Sura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) |
Kembangraps (bicara | kontrib) |
||
Baris 12:
Kegiatan dimulai dengan persiapan seusai waktu Asar. Pusaka-pusaka yang akan dikirab sebelumnya telah dibersihkan (dicuci) dan air cucian ditampung. Pusaka disimpan di kamar pusaka. Tamu dan peserta kirab pria mengenakan [[beskap]] hitam, berkain [[batik]], dengan ''iket'' ([[blangkon]]) dan mengenakan [[keris]]. Tamu dan peserta kirab putri mengenakan [[kemben]] batik atau mengenakan [[kebaya]] hitam, dengan [[sanggul]].
Upacara dimulai biasanya pukul 1900 atau bakda (seusai) 'Isya. Pada saat itu, pengageng Pura (Istana) Mangkunegaran yaitu Adipati Arya Mangkunegara yang berkuasa (disebut ''Sampéyandalem Ingkang Jumeneng'', sejak 1987 adalah KGPAA [[Mangkunegara IX]]), disertai dengan keluarga akan menempati ''Peringgitan'' (bagian
Ketua panitia didampingi kerabat senior memohon izin untuk menjemput pusaka yang akan dikirab (biasanya lima) dari kamar pusaka. Setelah pusaka dikeluarkan, ketua panitia akan memimpin iring-iringan kirab setelah mendapat izin dari ''
Rute kirab adalah jalan yang melingkari istana, memutar searah jarum jam, dimulai dari gerbang selatan Istana. Prosesi kirab dilakukan tanpa suara dan tanpa cahaya. Pada saat bersamaan di [[Masjid Mangkunegaran]] dilakukan pembacaan ayat-ayat suci [[Alqur'an]] (séma'an). Kirab biasanya berakhir menjelang pukul 21, dan pusaka kemudian dikembalikan ke dalam kamar pusaka, setelah ketua panitia melaporkan pelaksanaan kirab kepada ''Sampéyandalem Ingkan Jumeneng''. Pada saat itu, air cucian pusaka yang telah disiapkan di depan ''pendhapa'' akan diperebutkan oleh warga yang sejak sore telah mendatangi Istana.
Pada sekitar pukul 22.00 kerabat kraton berkenan untuk bertemu dengan warga dan akan melemparkan bingkisan kecil berisi koin dan bunga kering kepada warga untuk diperebutkan.
Setelah acara ini, para kerabat istana akan memasuki istana untuk mempersiapkan ''laku tirakat'' pada tengah malam. Upacara meditasi ini akan dipersiapkan sejak pukul 23.00. Para peserta diminta mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam. Sejumlah pusaka (yang tidak ikut dikirab) akan disiapkan di ''Dalem Ageng'' (ruang singgasana). Peserta yang mengenakan pakaian adat dipersilakan memasuki ''Dalem Ageng'', sementara yang tidak akan duduk di ''peringgitan''. Pada pukul 24.00 dilakukan tirakatan (meditasi) selama satu jam. Seluruh pencahayaan dimatikan dan peserta tidak diperkenankan bersuara.
Pada pukul 01.00 tirakatan selesai dan pusaka-pusaka dikembalikan ke kamar pusaka.
==Perayaan Satu Sura oleh Karaton Surakarta Hadiningrat==
|