Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (14), Beliau → Dia (2)
Baris 56:
|}}
 
'''Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes'''<ref name="Almanak 31">{{nl}} {{cite book|pages=134 |url= http://books.google.co.id/books?id=HVNVAAAAcAAJ&dq=Pangeran%2055%3A11%E2%80%9C%60%20Ali%20Al%20Aidroes%2C%20van%20b'abamban.%20%22f&hl=id&pg=PA134#v=onepage&q=Pangeran%2055:11%E2%80%9C%60%20Ali%20Al%20Aidroes,%20van%20b'abamban.%20%22f&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar |first=Landsdrukkerij (Batavia) |last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1858 |volume=31}}</ref> adalah kepala [[pemerintahan]] [[landshap]] [[Sabamban]] yang sering disebut juga [[Kerajaan Sabamban]] (kepangeranan Sebamban), salah satu [[daerah]] yang termasuk wilayah pemerintahan [[Hindia Belanda]] di [[Borneo Timur]] (sekarang termasuk wilayah provinsi [[Kalimantan Selatan]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=f1c9AAAAIAAJ&dq=sabamban&pg=PA176#v=onepage&q=sabamban&f=false {{nl}} Pieter Johannes Veth, Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten, Volume 3, P. N. van Kampen, 1869]</ref> Kepala pemerintahaan [[Sabamban]] bergelar [[Pangeran]] (bukan Sultan). Di wilayah [[Kalimantan Tenggara]] tersebut terdapat terdapat pula [[Kerajaan Pagatan]], [[Kerajaan Kusan]] dan [[Kerajaan Pasir]] yang statusnya daerahnya setara tetapi sedikit lebih tinggi (kerajaan). Daerah-daerah di Kalimantan Tenggara tersebut pada [[17 Agustus]] [[1787]] merupakan daerah yang diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC diwakili Residen Walbeck kemudian menjadi properti milik perusahaan VOC, selanjutkan menjadi milik Hindia Belanda yang menggantikan VOC.
 
Pangeran Syarif Ali mengepalai daerah [[Sebamban Lama, Sungai Loban, Tanah Bumbu|Sebamban]] dengan berpenduduk sekitar 250 jiwa, tidak termasuk para penambang, kebanyakan orang Banjar dan beberapa orang Bugis. Daerah Sebamban ini menghasilkan intan, emas, batubara, beras, dan kayu.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=Pangeran%20Tjabief%20Alie%20%2C%20Bin%20Abdal%20Rahman%20Al%20Aidroes&pg=RA1-PA351#v=onepage&q=Pangeran%20Tjabief%20Alie%20,%20Bin%20Abdal%20Rahman%20Al%20Aidroes&f=false {{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853]</ref>
 
Syarif Ali Alaydrus adalah cucu dari Raja (Tuan Besar) Kubu - [[Syarif Idrus Alaydrus]], pada awalnya menetap di daerah [[Kabupaten Kubu Raya|Kubu]], [[Kalimantan Barat]] (bersama keluarga bangsawan Kerajaan Kubu). <ref name="Syamsu">Muhammad Syamsu As, Ulama pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya, Lentera, 1996</ref>
 
Pada masa itu BeliauDia telah memiliki satu istri dan berputra dua orang yaitu : Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus. Karena ada suatu konflik kekeluargaan, akhirnya Syarif Ali Alaydrus memutuskan untuk hijrah ke [[Kalimantan Selatan]] dengan meninggalkan istri dan kedua putranya yang masih tinggal di [[Kerajaan Kubu]], melalui sepanjang pesisir selatan Kalimantan hingga sampai di daerah Banjar.
 
Di daerah Banjar tersebut, beliau mendirikan Kerajaan Sabamban dan menjadi Raja yang Pertama, bergelar [[Pangeran]] Syarif Ali Al-Idrus. Pada saat beliau menjadi Raja Sabamban ini, beliau menikah lagi dengan 3 (tiga) wanita; Yang pertama Putri dari [[Sultan Adam]] dari [[Kesultanan Banjar]] di [[Kalimantan Selatan]], yang Kedua dari Bugis (Putri dari Sultan Bugis di Sulwesi Selatan), yang ketiga dari [[Bone]] (Putri dari Sultan Bone di Sulawesi Selatan). Pada saat beliau telah menjabat sebagai Sultan Sabamban inilah, kedua putra beliau dari Istri Pertama di [[Kubu Raya|Kubu]], Kalimantan Barat yaitu Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus menyusul Beliau ke [[Angsana, Tanah Bumbu]] (Kesultanan Sabamban), dan menetap bersama Ayahandanya.
 
Di daerah Banjar tersebut, beliaudia mendirikan Kerajaan Sabamban dan menjadi Raja yang Pertama, bergelar [[Pangeran]] Syarif Ali Al-Idrus. Pada saat beliaudia menjadi Raja Sabamban ini, beliaudia menikah lagi dengan 3 (tiga) wanita; Yang pertama Putri dari [[Sultan Adam]] dari [[Kesultanan Banjar]] di [[Kalimantan Selatan]], yang Kedua dari Bugis (Putri dari Sultan Bugis di Sulwesi Selatan), yang ketiga dari [[Bone]] (Putri dari Sultan Bone di Sulawesi Selatan). Pada saat beliaudia telah menjabat sebagai Sultan Sabamban inilah, kedua putra beliaudia dari Istri Pertama di [[Kubu Raya|Kubu]], Kalimantan Barat yaitu Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus menyusul BeliauDia ke [[Angsana, Tanah Bumbu]] (Kesultanan Sabamban), dan menetap bersama Ayahandanya.
 
== Keturunan ==
Dari Ketiga istri beliaudia di Banjar-Kalimantan Selatan serta satu Istri beliaudia di Kubu-Kalimantan Barat tersebut, Pangeran Syarif Ali memiliki 12 (duabelas) putra. Putra-putra beliaudia yaitu :
Dari Istri Pertama (Kubu-Kalimantan Barat) :
# Syarif Hasan bin Pangeran Syarif Ali Al-Idrus, putra beliaudia : Sultan [[Syarif Qasim Alaydrus]], Raja II Sabamban menjabat sebagai Raja setelah sepeninggal Kakeknya yaitu Pangeran Syarif Ali bin Syarif Abdurrahman Al-Idrus, hingga akhirnya Kerajaan Sabamban ini hilang dari bumi [[Kalimantan Selatan]].
# Syarif Abubakar bin Pangeran Syarif Ali Al-Idrus
 
Dari Istri ke-dua, Putri [[Kesultanan Banjar]], Istri ke-tiga (Putri Sultan Bugis) dan Istri ke-empat (Putri Sultan Bone), menurunkan putra-putra beliaudia :
# Syarif Musthafa bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus,
# Syarif Thaha bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus,
Baris 85 ⟶ 84:
# Syarif Husein bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus.
 
Pada saat Pangeran Syarif Ali mulai menjadi penguasa di Sebamban, beliaudia menikah lagi dengan putri penguasa Batulicin bernama Putri Petta Walu’e dan memiliki 6 orang putra putri yaitu :<ref>http://wawanpelita2.blogspot.com/2013/02/kerajaan-batulicin.html</ref><ref>http://pagatan.com/kerajaan-sebamban/</ref>
 
# Pangeran Syarif Hamid
Baris 94 ⟶ 93:
# Putri Petta Bau
 
Setelah wafatnya Sultan Syarif Ali Al-Idrus, Jabatan Sultan tidak diteruskan oleh putra-putra beliaudia, akan tetapi yang menjadi Sultan II Sabamban adalah justru cucu beliaudia yaitu Sultan Syarif Qasim Al-Idrus, putra dari Syarif Hasan (Syarif Hasan adalah putra Sultan Syarif Ali Al-Idrus dari Istri Pertama/Kubu, waktu Syarif Ali masih menetap di Kubu-Kalimantan Barat).
 
Jadi sepanjang sejarahnya, Kesultanan Sabamban ini hanya dijabat oleh dua Sultan saja, yaitu pendirinya Sultan Syarif Ali Al-Idrus sebagai Sultan I dan cucu beliaudia sebagai Sultan II Sabamban yaitu Sultan Syarif Qasim Al-Idrus.
 
Sementara itu, setelah tidak adanya lagi Kesultanan Sabamban tersebut, anak-cucu keluarga bangsawan dari keturunan Sultan Syarif Ali Al-Idrus ini, menyebar ke seluruh wilayah Kalimantan Selatan pada umumnya dan ada yang hijrah ke Malaysia, Filipina, pulau Jawa dan di belahan lain Nusantara hingga saat ini.
 
 
{{kotak mulai}}