarik banyak pengunjung yang kebanyakan adalah warga Indonesia. Meskipun terdapat banyak papan peringatan untuk tidak menyentuh apapun, pengumandangan peringatan melalui pengeras suara dan adanya penjaga, vandalisme berupa pengrusakan dan pencorat-coretan relief dan arca sering terjadi, hal ini jelas merusak situs ini. Pada 2009, tidak ada sistem untuk membatasi jumlah wisatawan yang boleh berkunjung per hari, atau menerapkan tiap kunjungan harus didampingi pemandu agar pengunjung selalu dalam pengawasan.<ref name="UNESCO report" />
 
'''Dikunjungi Mark Zuckerberg'''
 
Borobudur pernah dikunjungi CEO jejaring sosial [[Facebook, Inc.]], [[Mark Zuckerberg]], Zuck mengunjungi Borobudur pada saat diundang Presiden [[Republik Indonesia]] ke-7 [[Joko Widodo]].
=== Rehabilitasi ===
Borobudur sangat terdampak letusan [[Gunung Merapi]] pada Oktober adan November 2010. Debu vulkanik dari Merapi menutupi kompleks candi yang berjarak {{convert|28|km|mi|0}} arah barat-baratdaya dari kawah Merapi. Lapisan debu vulkanik mencapai ketebalan {{convert|2,5|cm|in|0}}<ref name=antara2983>{{cite web|author=| coauthors=| title = Covered in volcanic ash, Borobudur closed temporarily | url =http://antaranews.com/en/news/1289042983/covered-in-volcanic-ash-borobudur-closed-temporarily | publisher = from, Magelang, C Java (by ANTARA News) | date =6 November 2010 | accessdate =6 November 2010 }}</ref> menutupi bangunan candi kala letusan 3–5 November 2010, debu juga mematikan tanaman di sekitar, dan para ahli mengkhawatirkan debu vulkanik yang secara kimia bersifat asam dapat merusak batuan bangunan bersejarah ini. Kompleks candi ditutup 5 sampai 9 November 2010 untuk membersihkan luruhan debu.<ref>{{cite web