Abu Dawud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Carriearchdale (bicara | kontrib)
k WPCleaner v1.33 - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Templat dengan kontrol karakter Unicode)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → ia (29)
Baris 1:
'''Imam Abu Dawud''' ({{tahun mati dan umur|817|888|hlahir=202 H|hmati=16 Syawal 275 H|tmati=[[Basrah]]}}) adalah salah seorang perawi [[hadits]], yang mengumpulkan sekitar 50.000 hadits lalu memilih dan menuliskan 4.800 di antaranya dalam kitab [[Sunan Abu Dawud]]. Nama lengkapnya adalah '''Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani'''. Untuk mengumpulkan hadits, beliauia bepergian ke [[Arab Saudi]], [[Irak]], [[Khurasan]], [[Mesir]], [[Suriah]], [[Nishapur]], [[Marv]], dan tempat-tempat lain, menjadikannya salah seorang ulama yang paling luas perjalanannya.
 
Bapak beliauia yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi hadits yang meriwayatkan hadits dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin Al Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadits dan ilmu-ilmunya juga merupakan teman perjalanan beliauia dalam menuntut hadits dari para ulama ahli hadits.
 
Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di Baghdad, dan di sana beliauia menemui kematian [[Imam Muslim]], sebagaimana yang beliauia katakan: "Aku menyaksikan jenazahnya dan mensholatkannya".<ref>{{ar}} ''Tarikh Al-Baghdadi'' (IX/56).</ref> Walaupun sebelumnya beliauia telah pergi ke negeri-negeri tetangga Sajistaan, seperti khurasan, Baghlan, Harron, Roi dan Naisabur.
 
Setelah beliauia masuk kota Baghdad, beliauia diminta oleh Amir Abu Ahmad Al Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashroh,dan beliauia menerimanya,akan tetapi hal itu tidak membuat beliauia berhenti dalam mencari hadits.
 
== Guru ==
Baris 11:
 
== Murid ==
Demikian pula murid-murid beliauia cukup banyak antara lain, yaitu:
# [[Imam Turmudzi]]
# [[Imam Nasa'i]]
# Abu Ubaid Al Ajury
# Abu Thoyib Ahmad bin Ibrohim Al Baghdady (Perawi sunan Abi Daud dari beliauia).
# Abu `Amr Ahmad bin Ali Al Bashry (perawi kitab sunan dari beliauia).
# Abu Bakr Ahmad bin Muhammad Al Khollal Al Faqih.
# Isma`il bin Muhammad Ash Shofar.
# Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliauia).
# Zakariya bin Yahya As Saajy.
# Abu Bakr Ibnu Abi Dunya.
# Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh dari beliauia).
# Ali bin Hasan bin Al `Abd Al Anshory (perawi sunan dari beliauia).
# Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perawi sunan dari beliauia).
# Abu `Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu`lu`y (perawi sunan dari beliauia).
# Muhammad bin Ahmad bin Ya`qub Al Matutsy Al Bashry (perawi kitab Al Qadar dari beliauia).
 
== Penyusunan Sunan Abu Dawud ==
Imam Abu Daud menyusun kitabnya di [[Baghdad]]. Minat utamanya adalah [[syariat]], jadi kumpulan hadits-nya berfokus murni pada hadits tentang syariat. Setiap hadits dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan [[Al-Qur'an]], begitu pula sanadnya. Dia pernah memperlihatkan kitab tersebut kepada Imam Ahmad untuk meminta saran perbaikan.
 
Kitab Sunan Abu Dawud diakui oleh mayoritas dunia Muslim sebagai salah satu kitab hadits yang paling autentik. Namun, diketahui bahwa kitab ini mengandung beberapa hadits lemah (yang sebagian ditandai beliauia, sebagian tidak).
 
Banyak ulama yang meriwayatkan hadits dari beliauia, di antaranya [[Imam Turmudzi]] dan [[Imam Nasa'i]]. [[Al Khatoby]] mengomentari bahwa kitab tersebut adalah sebaik-baik tulisan dan isinya lebih banyak memuat [[fiqh]] daripada kitab ''[[Shahih Bukhari]]'' dan ''[[Shahih Muslim]]''. [[Ibnul A'raby]] berkata, barangsiapa yang sudah menguasai Al-Qur'an dan kitab "Sunan Abu Dawud", maka dia tidak membutuhkan kitab-kitab lain lagi. [[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali]] juga mengatakan bahwa kitab "Sunan Abu Dawud" sudah cukup bagi seorang [[mujtahid]] untuk menjadi landasan hukum.
 
Ia adalah imam dari imam-imam [[Sunni|Ahlussunnah wal Jamaah]] yang hidup di Bashroh kota berkembangnya kelompok Qadariyah,demikian juga berkembang disana pemikiran Khowarij, Mu'tazilah, Murji'ah dan Syi'ah Rafidhoh serta Jahmiyah dan lain-lainnya, tetapi walaupun demikian beliauia tetap dalam keistiqomahan diatas Sunnah dan beliaupuniapun membantah Qadariyah dengan kitabnya ''Al Qadar'', demikian pula bantahan beliauia atas Khowarij dalam kitabnya Akhbar Al Khawarij, dan juga membantah terhadap pemahaman yang menyimpang dari kemurnian ajaran Islam yang telah disampaikan olah Rasulullah. Maka tentang hal itu bisa dilihat pada kitabnya As Sunan yang terdapat padanya bantahan-bantahan beliauia terhadap Jahmiyah, Murji'ah dan Mu'tazilah.
 
Ia wafat di kota Bashroh tanggal 16 Syawal 275 H dan disholatkan janazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al Haasyimy.
Baris 47:
Biografi Imam Abu Dawud
 
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits, juga dalam masalah fiqh dan ushul serta masyhur akan kewara’annya dan kezuhudannya. Kefaqihan beliauia terlihat ketika mengkritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum, selain itu terlihat dalam penjelasan bab-bab fiqih atas sejumlah karyanya, seperti Sunan Abu Dawud.
 
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275 H di Bashrah.
Baris 53:
Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha menggali makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda pendekatan dan sistem yang berbeda, sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar.
 
Di samping itu, mereka pun telah bersusah payah menghimpun hadits-hadits yang dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara hadits yang tampak saling menyelisihi. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kewibawaan dari hadits dan sunnah secara umum. Abu Muhammad bin Qutaibah (wafat 267 H) dengan kitab beliauia Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits telah membatah habis pandangan kaum Mu’tazilah yang mempertentangkan beberapa hadits dengan al-Quran maupun dengan rasio mereka.
 
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar lainnya yang merupakan hadits palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari dan beberapa penyusun sunan dan lainnya. Salah satu kitab yang terkenal adalah yang disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud. Kitab ini memuat 4800 hadits terseleksi dari 50.000 hadits.
 
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, beliauia sudah berada di baghdad. Kemudian mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya. Beliau langsung berguru selama bertahun-tahun. Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal, al-Qa’nabi, Abu Amr adh-Dhariri, Abu Walid ath-Thayalisi, Sulaiman bin Harb, Abu Zakariya Yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair bin Harb, ad-Darimi, Abu Ustman Sa’id bin Manshur, Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain.
 
Sebagai ahli hukum, Abu Dawud pernah berkata: Cukuplah manusia dengan empat hadist, yaitu: Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya; termasuk kebagusan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat; tidaklah keadaan seorang mukmin itu menjadi mukmin, hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho terhadap dirinya sendiri; yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula, sedangkan di antara keduanya adalah syubhat.
 
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu, baik dalam bidang fiqh, ushul,tauhid dan terutama hadits. Kitab sunan beliaulahialah yang paling banyak menarik perhatian, dan merupakan salah satu di antara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini. Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata: Kitab sunannya Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya, di dalam banyak pembahasan yang bisa menjadi hukum di antara ahli Islam, maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil hukum, kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho, karena sesungguhnya ia telah mengumpulkan sejumlah hadits ahkam, dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan, serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhu’afa. Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para pelanjutnya.
 
== Referensi ==
Baris 69:
 
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
 
[[Kategori:Cendekiawan Muslim|Abu Dawud]]
[[Kategori:Perawi hadits|Abu Dawud]]