Suku Dayak Bakumpai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 63:
==Etimologis==
Secara etimologis, '''bakumpai''' adalah julukan bagi suku dayak yang mendiami daerah aliran sungai barito. bakumpai berasal dari kata '''ba''' (dalam bahasa banjar) yang artinya memiliki
Pada mulanya mereka menganut agama nenek moyang yaitu [[kaharingan]], hal ini dapat dilihat dari peninggalan budaya yang sama seperti [[Suku Dayak]] lainnya, seperti (Batatenga|bubur bahandang), mempercayai adanya nilai magis pada beras kuning (Behas Bahenda), mempercayai bahwa burung elang (burung antang) dapat membawa sebuah berita kematian, kekuatan rohani/batin disebut dengan istilah (batekang hambaruan), dan adanya tradisi (tampung tawar).<Br>
kemudian, pada suatu hari mereka menjumpai akan [[Marabahan|wilayah itu]] seseorang yang memiliki kharismatik, yang apabila dia berdiri di suatu tanah, maka tanah itu akan ditumbuhi rumput. Orang tersebut tidak lain adalah Nabiyullah Khidir as.<Br>
Suku Dayak Bakumpai dahulunya memiliki suatu kerajaan yang lebih tua dibandingkan dengan kerajaan daerah Banjar, akan tetapi karena daya magis yang luar biasa akhirnya kerajaan ini berpindah ke Sungai Barito dan rajanya dikenal dengan nama Datuk Barito.
Dari daerah [[Marabahan]] ini kemudian mereka menyebar ke
Dari cerita rakyat, bahwa ada suatu daerah di Kabupaten Murung Raya yaitu Muara Untu pada mulanya hanyalah suatu hutan belantara yang dikuasai oleh bangsa Jin bernama Untu. Kemudian ada dari Suku Bakumpai yang hijrah kesana dan mendiami daerah tersebut yang bernama Raghuy. sampai sekarang jika ditinjau dari silsilah orang yang mendiami muara untu, mereka menamakan moyang mereka Raghuy. ==Organisasi Suku Bakumpai==
|