Gedung Juang Tambun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib)
k Wikifisasi, merapikan kalimat sesuai (minimal) kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Baris 1:
[[Berkas:Reynan-gedung-juang-tambun-2014-12-21-612_result.jpg|thumb|right|Gedung Juang Tambun]]
'''Gedung Juang Tambun''' atau yang biasa dikenal dengan nama '''Gedung Tinggi''' merupakan sebuah situs sejarah yang terletak di desa Mekar Sari, kecamatan Tambun Selatan, [[kabupatenKabupaten Bekasi]] yang bergaya ''Neo-klasik'',.'' Gedung juangJuang Tambun dan [[stasiun Tambun]] yang telah dihancurkan yang terletak dibelakangdi belakang gedung ini, merupakan satu kesatuan sejarah yang tidak terpisahkan.
 
== Sejarah Awal ==
[[Berkas:Reynan-relief-perjuangan-gedung-juang-tambun-2014-12-21-620_result.jpg|thumb|right|Relief yang menceritakan masa awal wilayah Bekasi]]
Gedung Juang Tambun dibangun oleh tuan tanah beretnis tionghoa bernamaTionghoa, Kow Tjing Kie, dengan dua tahap,. tahapTahap pertama pada tahun [[1906 dan]], selesai pada tahun [[1910]]. kemudianKemudian tahap keduake-dua pada tahun [[1925]]. Pada awalnya, halaman depan Gedung juangJuang Tambun yang terlihat dari jalan Hasanudin ini banyak ditanami oleh pohon mangga yang pada masa itu tidak begitu dikenal dikalangandi kalangan masyarakat wilayah Tambun dan [[Bekasi]].<ref>[http://tamsel.bekasikab.go.id/berita-gedung-juang-45-saksi-bisu-perjuangan-masyarakat-tambun.html | Kabupaten Bekasi - Gedung Juang 45 Saksi Bisu Perjuangan Masyarakat Tambun]</ref>
 
[[Berkas:Reynan-relief-perjuangan-gedung-juang-tambun-2014-12-21-614 result.jpg|thumb|right|Relief perjuangan melawan penjajah di sekitar Gedung Juang Tambun]]
Pada saat perang kemerdekaan melawan [[Belanda]], Gedung juangJuang yang pada saat itu dikenal dengan nama ''Gedung Tinggi'' dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang pada saat itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah.
 
Gedung juang Tambun ini berlokasi hanya beberapa kilometer dari perbatasan wilayah terluar [[Batavia]] yaitu wilayah ''Sasak Jarang'' yang kini menjadi wilayah perbatasan antara [[Bekasi Timur, Bekasi|kecamatan Bekasi Timur, kota Bekasi]] dengan [[Tambun Selatan, Bekasi|kecamatan Tambun Selatan, kabupatenKabupaten Bekasi]]. Akibat pertahanan Belanda di wilayah Bekasi sering diserang, maka Belanda sering meninggalkan tempat pertahanannya yang berada di wilayah Bekasi dan menarik diri untuk memperkuat wilayah pertahanannya di [[Klender]], yang kemudian menjadi batas antara [[kota Bekasi]] dengan [[kota Administratif Jakarta Timur]].
 
[[Berkas:Reynan-relief-perjuangan-gedung-juang-tambun-kereta-2014-12-21-615_result.jpg|thumb|right|Relief perundingan pertukaran tawanan perang antara pejuang kemerdekaan Indonesia dengan tentara Belanda]]
Gedung ini juga menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan [[Indonesia]]. Pejuang kemerdekaan Indonesia dipulangkan oleh Belanda ke wilayah Bekasi dan tentara Belanda dipulangkan ke Batavia melalui [[Stasiun Tambun]] yang lintasan relnya tepat berada dibelakang gedung ini.
 
Setelah Belanda meninggalkan wilayah Bekasi, Gedung juang Tambun kemudian dimiliki oleh Kouw Oen Huy yang merupakan tuan tanah beretnis tionghoaTionghoa yang menguasai banyak tanah di wilayah Tambun dan wilayah [[Cakung]] (dekat Klender) hingga tahun [[1942]].
 
== Masa Penjajahan Jepang ==
[[Berkas:Reynan-relief-perjuanga-gedung-juang-tambun-2014-12-21-617_result.jpg|thumb|right|Relief perjuangan pejuang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Jepang]]
Pada tahun [[1943]] tentara Jepang mengambil alih Gedunggedung ini dan dijadikannya sebagai salah satu pusat kekuatan dalam menjajah Indonesia. Pada akhr masa penjajahan jepangJepang, terjadi sebuah peristiwa besar pembantaian tentara Jepang oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, dimanadi mana tentara Jepang yang pada saat itu menggunakan kereta api melintasi wilayah Bekasi hendak meninggalkan Indonesia melalui Bandar Udara Kalijati, [[Subang.]] relnya dibelokan ke rel buntu yang membuat kereta terperosok, kemudian tentara Jepang yang sebagian besar tidak bersenjata dikarenakan mereka menyimpan senjatanya di gerbong barang, dibantai oleh pejuangan kemerdekaan Indonesia dan mayatnya dibuang di kali Bekasi.
 
== Masa Mempertahankan Kemerdekaan ==
 
Setelah Jepang menarik diri dari Indonesia pada tahun [[1945]], KNI (Komite Nasonal Indonesia) menjadikan Gedung juangJuang Tambun sebagai ''Kantorkantor [[Kabupaten]] [[Jatinegara'',]]. tidakTidak hanya menjadi kantor kabupaten Jatinegara, namun gedung ini juga dijadikan sebagai menjadi tempat pertahanan dan pusat komando dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari tentara sekutu yang hendak menjajah Indonesia kembali.
 
Pada akhir tahun [[1947]], [[Belanda]] melanggar perjanjianPerjanjian Linggar Jati dan melakukan agresi militer pertama, Gedung juangJuang Tambun pun dapat dikuasai oleh Belanda setelah melakukan serangan bertubi-tubi hingga tahun [[1949,]] namun padaNamun tahun [[1950]] pejuang Indonesia dapat merebut kembali gedung ini,. setelahSetelah gedung ini berhasil di kuasai dan wilayah Tambun berhasil diamankan, maka aktifitasaktivitas pemerintahan kembali dilakukan di gedung ini. tercatatTercatat pada tahun [[1950]] ''Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi'' menempati gedung ini pertamakalikali pertama, disusul oleh kantor-kantor pertanian dan jawatan lainnya hingga akhir [[1982]].
 
Pada tahun [[1951]] gedung ini diisi oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) [[Angkatan Darat]], Batalyon Kian Santang. Lembaga wakil rakyat pun pernah berkantor di gedung ini hingga tahun [[1960]] diantaranya DPRD Sementara, DPRD TKTk. II Bekasi dan DPRD-GR hingga tahun [[1960]]. Pada tahun [[1962]] dijadikan tempat tahanan politik [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI).
 
{adaPada tahun [[1982]], Bupati Bekasi yang juga seorang budayawan asal Bekasi yaitu, Abdul Fatah yang menjabat dari tahun [[1973]] - [[1983]] membentuk Akademi Pembangunan Desa (APD) di wilayah Tambun dengan menggunakan Gedung juang Tambun sebagai kampusnya.<ref>[http://unismabekasi.ac.id/?2010=12&idb=132 | Universitas Islam 45 Bekasi - Profil Abdul Fatah]</ref> Akademi Pembangunan Desa (APD) ini pada masa sekarang telah menjadi Universitas Islam 45 Bekasi dan telah memiliki kompleks pengajarannyakampus sendiri di dekat saluran Irigasi Tarum Barat (Kali Malang) di Jalan [[Cut MutiaMeutia]], [[kota Bekasi]]
Pada tahun 1962 gedung ini dijadikan tempat tahanan politik Partai Komunis Indonesia (PKI)
 
{ada tahun 1982, Bupati Bekasi yang juga seorang budayawan asal Bekasi yaitu Abdul Fatah yang menjabat dari tahun 1973 - 1983 membentuk Akademi Pembangunan Desa (APD) di wilayah Tambun dengan menggunakan Gedung juang Tambun sebagai kampusnya.<ref>[http://unismabekasi.ac.id/?2010=12&idb=132 | Universitas Islam 45 Bekasi - Profil Abdul Fatah]</ref> Akademi Pembangunan Desa (APD) ini pada masa sekarang telah menjadi Universitas Islam 45 Bekasi dan telah memiliki kompleks pengajarannya sendiri di dekat saluran Irigasi Tarum Barat (Kali Malang) di Jalan Cut Mutia, [[kota Bekasi]]
 
== Masa Modern ==
 
Pada tahun [[1999]], gedung ini pernah menjadi kantor sekretariat Pemilu dan Dinas Kebersihan serta Pertamanan, dan sekarang dimanfaatkan sebagai Kantor Pemadam Kebakaran menempati tempat ini.
 
== Panorama Gedung Juang Tambun ==