Situraja, Sumedang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 53:
=== Situraja Utara ===
=== Situraja ===
Desa Situraja merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Situraja dan pusat perdagangan, dimana pasar kecamatan terletak di kawasan ini. Secara geografis berbatasaan dengan
'''Sukatali'''▼
=== Sukatali ===
Desa ini berada di perbatasan Kecamatan Ganeas dan Situraja yaitu jalan antara Sumedang – Wado, atau dikenal juga dengan nama Jl. Rd. Umar Wirahadikusumah. Kepala Desanya saat ini adalah Ade Ratna Wulan.
'''Mengenal Desa Sukatali'''▼
Sukatali terkenal sebagai daerah penghasil buah sawo unggul, karena selain rasanya yang manis, ukurannya juga cukup besar. Namun pembeli sering terkecoh mengira buah sawo yang dijual masih mentah, karena daging buah yang matang memang mengkal. Bibit sawo Sukatali berupa cangkokan banyak diminati, sehingga telah dikirim ke berbagai daerah.▼
Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan
Di desa ini juga telah dibentuk radio komunitas yang diberi nama e-channel, dengan motto "Sinergi anak bangsa, berkarya tanpa narkoba". Beberapa penyiarnya adalah Teh Riri, Bunda Zalfa, Mas Arjuno, Cute Boy, Ayah Boboko, Kang Doyok, Kang Deden, Haji Dahlia, Kang Arai, Melon, dll.▼
Sawo sukatali jenis apel kapas merupakan primadona dari sekian jenis sawo yang rasa manisnya khas. Buah ini terakhir kali diubah namanya menjadi sawo sukatali ST1 oleh Dinas Petanian Sumedang setelah penyerahan sertifikat oleh Menteri Pertanian era Bungaran Saragih pada tahun 2002. Sawo sukatali ST1 berhasil mengharumkan nama Desa Sukatali di berbagai daerah serta mengangkat nama daerah tersebut menjadi tak asing lagi di Sumedang.▼
Desa Sukatali juga dikenal sebagai tempat garasi angkot (angkutan kota) jurusan Sumedang-Cileunyi, yaitu garasi Dahlia dan Garuda Jaya
Konon menurut salah satu sesepuh Sukatali, pertama kali pohon sawo ditanam di wilayah Sukatali oleh orang yang bernama Satir, warga Sukatali yang menjadi abdi dalem pada waktu zaman Pangeran Mekkah atau Pangeran Suriatmadja. Satir, seperti yang dituturkan oleh Kepala Desa Sukatali Ny. Ade Ratna Wulan adalah warga Sukatali yang disuruh oleh Pangeran Mekah untuk menanam sawo di depan halaman rumahnya.▼
▲'''Sawo Sukatali'''
“Eta sawo saurna sawo ti Belanda, tah ku Kanjeng Dalem (Pangeran Mekah) dipasihkeun ka Satir kanggo dipelak di payuneun bumina. Malah Kanjeng dalem teh nyarios yen engke mun eta sawo tos dipelak, Sukatali bisa terkenal,”tutur Ny. Ade Ratna Wulan mengutip cerita sepuh Sukatali terdahulu.▼
▲Sukatali terkenal sebagai daerah penghasil buah sawo unggul, karena selain rasanya yang manis, ukurannya juga cukup besar. Namun pembeli sering terkecoh mengira buah sawo yang dijual masih mentah, karena daging buah yang matang memang mengkal. Bibit sawo Sukatali berupa cangkokan banyak diminati, sehingga telah dikirim ke berbagai daerah.
Terlepas dari adanya kepercayaan terhadap “saciduh metu saucap nyata”-nya Kanjeng Dalem, pada dasarnya, kata Ade, menurut penelitian memang tanah di Sukatali sangatlah subur, sehingga apapun pohon yang ditanam di wilayahnya akan tumbuh dengan baik.▼
▲Sawo sukatali jenis apel kapas merupakan primadona dari sekian jenis sawo yang rasa manisnya khas. Buah ini terakhir kali diubah namanya menjadi sawo sukatali ST1 oleh Dinas
“Banyak yang melakukan kajian baik itu dari instansi sampai mahasiswa yang meneliti sawo di wilayah kami. Mereka umumnya mengatakan tanah di Sukatali sangat subur,”ujarnya.▼
▲Konon menurut salah satu sesepuh Sukatali, pertama kali pohon sawo ditanam di wilayah Sukatali oleh orang yang bernama Satir, warga Sukatali yang menjadi abdi dalem pada waktu zaman Pangeran
Namun begitu, kata Ade, khusus untuk sawo memang benar-benar tumbuh dengan baik dan sampai sekarang warganya sebagian besar mempunyai pohon sawo, baik itu di kebun maupun di halaman rumah.▼
▲“Eta sawo saurna sawo ti Belanda, tah ku Kanjeng Dalem (Pangeran Mekah) dipasihkeun ka Satir kanggo dipelak di payuneun bumina. Malah Kanjeng
“Ini sudah semacam sugesti warga, bahwa pohon sawo tak bisa dilepaskan dari kami dan sawolah yang sampai saat ini menjadi sarana meningkatkan ekonomi,”ungkap Ade.▼
▲Terlepas dari adanya kepercayaan terhadap “saciduh metu saucap nyata”-nya Kanjeng Dalem, pada dasarnya, kata Ade, menurut penelitian memang tanah di Sukatali sangatlah subur, sehingga apapun pohon yang ditanam di wilayahnya akan tumbuh dengan baik.
Ade percaya terkenalnya sawo sukatali karena sejumlah keistimewaannya yang tidak bisa didapat dari sawo yang tumbuh di daerah lain.▼
▲“Banyak yang melakukan kajian baik itu dari instansi sampai mahasiswa yang meneliti sawo di wilayah kami. Mereka umumnya mengatakan tanah di Sukatali sangat subur,
“Banyak sawo dari daerah lain, tapi bisa dibedakan dengan sawo Sukatali yang mempunyai kelebihan dari rasa dan dagingnya. Hal itu menandakan sawo kami tak akan ada yang menyaingi dan tidak akan ada yang sama,”tegasnya.▼
▲Namun begitu, kata Ade, khusus untuk sawo memang benar-benar tumbuh dengan baik dan sampai sekarang warganya sebagian besar mempunyai pohon sawo, baik itu di kebun maupun di halaman rumah.
Ke depan, Ade dan warga Sukatali berharap dibuatkannya sentral sawo berupa “outlet” atau sejenisnya untuk tempat promosi sekaligus menampung warganya yang berdagang di kios-kios pinggir jalan. Hal itu untuk mengundang pembeli yang lewat melintasi Jalan Raya Sumedang [[Wado]] yang juga akses alternatif tengah jalan provinsi.▼
▲“Ini sudah semacam sugesti warga, bahwa pohon sawo tak bisa dilepaskan dari kami dan sawolah yang sampai saat ini menjadi sarana meningkatkan ekonomi,
“Ya, harapan itu harus ada, termasuk bagaimana kami mengemas cara penyajian dan memberlakukan sawo sebagai aset yang harus dibanggakan dan menjadi buah yang enak dikonsumsi pembeli,”ujar seorang warga Sukatali.▼
▲Ade percaya, terkenalnya sawo
Para pedagang di jalur Wado mengaku sampai saat ini merasa tertolong dengan adanya buah sawo yang menjadi komoditas dagangannya. Sudah seharusnya semua elemen untuk menjaga keaslian dan kualitas sawo sukatali agar komoditas unggulan Sumedang tersebut abadi terlebih buah ini sudah mendapat sertifikasi dari pemerintah.▼
▲“Banyak sawo dari daerah lain, tapi bisa dibedakan dengan sawo Sukatali yang mempunyai kelebihan dari rasa dan dagingnya. Hal itu menandakan sawo kami tak akan ada yang menyaingi dan tidak akan ada yang sama,
▲'''Mengenal Sukatali'''
▲Ke depan, Ade dan warga Sukatali berharap dibuatkannya sentral sawo berupa “outlet” atau sejenisnya untuk tempat promosi sekaligus menampung warganya yang berdagang di kios-kios pinggir jalan. Hal itu untuk mengundang pembeli yang lewat melintasi Jalan Raya Sumedang [[Wado]] yang juga merupakan akses alternatif tengah jalan provinsi.
▲Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan berkebun sawo. Ada banyak kios-kios penjual sawo di sepanjang jalan desa ini. Toko-toko semakin banyak bermunculan, mulai dari toko sparepart motor, sparepart sepeda, alat listrik, perkakas, alat pertanian, bahan bangunan, furnitur, handphone, alat tulis, sembako, air minum isi ulang, gas LPG, tempat pembayaran listrik, telepon dan PAM, toko serba ada, sanggar seni anak-anak, dan lain-lain. Desa ini berkembang sangat pesat, bahkan kabel optik pun telah ditanam. Prasarana sekolah telah lengkap dibangun, mulai dari Playgroup, TK, SD, SMP, hingga SMK dan pesantren. Sukatali pernah mendapat predikat desa terbaik sekecamatan versi [[PNPM]] (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).
▲“Ya, harapan itu harus ada, termasuk bagaimana kami mengemas cara penyajian dan memberlakukan sawo sebagai aset yang harus dibanggakan dan menjadi buah yang enak dikonsumsi pembeli,
▲Di desa ini juga telah dibentuk radio komunitas yang diberi nama e-channel, dengan motto "Sinergi anak bangsa, berkarya tanpa narkoba". Beberapa penyiarnya adalah Teh Riri, Bunda Zalfa, Mas Arjuno, Cute Boy, Ayah Boboko, Kang Doyok, Kang Deden, Haji Dahlia, Kang Arai, Melon, dll.
▲Para pedagang di jalur Wado mengaku sampai saat ini merasa tertolong dengan adanya buah sawo yang menjadi komoditas dagangannya. Sudah seharusnya semua elemen untuk menjaga keaslian dan kualitas sawo
▲Desa Sukatali juga dikenal sebagai tempat garasi angkot (angkutan kota) jurusan Sumedang-Cileunyi yaitu garasi Dahlia dan Garuda Jaya, serta angkot jurusan Sumedang-Situraja, yaitu garasi Dahlia, Mawar dan garasi Mawar Putra.
=== Wanakerta ===
|