Bioremediasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: merubah → mengubah using AWB
Febri Gunawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1:
'''Bioremediasi''' merupakan penggunaan [[mikroorganisme]] untuk mengurangi [[polutan]] di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, [[enzim]]-[[enzim]] yang diproduksi oleh [[mikroorganisme]] memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan. tersebut, sebuah peristiwaPeristiwa yangini disebut [[biotransformasi]]. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada [[biodegradasi]], dimanasaat [[polutan]] beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi [[metabolit]] yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
 
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan [[mikroorganisme]] untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat ([[merkuri]], [[stronsium]], [[kadmium]]), [[petroleum hidrokarbon]], dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti [[pestisida]], [[herbisida]], CFC, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan [[mikroorganisme]] untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis [[mikroba]] yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi [[genetik]]. Teknologi genetik[[genetika molekularmolekuler]] sangat penting untuk mengidentifikasi [[gen]]-[[gen]] yang mengkode [[enzim]] yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana [[mikroba]]-mikroba memodifikasi [[polutan]] beracun menjadi tidak berbahaya.
 
[[Strain]] atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah [[bakteri]] "pemakan minyak". Bakteri ini dapat meng[[oksidasi]] senyawa [[hidrokarbon]] yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
Baris 19:
==Faktor Lingkungan yang Berpengaruh==
 
* pH. Pada tanah umumnya merupakan lingkungan asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat mengubah kelarutan, bioavailabilitas, bentuk senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4<sup>+</sup>, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3<sup>-</sup> dan Cl<sup>-</sup> . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
* Kadar H2OH<sub>2</sub>O dan karakter geologi. Kadar air dan bentuk poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai aktivitas air dibutuhkan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar air 50-60%. Bioremediasi lebih berhasil pada tanah yang poros.
* Keberadaan zat nutrisi. Baik pada [[in situ]] & [[ex situ]]. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi yang lain.
 
== Lihat pula ==