Filsafat Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 3:
 
==Definisi Istilah Filsafat Indonesia==
Pernyataan bahwa ‘Filsafat Indonesia’ adalah filsafat yang diproduksi oleh semua orang yang menetap di wilayah Indonesia berimplikasi, bahwa semua orang yang berasal dari kelompok etnis, kelompok ras, kelompok gender, atau kelompok religius yang berbeda, asalkan semuanya menetap di Indonesia, maka semuanya ‘filosof'[[filsuf]] Indonesia’.
 
Pernyataan bahwa ‘Filsafat Indonesia’ adalah filsafat yang menggunakan bahasa-bahasa di Indonesia sebagai medium ekspresi filosofisnya berimplikasi, bahwa semua orang yang menetap di Indonesia, asalkan menggunakan bahasa-bahasa yang hidup di Indonesia sebagai mediumnya, maka semuanya adalah ‘filosof‘[[filsuf]] Indonesia’. Disebut ‘bahasa-bahasa di Indonesia’, karena Indonesia memiliki 587 bahasa etnik disamping ‘bahasa persatuan’ nya yakni Bahasa Indonesia.
 
Untuk sifat ketiga, bahwa ‘Filsafat Indonesia’ adalah filsafat yang sekurang-kurangnya memiliki segi distingtif dari filsafat sejagat lainnya, harus diberi penjelasan tambahan. Distinctiveness bukanlah suatu keharusan dalam ‘Filsafat Indonesia’, sebab, harus diakui, bahwa segi distingtif dalam isi ‘Filsafat Indonesia’ amatlah sedikit daripada segi adaptifnya. Lebih banyak borrowing nya daripada otentisitasnya. Lebih banyak segi ‘pinjamannya’ daripada segi ‘aslinya’. Yang asli dalam ‘Filsafat Indonesia’ hanya Filsafat-Filsafat Etnisnya, sedangkan yang pinjaman cukup banyak, meliputi pinjaman dari ‘Filsafat [[China]]’, ‘Filsafat [[India]]’, ‘Filsafat [[Arab]]’, ‘Filsafat [[Persia]]’, hingga ‘Filsafat [[Barat]]’, walaupun pinjaman-pinjaman itu, pada saatnya, dipulangkannya lagi setelah ia berhasil membangun suatu corak lain, apakah dalam bentuk sintesa dialektis, sinkretisme, transformasi, metamorfosis, atau malah rejeksi dan objeksi.
 
 
==Pelopor dan Pengembang Kajian Filsafat Indonesia==