[[Berkas:Jenderal. Goliath Tabuni.JPG|thumb|Gen. Goliath Tabuni [Panglima Tinggi TPNPB]]]
[http://Jenderal.%20Goliath%20Tabuni Jenderal. Goliath Tabuni] adalah panglima tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Goliath Tabuni bermarkas di Tingginambut Puncakjaya Papua. Pada tahun 2004 mulai beraksi melawan pemerintah di wilayah tersebut. Goliath bersama anggota berjuang melawan Tentara Indonesia dengan tujuan memerdekakan Papua dari jajahan Indonesia. Senjata mereka hasil rampasan dari senjata milik TNI dan Polri di daerah Puncakjaya.
Puncakjaya pelanggaran HAM terjadi oleh aparat Indonesia dengan alasan anggota TPN. Tahun 2010 lalu penyiksaan di Tingginambut terjadi, [http://video%20penyiksaan%20itu%20hebo%20dunia%20maya video penyiksaan itu hebo dunia maya]. Setelah Reformasi melalui [http://Konferensi%20Tingkat%20Tinggi%20(KTT)%20TPN-OPM Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) TPN-OPM] di Biak Markas Perwomi, Goliath Tabuni dipilih sebagai Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). [http://Goliath%20Tabuni%20Resmi%20dilantik%20menjadi%20pimpinan%20TPNPB Goliath Tabuni Resmi dilantik menjadi pimpinan TPNPB] di Markas Tingginambut 11 Desember 2012, ia bersumpa di hadapan dewan militer Papua sesuai sumpa janji militer TPNPB.
== Kehidupan awal ==
Fulin adalah putera ke-9 Huang Taiji yang dilahirkan oleh salah satu selir kesayangannya. Gelar putera mahkota yang disandang Fulin dipercaya oleh berbagai pihak karena jasa & usaha ibunya. Ketika Fulin bertahta pada tahun 1643, dia dibantu oleh pamannya, Pangeran [[Dorgon]] dan [[Jirgalang]] bertindak sebagai wali baginya. Dorgon yang ambisius ingin merebut Beijing. Ia menghimpun kekuatan dan melatih pasukan besarnya, dibantu oleh kakaknya Aji Ge dan adiknya [[Dodo]] serta seorang penasehat militer dari suku Han bernama [[Fan Hau Chen]]. Fan hau Chen sendiri adalah adik dari seorang Jenderal besar Ming yaitu [[Fan Hau Ming]].
Pada bulan Juni [[1644]], untuk meneruskan cita-cita dinasti Qing yaitu menguasai Tiongkok, Qing mengerahkan pasukan menuju Beijing, ibukota Dinasti Ming dengan melewati [[Tembok Besar]] melalui [[Terusan Shanhai]]. Dibantu oleh 3 gubernur Ming yang memberontak, salah satunya adalah [[Wu Sangui]] (pemberontakkan tiga raja muda), mereka berhasil merebut [[Beijing]] dari rezim pemberontak petani Dashun pimpinan [[Li Zicheng]]. Pada bulan Oktober tahun itu, Dorgon mendeklarasikan bahwa Dinasti Qing adalah penerus sah dari [[Dinasti Ming]] yang sebelumnya telah diruntuhkan pemberontakan petani Dashun.
Untuk mengambil hati rakyat Ming yang beretnis Han, Dorgon mengadakan upacara berkabung untuk raja Ming yang tewas oleh pemberontakkan petani.
Dorgon juga mengangkat Fan Hau Cen yang beretnis Han, sebagai pejabat tinggi resmi negara. Hal ini dilakukan demi mengambil simpati dan meredam perbedaan suku demi kemaslahatan Dinasti Qing.
Setelah berhasil menguasai ibukota, Dorgon sempat merasa bimbang untuk mengambil alih kekuasaan raja. Namun berkat cintanya terhadap Ibu Suri Xiaozhuang dan ia sendiri tidak ingin sejarah mencatat namanya demi tahta Naga, serta memikirkan lebih panjang lagi masa depan Dinasti Qing, maka ia melepaskan segala rasa gundah, rayuan oleh adik dan kakaknya yang menginginkannya menjadi kaisar.
Dengan demikian, Shunzhi yang ketika itu berusia 6 tahun otomatis menjadi kaisar Tiongkok pertama dari Dinasti Qing dan Dorgon dan Jirgalang sendiri menjadi pangeran wali.
Selain dibantu oleh Dorgon, ia juga dibantu oleh ibunya, [[Ibusuri Xiaozhuang]] dalam menjalankan pemerintahan. Shunzhi sangat tidak menyukai pamannya yang sangat tegas dan tidak pernah menyetujui hubungannya dengan ibunya. Ia juga merasa bahwa pamanya enggan menyerahkan kekuasaan kepadanya, sehingga saat ia berumur 16, barulah ia resmi menjadi kaisar Qing sepenuhnya.
Pada saat baru memerintah, kaisar Fulin mengangkat gurunya, Fan Hau Xen, sebagai gubernur atas dua wilayah, sehingga menimbulkan kecemburuan besar dia antara para pejabat tinggi negara. Namun dari kesemuanya, terdapat catatan sejarah yang menyatakan bahwa{{fact}} setelah pamannya meninggal tahun [[1650]], ia segera mendakwa pamannnya tersebut secara ''in absentia'' dengan tuduhan bermaksud melakukan [[kudeta]]. Ia memerintahkan agar makam Dorgon dibongkar dan mayatnya dirusak. Selain itu harta bendanya pun disita pemerintah dan semua gelarnya dicabut. Dengan begitu, Shunzhi telah membuktikan kemandiriannya. Tetapi terdapat buku sejarah dinasti Qing{{fact}} yang mencatat tidak pernah terjadi peristiwa seperti itu. Mungkin itu hanyalah rekayasa ibu suri demi menaikkan pamor anaknya yang memerintah dengan usia sangat muda.
== Pemerintahan ==
Setelah memegang kekuasaan di tangannya sendiri, ia mengubah kebijakan-kebijakan pamannya yang represif terhadap etnis [[Han]]. Ia mengadopsi kebijakan yang moderat. Orang-orang Han mulai diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Ia bahkan mempekerjakan sarjana-sarjana Han untuk mendidik anak-anaknya. Sebagai seorang kaisar yang berpikiran terbuka ia juga banyak belajar dari seorang [[misionaris]] [[Yesuit]] asal [[Jerman]] bernama [[Johann Adam Schall von Bell]] mengenai [[astronomi]], [[teknologi]], dan cara memerintah. Schall bahkan diangkat sebagai mentor pribadinya dan diberikan akses bebas untuk keluar masuk istana.
Shunzhi memajukan pertanian, memotong pajak dan bertindak tegas terhadap para pejabat korup. Kebijakannya ini menyebabkan ekonomi yang telah terpuruk pada tahun-tahun terakhir Dinasti Ming berkat invasi Manchu, berangsur-angsur membaik dan produksi meningkat.
Dalam bidang keagamaan, Shunzhi sangat tertarik dengan Budhisme sekte [[Zen]]. Ia mendalami agama dibawah bimbingan Yulin, seorang guru besar Zen yang memberinya nama Budhis, Xingchi. Demikian taatnya ia pada agama [[Budha]], hingga ia pernah menulis sebuah puisi yang menyatakan niatnya menjadi [[biksu]].
''Betapa aku menyesali takdirku''
''Jubah naga menggantikan jubah biksuku''
''Aku terlahir sebagai biksu Budha''
''Namun mengapa berakhir di istana kerajaan ?''
== Kehidupan pribadi ==
Shunzhi menikahi keponakan ibunya, namun ia mencabut gelarnya sebagai permaisuri pada tahun [[1653]]. Tahun berikutnya, ia mengangkat permasuri baru yaitu Permaisuri Xiaohui Zhang. Selain itu, ia juga memiliki beberapa selir, yang paling terkenal adalah Wanru. Ia adalah salah satu selir yang paling disayang oleh Shunzhi. Kehidupannya penuh tragedi; putranya meninggal ketika baru berusia sebulan, diisukan karena diracun oleh permaisuri yang cemburu padanya. Ia meninggal tak lama setelahnya karena sedih dan depresi.
Shunzhi juga sangat tergila-gila dengan Dong Eshi, adik iparnya sendiri sehingga ia memberinya gelar fei (妃, selir kelas atas). Kematian Dong pada tahun [[1660]] merupakan pukulan yang sangat berat baginya, ditambah lagi dengan kematian selir Wanru. Diduga hal inilah yang menjadi penyebab kematiannya tak lama kemudian, akibat dirundung duka yang amat sangat. Usianya saat itu baru 24 tahun. Dia dimakamkan di kompleks pemakaman kaisar Qing, 125 km di timur kota Beijing, tepatnya di musoleum Xiaoling (孝陵).
== Spekulasi seputar kematian ==
4 Februari 1661, Shunzhi menghadiri rapat dan mendengarkan laporan dari atas singasananya seperti biasa. Keesokan harinya ia dilaporkan meninggal di kamarnya, namun tidak seorangpun melihat jasadnya dikarenakan peti matinya sudah dalam keadaan tertutup sejak awal. Yang ditinggalkannya hanya sebuah surat wasiat yang ditujukan pada putra ketiganya, [[KaisarKangxi|Xuan Ye]] untuk meneruskan tahta.
Tersiar cerita bahwa malam sebelum kaisar Fulin dikabarkan meninggal, ibu surinya membujuk agar mengurungkan niat kaisar untuk menjadi Bikshu. Namun Kaisar tetap menolak, sehingga Ibusuri Xiaozhuang sangat kecewa terhadap tindakan anaknya yang melepaskan tahta naganya. Ia pun memerintahkan seluruh pejabat tinggi negara agar memberitahukan ke pelosok negara bahwa Raja Fulin telah meninggal dan mengangkat Xuan Ye sebagai Kaisar Kangxi (pada waktu itu baru berusia 7 tahun) sebagai pengantinya.
Diduga dia belum meninggal saat itu. Dia hanya turun tahta dan hidup membiara di [[Gunung Wutai]], sebuah daerah sakral bagi umat Budha. Dugaan ini diperkuat dengan seringnya Xuan Ye yang telah menjadi [[Kaisar Kangxi]] melakukan kunjungan ke gunung itu yang kemungkinan untuk mengunjunginya. Hal ini menjadi salah satu dari tiga misteri besar dalam Dinasti Qing. Namun para sejarawan dan pejabat negara pada umumnya menepis kemungkinan bahwa Shunzhi menjadi biksu.
== External Link ==
* Wikipedia [[Organisasi Papua Merdeka#Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat/Organisasi Papua Merdeka|Organisasi Papua Merdeka]]
* http://sp.beritasatu.com/home/goliat-tabuni-resmi-dilantik-jadi-pemimpin-tpn-opm/28220/ [Suara Pembaharuan 2012 Goliath Tabuni Lantik Menjadi Pimpinan TPN]
{{start}}
{{s-hou|[[Aisin-Gioro|Wangsa Aisin-Gioro]]|1 Januari|1651|5 Februari|1661}}
{{s-reg}}
{{s-bef|before=[[Huang Taiji]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Kaisar Dinasti Qing|Kaisar Dinasti Qing]]|years=1644-1661}}
{{s-aft|rows=2|after=[[Kaisar Kangxi]]}}
{{s-bef|before=[[Kaisar Chongzhen]]}}
{{s-ttl|title=[[Kaisar Cina]]|years=1644-1661}}
{{end}}
{{DEFAULTSORT:Shunzhi, Kaisar}}
[[Kategori:Kaisar Dinasti Qing|S]]
__INDEKS__
{{Link FA|en}}
|