Kabupaten Sumedang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Raden kanan (bicara | kontrib) k →Sejarah |
||
Baris 196:
Jaya Perkosa adalah bekas senapati Pajajaran, sedangkan Batara Wiradijaya sesuai julukannya bekas ''Nangganan''. Menurut Kropak 630, jabatan ''Nangganan'' lebih tinggi setingkat dari menteri, namun setingkat lebih rendah dari ''Mangkubumi.''
Di samping itu, menurut tradisi hari pasaran ''Legi'' (Manis), merupakan saat baik untuk memulainya suatu upaya besar dan sangat penting. Peristiwa itu dianggap sangat penting karena pengukuhan Geusan Ulun sebagai "nyakrawartti" atau ''nalendra'' merupakan semacam proklamasi kebebasan Sumedang yang mensejajarkan diri dengan [[Kerajaan Banten]] dan [[Cirebon]]. ''Arti penting lain yang terkandung dalam peristiwa itu adalah pernyataan bahwa Sumedang Larang menjadi ahli waris serta penerus yang sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran, di bumi Parahyangan.''
Mahkota dan beberapa atribut kerajaan yang dibawa oleh senapati Jaya Perkosa dan diserahkan kepada [[Prabu Geusan Ulun]] merupakan bukti legalisasi kebesaran Sumedang Larang, ''sama halnya dengan pusaka [[Majapahit]] menjadi ciri keabsahan [[Demak]], [[Pajang]], dan [[Mataram]].''
|