Kerajaan Pagatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Landschap-landshap di Tanah Bumbu Selatan.PNG|thumb|right|200px| Kerajaan Pagatan (warna merah) dan Kusan (warna biru)]]
'''Kerajaan Pagatan''' ([[1775]]-[[1908]]) <ref>[http://rulers.org/indotrad.html Indonesia Traditional polities]</ref> adalah kerajaan bawahan yang merupakan daerah otonomi bagi imigran suku Bugis di dalam negara [[Kesultanan Banjar]]. Kerajaan otonom ini adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di wilayah '''Tanah Kusan''' atau daerah aliran sungaiSungai Kusan, (sekarang wilayah ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Tanah Bumbu]], [[Kalimantan Selatan]]). Wilayah Tanah Kusan bertetangga dengan wilayah [[kerajaan Tanah Bumbu|Kerajaan Tanah Bumbu]] (yang terdiri atas negeri-negeri: ''Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul, Sampanahan'').
 
Penguasa Kerajaan Pagatan disebut Arung (bukan Sultan), Belanda menyebutnya ''de Aroeng van Pagattan''<ref>{{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Jilid 13, 1853</ref>. Permukiman Pagatan didirikan oleh [[Puanna Dekke'|Puana Dekke]] (''La Dekke''), seorang imigran [[suku Bugis]] atas seijin [[Sunan Nata Alam]] atau [[Panembahan Batuah]] dari Dinasti [[Tamjidullah I dari Banjar|Tamjidullah I]]. Negeri Pagatan kemudian menjadi sekutu Sunan Nata Alam untuk menghabisi rival politiknya yaitu ''Sultan Amir bin Sultan Muhammadillah'' (keturunan ''Sultan Kuning'') yang menuntut tahta Kesultanan Banjar dengan dukungan ''Arung Turawe (Gusti Kasim)'' beserta pasukan Bugis-Paser. Atas keberhasilan mengusir Sultan Amir dari Tanah Kusan, [[La Pangewa/]] (Hasan Pangewa), pemimpin orang Bugis Pagatan, dilantik Sultan Banjar sebagai kapitan (raja) Pagatan yang pertama sekitar tahun 1784 dengan gelar ''Kapitan Laut Pulo''.
 
Kerajaan ini semula merupakan sebagian dari wilayah [[Kesultanan Banjar]] selanjutnya menjadi bawahan Hindia Belanda, karena diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda dalam [[Traktat Karang Intan]]. Menurut [[Staatblaad]] tahun [[1898]] no. [[178]], wilayah kerajaan ini merupakan "leenplichtige landschappen" dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]].
Baris 10:
 
=== Sejarah ===
Wilayah tenggara Kalimantan semula merupakan satu wilayah Kerajaan Tanah Bumbu yang diperintah oleh keturunan Sultan Banjar dengan pusat kerajaan kemungkinan dahulu terletak dekat perbatasan [[Kerajaan Pasir]] yaitu di negeri Cengal (Pamukan) seperti halnya [[Kerajaan Kotawaringin]] yang berdiri dekat perbatasan [[Kerajaan Tanjungpura]]. Raja Kerajaan Tanah Bumbu yang terkenal adalah [[Ratu Intan I]], dalam perkembangannya kemudian terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil atau kepangeranan, karena rajanya hanya berhak bergelar Pangeran atau Ratu seperti gelar putra/putri Sultan Banjar, karena sebenarnya wilayah tersebut merupakan cabang Kesultanan Banjar yaitu keturunan Pangeran Dipati Tuha bibin Sultan Saidullah. Belakangan juga berdiri beberapa kerajaan kecil seperti [[Kerajaan Kusan]], [[Sabamban]], [[Batoe Litjin]], [[Poelau Laoet]] dan Kerajaan Pagatan yang diperintah oleh keturunan Dinasti Tamjidullah I dan sekutunya. Kalau dilihat luas wilayahnya, semua kerajaan-kerajaan ini dapat disamakan dengan sebuah [[lalawangan]] (distrik) yang ada di Kesultanan Banjar pada kurun waktu yang sama.
 
Daerah Pagatan baru ada sekitar tahun [[1750]] dibangun oleh Puanna Dekke', hartawan asal Tanah Bugis tepatnya dari daerah [[Kerajaan Wajo]], Sulawesi Selatan. Puanna Dekke' berlayar menuju [[Kesultanan Pasir]], hatinya tidak berkenan sehingga menyusuri [[Kerajaan Tanah Bumbu]] (sekarang Kabupaten Kotabaru) dan belum menemukan daerah yang dapat dijadikan permukiman sampai dia menemukan sungai yang masuk dalam wilayah Kesultanan Banjar. Selanjutnya bertolaklah Puanna Dekke' menuju [[Banjarmasin]] untuk meminta izin kepada [[Sultan Banjar]] (1734) yaitu Panembahan Batu untuk mendirikan pemukiman di wilayah tersebut, yang kelak menjadi Kerajaan Pagatan. Pada akhirnya wilayah Kerajaan Pagatan dan Kerajaan Kusan disatukan menjadi semacam federasi dengan sebutan Kerajaan Pagatan dan Kusan dan rajanya disebut Raja Pagatan dan Kusan.