Datu Sanggul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
k infobox
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
k update
Baris 1:
{{Infobox person|name = Datu Sanggul|death_place = [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]]|known_for = [[Ulama]]|religion = [[Islam]]|image = Datu Sanggul.jpg|birth_date = Sekitar 18-an Masehi|image_size = 200px}}Datu Sanggul, demikian masyarakat menyebut beliau, adalah seorang ulama dan tokoh masyarakat, khususnya di wilayah [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]]. Ia hidup sekitar [[Abad ke-18|abad ke-18 M]], satu zaman dengan [[Muhammad Arsyad al-Banjari|Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari]].
 
Ia berasal dari [[Palembang]]<ref name=":0" /> (versi lain mengatakan: [[Aceh]]<ref name=":1">{{Web|url = http://berimbang.com/sejarah/riwayat-datuk-sanggul|title = Riwayat Datu Sanggul|author = Berimbang (site)|date = 2 Desember 2014}}</ref>/[[Hadramaut]]<ref name=":1" />), kemudian melanglang buana ke berbagai penjuru untuk menuntut ilmu, hingga akhirnya tiba di Tatakan dan berguru dengan [[Datu Suban]]<ref name=":0" /><ref name=":1" />, seorang ulama besar yang ada di [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]] juga, hingga akhir hayatnya dan makamnya terus diziarahi oleh masyarakat.<ref name=":0">{{Web|url = http://mediakalimantan.com/artikel-1293-datu-sanggul-waliyullah-nan-berlimpah-karomah.html|title = Datu Sanggul Waliyullah Nan Berlimpah Karomah|date = 25 Oktober 2014|author = Khairil/Dillah (Media Kalimantan)}}</ref>
 
Atas jasa-jasanya pada masyarakat, namanya dijadikan nama sebuah rumah sakit di [[Rantau (kota)|Rantau]], [[RSUD Datu Sanggul]]<ref>{{Web|url = http://rumah-sakit.findthebest.co.id/l/117/RSU-Datu-Sanggul-Rantau|title = RSU Datu Sanggul Rantau|date = |author = Find the Best (site)}}</ref>
 
== Nama ==
Dalam salah satu riwayat diceritakan, Datu Sanggul disebutkan bernama asli ''Syekh Muhammad Abdussamad''. Dalam riwayat lainnya, disebutkan bahwa nama beliau adalah ''Ahmad Sirajul Huda''.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
 
== Gelar Datu Sanggul ==
Baris 25:
Datu Sanggul sangat terkenal pula dengan syair-syairnya yang begitu puitis dan penuh makna.
 
Salah satu syair yang sangat terkenal adalah syair pantun “''Saraba Ampat''”<ref name=":0">{{Web|url = http://mediakalimantan.com/artikel-1293-datu-sanggul-waliyullah-nan-berlimpah-karomah.html|title = Datu Sanggul Waliyullah Nan Berlimpah Karomah|date = 25 Oktober 2014|author = Khairil/Dillah (Media Kalimantan)}}</ref><ref>{{Web|url = http://jalansufi.com/index.php/jalan-sufi-Islam-Sufi-jalansufi.com/syair-serba-empat|title = Syair Serba Empat|author = Jalan Sufi (site)|date = Februari 2004}}</ref> ([[Bahasa Banjar|bahasa banjar]]: Serba Empat). Syair tersebut berbahasa Banjar yang sarat dengan pelajaran tasawuf. Di antara petikan syair tersebut berbunyi;
 
{{Quote| “Allah jadikan saraba ampat. Syariat tharikat hakikat ma'rifat. Menjadi satu di dalam khalwat. Rasa nyamannya tiada tersurat”.|[[Datu Sanggul]]}}Ada lagi syair ma'rifat lainnya:
Baris 51:
 
==== Bersama Datu Kelampayan ====
Dalam riwayat lagi, keramat Datu Sanggul ini pun dibuktikan Datu Kalampayan, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
 
Pada suatu hari Jum’at di Kota Mekkah, Datu Kalampayan ada di sana. Sewaktu di Masjid Mekkah untuk melaksanakan shalat Jum’at berjamaah, Datu Kalampayan melihat seseorang sembahyang di dekatnya. Beliau tertarik untuk mengetahui, karena orang itu mengenakan baju ''palimbangan'' hitam dan celana hitam serta memakai ''laung''. Datu Kalampayan yakin bahwa ia bukan orang-orang Mekkah, karena orang-orang Mekkah tidak ada yang berpakaian demikian. Pakaian seperti itu hanya dipakai oleh orang Banjar atau orang tanah Jawa. Dan peristiwa itu dilihat Datu Kalampayan selama beberapa kali Jum’at. “Tidak salah lagi, ini pasti orang Banjar,” ujar Datu Kalampayan kala itu.
Baris 71:
Buah itu diterima Datu Kalampayan, dan diperiksa masih ada getah dari tangkai kuini itu. Sama seperti baru dipetik dari samping rumah. Durian dan kuini tersebut masak pula. Segera Datu Kalampayan mengupas dan memakannya. Memang betul durian dan kuini. Di Mekkah kedua buah tersebut tidak ada. Kuini Jawa saja tidak terdapat, kecuali jenis asam-asaman lain. Dan saat Datu Kalampayan kembali ke Tanah Banjar, ia semakin kaget karena ada buah kuini dari kerajaan Banjar yang tiba-tiba menghilang. Rupanya, buah kuini itulah yang dipetikkan Datu Sanggul untuk Datu Kalampayan.
 
Sejak pertemuan awal itu, Datu Sanggul dan Datu Kalampayan semakin sering bertemu di setiap shalat Jum’at. Dan karena sering bertemu, maka terjalinlah persahabatan antara keduanya. Sering Datu Sanggul dibawa ke kediaman Syeikh Muhammad Arsyad. Datu Sanggul pun tidak pernah menolak. Dari persahabatan keduanya ini pula kemudian ada satu kitab yang dikenal ''[[Kitab Barencong]]''.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Yakni, kitab yang dibagi dua secara diagonal. Satu bagian dipegang oleh Datu Kalampayan, dan sebagian lainnya dibawa oleh Datu Sanggul.
 
== Wafat ==
Datu Sanggul lebih muda wafat, yakni di tahun pertama kedatangan Syekh Muhammad Arsyad di Tanah Banjar. Berkat keterangan Syekh Muhammad Arsyad-lah identitas kealiman dan ketinggian ilmu Datu Sanggul terkuak serta diketahui oleh masyarakat luas, sehingga mereka yang asalnya menganggap “Sang Datu” sebagai orang yang tidak pernah shalat Jumat sehingga tidak layak untuk dimandikan, pada akhirnya berbalik menjadi hormat setelah diberitakan oleh Syekh Muhammad Arsyad sosok Datu Sanggul yang sebenarnya.<ref name=":1" />
Menjelang akhir hayatnya, Datu Sanggul minta dibawakan kain kafan kepada Datu Kalampayan apabila Datu Kalampayan selesai menuntut ilmu dari Mekkah (pulang ke Tanah Banjar). Dan ternyata, kain kafan itu digunakan untuk mengkafani Datu Sanggul sendiri yang berpulang ke hadirat Allah bertepatan dengan pulangnya Datu Kalampayan dari Mekkah ke Tanah Banjar.
 
Menjelang akhir hayatnya, Datu Sanggul minta dibawakan kain kafan kepada Datu Kalampayan apabila Datu Kalampayan selesai menuntut ilmu dari Mekkah (pulang ke Tanah Banjar). Dan ternyata, kain kafan itu digunakan untuk mengkafani Datu Sanggul sendiri yang berpulang ke hadirat Allah bertepatan dengan pulangnya Datu Kalampayan dari Mekkah ke Tanah Banjar.<ref name=":0" />
 
== Makam ==