Gunung Purei, Barito Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 106:
 
=== Bahasa ===
Pada dasarnya bahasa yang digunakan secara luas di Gunung Purei adalah '''Bahasa Taboyan''', [[Bahasa Bakumpai]] dan [[Bahasa Indonesia]] adapun [[BahsaBahasa Banjar]] sebagai bahasa minoritas. Persebaran secara luas Bahasa Taboyan di '''Gunung Purei''' dikarena bahasanya merupakan bahasa suku dominan di kecamatan ini. Adapun [[bahasa Bakumpai]] di kecamatan ini umumnya digunakan sebagai bahasa komunikasi oleh suku bakumpai itu sendiri dan sebagai bahasa komunikasi antara Suku Taboyan dengan suku Bakumpai. Pada umumnya [[Bahasa Bakumpai]] hampir dipahami oleh seluruh penduduk di Kecamatan Gunung Purei.<ref>[http://travel.kompas.com/read/2013/12/08/1846214/Soto.Mangalir.hampai.kejau. ''Soto Mangalir hampai Kejau...''] - KOMPAS.com. Diakses 23 November 2014.</ref> Masyarakat [[Suku lainnya]] di wilayah Gunung Purei umumnya menuturkan Bahasanya sendiri sebagai bahasa sehari-hari.
 
Bahasa Dayak yang dominan digunakan oleh [[Suku Dayak]] di Gunung Purei, diantaranya '''Bahasa Taboyan''' yang digunakan di Desa Baok, Desa Berong, Desa Lampeong I, Desa Linon Besi I, Desa Lawarang, Desa Muara Mea, Desa Payang, Desa Tambaba, dan Desa Tanjung Harapan. [[Bahasa Bakumpai]] dituturkan oleh penduduk di Desa Lampeong II, dan Desa Linon Besi II.
 
=== Agama ===