Rusdi Kirana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Rusdi Kirana''' ({{lahirmati||17|8|1966}}) merupakan seorang [[pengusaha]] [[Indonesia]] yang kini menjabat sebagai CEO [[Lion Air]] Group. Di bidang politik, sejak [[12 Januari]] [[2014]], ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum [[Partai Kebangkitan Bangsa]]<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/12/utang-budi-ke-gus-dur-alasan-bos-lion-air-rusdi-kirana-pilih-pkb Artikel:"Utang Budi ke Gus Dur Alasan Bos Lion Air Rusdi Kirana Pilih PKB" di tribunenews.com]</ref>. Pada [[19 Januari]] [[2015]], ia dipilih oleh Presiden [[Joko Widodo]] untuk menjadi anggota [[Dewan Pertimbangan Presiden]]<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2015/01/19/terima-pinangan-jokowi-rusdi-kirana-siap-mundur-sebagai-waketum-pkb Artikel:"Terima Pinangan Jokowi Rusdi Kirana Siap Mundur Sebagai Waketum PKB" di tribunnews.com]</ref><ref>[http://news.okezone.com/read/2015/01/19/337/1094147/jadi-wantimpres-rusdi-kirana-siap-mundur-dari-pkb Artikel:"Jadi Wantimpres, Rusdi Kirana Siap Mundur dari PKB" di Okezone.com]</ref>.
== Biografi ==
Rusdi memulai bisnis penerbangannya pada Oktober [[1999]]. Dengan modal awal US$10 juta, Rusdi menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan.
Dalam waktu singkat, Rusdi mampu membawa Lion Air melesat. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion kini memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion bisa meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.
Baris 8:
Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka, ia pun terus mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawatnya.
Untuk infrastruktur, Rusdi bekerja sama dengan pihak TNI AU dan PT [[Dirgantara Indonesia]] menyewa hanggar di [[Lapangan Udara Husein Sastranegara]], [[Bandung]], guna dijadikan Lion Maintenance Facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari [[Skandinavia Air]] untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air juga melakukan kerja sama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola [[Bandara Halim Perdanakusuma]], [[Jakarta]]. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Halim.
Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke [[Singapura]], [[Penang]], [[Kuala Lumpur]], [[Ho Chi Minh]], dan [[Seoul]]. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke [[Hong Kong]] dan [[Tiongkok]].
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
|