Aristoteles: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
Pengaruh |
||
Baris 48:
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (''common-sense explanation''), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya.{{fact}} Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.{{fact}}
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.{{fact}} Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh [[Thomas Aquinas|Santo Thomas Aquinas]] di [[abad ke-13]], dengan teologi Yahudi oleh [[Moses Maimonides|Maimonides]] (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh [[Ibnu Rushdi|Ibnu Rusyid]] (1126 – 1198).{{fact}} Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "''the master of those who know''", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh [[Dante Alighieri]].{{fact}}. Walaupun begitu, tetap saja ada kegagalan dalam ilmunya tersebut. Seperti ia memegang prinsip [[Geosentris]], kemudian mengenai benda berat yang akan jatuh terlebih dahulu daripada benda ringan. Pengaruhnya bertahan lama dan dikaitkan dengan teologi sampai pada akhirnya dipecahkan oleh [[Nicholas Copernicus]] dan [[Galileo Galilei]].
== Referensi ==
|