Guci, Bumijawa, Tegal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-agar supaya +agar) |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (8), Beliau → Dia |
||
Baris 14:
== Obyek Wisata Guci ==
{{main|Guci Indah}}
Merupakan obyek wisata air terjun, pemandian air panas, taman di kaki [[Gunung Slamet]]. ± 27
== Sejarah Desa Guci ==
Baris 20:
Pada zaman dulu sekitar tahun [[1767]] tersebutlah seorang bangsawan dari Keraton [[Kesultanan Demak|Demak Bintoro]], bernama Raden Aryo Wiryo yang merasa jenuh dengan keadaan, kehidupan keraton yang seringkali terjadi konflik perang saudara dan persaingan perebutan tahta di antara sesama saudara dalam lingkup keraton. Keadaan itu membuat Raden Aryo Wiryo merasa jenuh dan berniat meninggalkan keraton.
Akhirnya
Kemudian
Suatu saat datanglah pengembara dari Pesantren Gunungjati yang merupakan santri [[Sunan Gunungjati|Syech Syarif Hidayatulloh]]. Sunan Gunungjati bernama Kyai Elang Sutajaya bermaksud menyebarkan agama [[Islam]] dan kemudian Raden Aryo Wiryo dan pengikutnya berkenan mendalami ajaran agama islam untuk lebih memantapkan keimanan para pengikutnya.
Baris 28:
Pada saat itu kampung keputihan sedang dilanda wabah '''pageblug''' seperti banyak tanah longsor dan penyakit gatal – gatal (gudigen, bahasa setempat)sehingga Kyai Elang Sutajaya mengajak Raden Aryo Wiryo dan warganya untuk berdoa kepada [[Alllah]] SWT dengan ritual yang sekarang dikenal sebagai '''ruwat bumi''' dengan menyembelih kambing Kendit dan menyajikan hasil bumi seperti Pala Pendem dan sayur mayur yang akan disedekahkan kepada fakir miskin. Acara ritual tersebut terjadi pada bulan Asyuro atau bulan Mukharom dan turun temurun sampai sekarang.
Pada saat berdoa dengan tasyakuran Tahlilan dan Manaqib kala itu, Kanjeng [[Sunan Gunungjati]] berkenan hadir secara ghoib dan memeberikan sebuah guci sakti yang sudah diisi dengan do’a Kanjeng Sunan agar penduduk Kampung Keputihan yang terjangkit wabah gatal segera meminum air guci tersebut dan pojok – pojok Kampung Keputihan agar dipercikkan air guci tersebut untuk menghilangkan kerusakan akibat bencana alam. Sehingga pada saat Radenn Aryo Wiryo berkeliling bersama Kyai Elang Sutajaya
Adapun guci sakti tersebut ditempatkan di sebuah dukuh tempat Raden Aryo Wiryo biasa semedi, daerah tersebut sekarang dikenal dengan nama Telaga Ada di Dukuh Engang
Untuk lebih membaur dengan warga, Raden Aryo Wiryo menggunakan nama samaran yaitu Kyai Ageng Klitik atau untuk lebih akrab dengan sebutan Kyai Klitik. Selain itu penyamaran tersebut juga mengandung maksud lain, sebab keturunan darah biru atau bangsawan dari keraton banyak yang diburu penjajah [[Belanda]] . Sampai sekarang tidak diketahui maksud dan asal muasal makna yang sesungguhnya,
Setelah Desa Guci semakin ramai maka datanglah seorang pengembara bernama Mbah Segeong dan bertapa di dalam Gua, yang sekarang terkenal dengan Gua Segeong terletak di sebelah selatan Pos I Retribusi sekitar 350 m jaraknya. Pada saat Kyai Elang Sutajaya mensyiarkan agama islam
Data ini bersumber dari [[Babad Tanah Jawi|Babad Tanah Jawa]] dan penuturan leluhur dari keturunan [[Raden Patah]].
Baris 40:
== Referensi ==
{{Bumijawa, Tegal}}
{{kelurahan-stub}}
|