Geografi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 114.79.32.172 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bonaditya
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 18:
; Von Rithoffen :''Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut.
; Haris (2012) :''Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada dipermukaan bumi.''
; Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul ''GEOGRAPHIA GENERALIS'', beliaudia membagi geografi menjadi:
# Geografi absolute
# Geografi relative
Baris 62:
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.
* Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.<ref>Utoyo, Bambang. 2007. ''Geografi:Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA dan MA Kelas X''. Bandung: Setia Purna. Hlm. 13. </ref>
 
== Prinsip dasar ==
Baris 72:
 
== Prinsip pemetaan ==
[[Berkas:PtolemyWorldMap.jpg|thumb|left|250px|]] Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan "Aurea Chersonesus" (Asia Tenggara)
 
Ptolemeus juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni ([[oikoumenè]]) dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .
Baris 88:
Di barat, selama [[abad ke-20]], disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: [[determinisme lingkungan]], [[geografi regional]], [[revolusi kuantitatif]] dan [[geografi kritis]].
 
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik [[deteriminisme lingkungan]] adalah [[Carl Ritter]], [[Ellen Churchill Semple]] dan [[Ellsworth Huntington]]. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
 
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu [[geografer]] kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori [[Jared Diamond]]).
Baris 96:
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi [[positifisme]] dari ilmu alam dan dengan menggunakan [[matematika]] - terutama [[statistika]] - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan [[Sistem Informasi Geografis]].
 
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi [[eksistensialisme]] dan [[fenomenologi]], ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
 
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial [[Karl Marx]] dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari [[feminisme]] pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori [[pos-modernisme|pos-modernis]] dan [[pos-strukturalisme|pos-strukturalis]] untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Baris 152:
[[Penginderaan Jauh]] merupakan terjemahan dari istilah [[remote sensing]], adalah ilmu, [[teknologi]] dan [[seni]] dalam memperoleh [[informasi]] mengenai objek atau [[fenomena]] di (dekat) permukaan [[bumi]] tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas '[[ground truth]]', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
 
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan [[kartografi]]. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan [[synoptic overview]] --pandangan—pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atasmenyeluruh—atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi keruangan dalam konteks [[ekologis]] dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di [[Amerika Serikat]], [[Australia]] dan [[Eropa]] lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu ([[departemen]], 'school' atau [[fakultas]]) geografi.
 
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode penginderaan jauh [[digital]]. [[Penginderaan jauh]] manual memanfaatkan citra tercetak atau '[[hardcopy]]' ([[foto]] [[udara]], [[citra]] hasil pemindaian [[scanner]] di [[pesawat]] udara maupun [[satelit]]) melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. [[Penginderaan jauh]] [[digital]] menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan [[kamera]] digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan [[komputer]]. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi [[peta tematik]] digital melalui proses [[digitisasi]] (sering diistilahkan digitasi).
 
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor ([[on-screen digitisation]]), yang langsung menurunkan [[peta]] digital. Metode analisis citra digital menurunkan [[peta tematik]] digital secara langsung. [[Peta]]-[[peta]] digital tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk [[kartografis]] (disebut basis dat [[kartografis]]), namun dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. [[Peta]]-[[peta]] itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para [[geografiwan]] dalam menjalankan kajian geografinya.
Baris 181:
UGM, Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak tahun 1963, yaitu [[Fakultas Geografi]]. Saat ini telah mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari D3 (diploma) [[Penginderaan Jauh]] dan [[SIG]], S1, S2 dan S3. Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu Perencanaan dan Pengembangan wilayah.
 
Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar dengan Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
 
Fakultas Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen Fakultas Geografi UGM. Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi profesi yang disebut dengan Ikatan Geografiwan Indonesia (IGI). Disamping itu, dalam wadah yang lebih sempit, para Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
 
Bakosurtanal, salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni Geografi, baik dari UI, UGM maupun UMS.