Ida Ayu Nyoman Rai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Biografi menggunakan HotCat |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
| occupation =
}}
'''Ida Ayu Nyoman Rai''' (lahir 1881 - meninggal [[12 September]] [[1958]]) adalah ibu dari [[Soekarno]], [[Presiden Indonesia]] pertama. Ida Ayu Nyoman Rai lahir sekitar tahun [[1881]] sebagai anak kedua dari pasangan [[Nyoman Pasek]] dan [[Ni Made Liran]]. Sewaktu kecil orang tuanya memberi nama panggilan “Srimben”, yang mengandung arti limpahan rezeki yang membawa kebahagiaan dari [[Bhatari Sri]]. Semasa remaja di [[Banjar Bale Agung]], Nyoman Rai Srimben bersahabat dengan [[Made Lastri]] yang kemudian mengenalkannya dengan seorang guru Jawa pendatang bernama Raden [[
==Di Surabaya==
===Kelahiran Soekarno===
==Di Blitar==
Baris 26:
<!-- Peristiwa yang paling mengharukan di Blitar adalah saat menikahkan Soekarno dengan [[Utari]], putri HOS Cokroaminoto namun kemudian Soekarno mohon untuk menceraikan Utari. Perasaan hancur dan sekaligus terharu menyelimuti hati Nyoman Rai Srimben, namun dirinya hanya bisa berkata “pilihlah jalan yang terbaik, dan kalau itu niatmu, silahkan jalani dengan baik”. Rasa terharu kembali terulang ketika di Bandung, putranya Soekarno menulis surat bahwa dirinya akan menikah dengan seorang janda bernama Inggit Ganarsih. (PERLU DIBENAHI) -->
Permasalahan lain yang menjadi suka duka adalah berita tentang ditahannya Soekarno di [[Penjara Sukamiskin]] Bandung. Nyoman Rai Srimben menuju Bandung dan mendatangi Penjara Sukamiskin dan karena ia buta politik dirinya langsung bertanya kepada petugas rumah tahanan. Bukan jawaban yang diperolehnya melainkan bentakan dan diusir untuk pergi dari rumah tahanan tersebut. Sejak saat itu dendam Nyoman Rai Srimben tidak terbendung, di manapun berada jika melihat orang Belanda ia memperlihatkan ketidaksukaannya. Di saat yang sama rumahnya di Blitar diawasi karena putranya melawan penjajahan Belanda. Nyoman Rai Srimben menceritakan kejadian yang dialaminya di rumah tahanan sehingga akhirnya R.
Memasuki masa pensiun Nyoman Rai Srimben terus mendampingi suaminya di Blitar sambil tetap menunggu surat, berita Koran atau berita burung yang dibawa saudara atau kenalannya tentang putranya Soekarno baik di dalam maupun di luar tahanan. Kehidupan di Blitar kembali bergemuruh ketika Nyoman Rai Srimben mendengar bahwa putranya bercerai dari Inggit dan kemudian menikah dengan [[Fatmawati]], semua beritanya diterima dengan tabah. Hasil pernikahan Soekarno dengan Fatmawati memberikan seorang cucu yang sangat diharapkan oleh Nyoman Rai Srimben dan R.
Kebahagiaan Nyoman Rai Srimben tidaklah lama karena pada saat berjalan-jalan di Jakarta R.
==Kematian==
Pada tanggal 12 September 1958, Nyoman Rai Srimben meninggal dunia. Jasadnya dimakamkan berdampingan dengan makam putranya Soekarno dan suaminya R.
==Rujukan==
|