Pandawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irfanarmio (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Irfanarmio (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 65:
 
=== Para Pandawa mendapatkan Dropadi ===
[[File:The Swayamvara of Panchala's princess, Draupadi.jpg|left|thumb|280px|Ilustrasi sayembara memperebutkan Dropadi di Kerajaan Panchala.]]
{{main|Dropadi}}
 
Pandawa lima yang melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan [[sayembara]] di [[Kerajaan Panchala]] dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja [[Panchala]] ([[Drupada]]) yang bernama Panchali atau [[Dropadi]]. [[Arjuna]] pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya, tetapi [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Arjuna]] yang berkata kepada ibunya ketika ibunya tengah memasak, "Ibu, kami membawa sedekah yang terbaik!" [[Kunti]], menjawab tanpa melihat, "Bagilah sama rata kepada saudaramu, Nak." Karena perkataan ibunya. Pancali pun bersuamikan lima orang.
 
=== Perselisihan antar keluarga ===
[[Berkas:BhimaDisrobing drinksof bloodDraupadi.jpg|right|240px|thumb|Bima merobek dadaAdegan [[DursasanaDropadi]] danditelanjangi meminum darahnya di medanoleh [[perang KurukshetraDursasana]]. Lukisan dari [[Lahore]], th. 1930-an.]]
 
Pamannya ([[Dretarastra]]) yang mengetahui bahwa Pandawa lima ternyata belum mati pun mengundang mereka untuk kembali ke Hastinapura dan memberikan hadiah berupa tanah dari sebagian kerajaannya, yang akhirnya Pandawa lima membangun kota dari sebagian tanah yang diberikan pamannya itu hingga menjadi megah dan makmur yang diberi nama [[Indraprastha]]. [[Duryodana]] yang pernah datang ke Indraprastha iri melihat bangunan yang begitu indah, megah dan artistik itu. Setelah pulang ke [[Hastinapura]] ia langsung memanggil arsitek terkemuka untuk membangun pendapa yang tidak kalah indahnya dari pendapa di [[Indraprastha]]. Bersamaan dengan pembangunan pendapa di Hastinapura ia pun merencanakan sesuatu untuk merebut kerajaan milik Yudistira (Indraprastha) dan menjatuhkan Yudistira dan adik adiknya. Yang pada akhirnya Yudistra pun terjebak dalam rencananya Duryodana dan harus menjalani pengasingan selama 12 Tahun dan satu tahun untuk tidak dikenali, di dalam pengasingan itu Pandawa pun menyusun rencana untuk membalas dendam atas penghinaan yang telah dilakukan Duryodana dan adik adiknya, yang akhirnya memicu terjadinya [[perang di Kurukshetra|perang besar]] antara Pandawa dan [[Korawa]] serta sekutu-sekutunya.
 
=== Pertempuran besar di Kurukshetra ===
{{main|Perang di Kurukshetra}}
[[Berkas:Bhima drinks blood.jpg|right|240px|thumb|[[Bima]] merobek dada [[Dursasana]] dan meminum darahnya di medan [[perang Kurukshetra]].]]
 
Pertempuran besar di Kurukshetra (atau lebih dikenal dengan istilah [[Bharatayuddha]] di [[Indonesia]]) merupakan pertempuran sengit yang berlangsung selama delapan belas hari. Pihak Pandawa maupun pihak [[Korawa]] sama-sama memiliki ksatria-ksatria besar dan angkatan perang yang kuat. Pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan berada di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran sengit tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali [[Yuyutsu]], satu-satunya Korawa yang memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.
 
=== Akhir riwayat ===
[[Berkas:Yudhisthira with a dog as a chariot from heaven arrive.jpg|left|thumb|Lukisan penjemputan [[Yudistira]] dan anjingnya oleh Dewa [[Indra]].]]
 
Setelah [[Kresna]] wafat, [[Byasa]] menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai pertapa. Sebelum meninggalkan kerajaan, [[Yudistira]] menyerahkan tahta kepada [[Parikesit]], cucu [[Arjuna]]. Para Pandawa beserta [[Dropadi]] melakukan perjalanan terakhir mereka di Gunung [[Himalaya]]. Sebelum sampai di puncak, satu persatu dari mereka meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih bertahan hidup dan didampingi oleh seekor anjing yang setia. Sesampainya di puncak, Yudistira dijemput oleh Dewa [[Indra]] yang menaiki kereta kencana. Yudistira menolak untuk mencapai surga jika harus meninggalkan anjingnya. Karena sikap tulus yang ditunjukkan oleh Yudistira, anjing tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu Dewa [[Dharma]]. Dewa Dharma berkata bahwa Yudistira telah melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang dan ia berhak berada di surga.