Fransiskus Xaverius Eko Armada Riyanto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
'''FX. Eko Armada Riyanto''' atau sering hanya disebut '''Armada Riyanto''' adalah rohaniwan Katolik penggiat dialog interreligius dan ketua filsuf-filsuf Katolik Indonesia.<ref>Cf. Pertemuan para filsuf Katolik di Yogya Oktober 2014 di http://m.hidupkatolik.com/index.php/2014/10/22/filosof-katolik-bicara-pancasila</ref> Ia mendapat tugas ketua sejak 2006. Ia lahir di Nganjuk, 6 Juni 1965. Sarjana filsafat diperolehnya dari STFT Widya Sasana Malang (1989), Licensiat dan gelar Doktor di bidang filsafat diperolehnya dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia dengan disertasi tentang hak dan kewajiban dalam Thomas Hobbes ''Right and Obligation in Thomas Hobbes'' (1999)<ref>http://oseegenius.unigre.it/pug/resource;jsessionid=425CB83DD128B4A021B709D118762D70?uri=315013&v=l</ref>. Selain mengajar filsafat di Almamaternya, Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana, Malang, dia juga mengajar di beberapa universitas di Malang dan Surabaya terutama di bidang "phenomenological research methodology" untuk program doktoral (Universitas Airlangga, Unika Widya Mandala, dan Universitas Muhammadiyah). Pada tahun 2009 dia menjadi guru besar filsafat di Sekolah yang sama<ref>http://www.stftws.org/konten2.php?op=6</ref>. Pada tahun 2006 dia menjadi dosen luar biasa untuk bidang filsafat politik di Holy Name of Mary Seminary, Honiara, Solomon Islands. Dan, setelah ber-semester Sabat di Depaul University, Chicago, IL, USA (2014), saat ini dia menjabat direktur Program Magister STF Widya Sasana, setelah menjadi Ketua selama dua periode (2004-2012).
Saat bom Bali pertama, dia menulis artikel berjudul "Genesis Terorisme" di harian ''Kompas'', 22 Oktober 2002. Artikel itu menjadi salah satu pionir keprihatinan merebaknya gerakan terorisme di Indonesia. Gagasannya tentang terorisme banyak dia kaitkan dengan nihilisme<ref>Cf. https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=3459; Tentang "Sustainibilitas Terorisme", ''Kompas'', 21 Juli 2009, http://webgisintelligence.blogspot.com/2010/03/sustainabilitas-terorisme.html</ref>. Dan, ketika terjadi perdebatan seputar UU Antiterorisme Bali, tentang tidak berlakunya asas retroaktif (berlaku surutnya) UU tersebut untuk kasus bom Bali, ia menulis kritik tajam di ''Kompas'', 30 Juli 2004 berjudul "Positivisme Hukum Mahkamah Konstitusi. Kritik atas Pembatalan UU Antiterorisme Bali". Tulisan kritis itu menjadi rujukan diskusi mengenai positivisme dan keadilan hukum di Indonesia. Minat kontribusi Armada Riyanto terutama dalam dialog. Bukunya,''Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan, Wajah (Kanisius 2010)'' barangkali terbilang pertama dalam hal keluasan dan kedalaman kontribusi eksploratifnya dalam khasanah teologis-filosofis Indonesia perspektif Katolik. Buku ini menjadi pegangan bagi penggiat dialog di komunitas-komunitas HAK (Hubungan Antar-Kepercayaan) Gereja Katolik. Disamping Dialog intereligius, dia memiliki minat menguraikan berfilsafat politik dari perspektif fenomenologis. Perspektif ini mengajukan konsep-konsep filosofis dari pengalaman keseharian masyarakat, pengalaman duka, kecemasan, penderitaan, ketidak-adilan yang dialami oleh manusia-manusia yang terpinggirkan. Tata hidup bersama (politik) mesti diatur dalam rangka mencegah pengalaman ketidak-adilan dan memromosikan kerjasama, dialog, dan persahabatan. Konsep-konsep tentang "aku", "liyan" (other), "societas dialogal", "societas persahabatan", "societas negosiatif", "societas perdamaian" merupakan beberapa kosa kata filosofis yang kerap muncul dari tulisan-tulisannya.
Untuk keperluan tema dialog interreligius, dia diminta oleh Kementerian Luar Negeri dan Kemenag untuk menjadi anggota delegasi Indonesia dalam beberapa pertemuan internasional, antara lain di Krakowia Polandia<ref>http://kemlu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail-NewsLike.aspx?l=en&ItemID=fe8562da-01e4-4f15-a74f-a5a6a31d0f02</ref> dan Berlin Jerman (2011)<ref>http://www.culturaldiplomacy.org/index.php?en_events_ci_2011-10-1</ref>, Santiago Chile dan Buenos Aires Argentina (2012)<ref>http://icrp-online.org/en/2012/06/02/wamenlu-chile-dialog-lintas-agama-terobosan-baru-diplomasi/</ref>, di EEP Group Parlemen Eropa (2013)<ref>http://www.eppgroup.eu/event/Diversity-and-Multiculturalism:-the-Indonesian-Story?qt-rss_feed_group_level=0</ref>, dan Kroc Institute, Notre Dame University, USA (2014)<ref>http://kroc.nd.edu/news-events/events/2014/05/02/1647</ref> dan beberapa pertemuan dalam negeri.
|