Fransiskus Xaverius Eko Armada Riyanto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''FX. Eko Armada Riyanto''' atau sering hanya disebut '''Armada Riyanto''' adalah rohaniwan Katolik penggiat dialog interreligius dan ketua filsuf-filsuf Katolik Indonesia.<ref>Cf. Pertemuan para filsuf Katolik di Yogya Oktober 2014 di http://m.hidupkatolik.com/index.php/2014/10/22/filosof-katolik-bicara-pancasila</ref> Ia mendapat tugas ketua
Saat bom Bali pertama, dia menulis artikel berjudul "Genesis Terorisme" di harian ''Kompas'', 22 Oktober 2002. Artikel itu menjadi salah satu pionir keprihatinan merebaknya gerakan terorisme di Indonesia. Gagasannya tentang terorisme banyak dia kaitkan dengan nihilisme<ref>Cf. https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=3459</ref>. Dan, ketika terjadi perdebatan seputar UU Antiterorisme Bali, tentang tidak berlakunya asas retroaktif (berlaku surutnya) UU tersebut untuk kasus bom Bali, ia menulis kritik tajam di ''Kompas'', 30 Juli 2004 berjudul "Positivisme Hukum Mahkamah Konstitusi. Kritik atas Pembatalan UU Antiterorisme Bali". Tulisan kritis itu menjadi rujukan diskusi mengenai positivisme dan keadilan hukum di Indonesia. Minat kontribusi Armada Riyanto terutama dalam dialog. Bukunya,''Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan, Wajah (Kanisius 2010)'' barangkali terbilang pertama dalam hal keluasan dan kedalaman kontribusi eksploratifnya dalam khasanah teologis-filosofis Indonesia perspektif Katolik. Buku ini menjadi pegangan bagi penggiat dialog di komunitas-komunitas HAK (Hubungan Antar-Kepercayaan) Gereja Katolik. Disamping Dialog intereligius, dia memiliki minat menguraikan berfilsafat politik dari perspektif fenomenologis. Perspektif ini mengajukan konsep-konsep filosofis dari pengalaman keseharian masyarakat, pengalaman duka, kecemasan, penderitaan, ketidak-adilan yang dialami oleh manusia-manusia yang terpinggirkan. Tata hidup bersama (politik) mesti diatur dalam rangka mencegah pengalaman ketidak-adilan dan memromosikan kerjasama, dialog, dan persahabatan. Konsep-konsep tentang "aku", "liyan" (other), "societas dialogal", "societas persahabatan", "societas negosiatif", "societas perdamaian" merupakan beberapa kosa kata filosofis yang kerap muncul dari tulisan-tulisannya.
|