Pondok Pesantren Matholi'ul Anwar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (40), Beliau → Dia (3)
Baris 14:
Pesantren Matholi’ul Anwar didirikan pada 18 Januari 1914 oleh Kiai Abdul Wahab. Pada saat itu belum terwujud pesantren sebagaimana pengertian pesantren sekarang yaitu ada kiai, tempat ibadah, asrama santri dan sarana belajar, namon baru berupa pengajian-pengajian rutin yang menggunakan rumah kiai sebagai tempatnya. Kiai Abdul Wahab kembali ke Rahmatullah pada 12 Maret 1925.
 
Setelah founding father tersebut meninggal dunia, maka pengajian tersebut dilanjutkan oleh putra-putra menantu beliaudia yaitu Kiai Abdullah, Kiai Rusman dan Kiai Dja’far. Kepengasuhan beliaudia bertiga tersebut berjalan hingga tahun 1935.
 
Adapun semenjak 17 Juli 1935 kepengasuhan pesantren digantikan oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, yang ketika itu beliaudia baru berumur 18 tahun dan sedang giat-giatnya mengenyam ilmu di berbagai pesantren di sekitar kabupaten Lamongan, termasuk di pesantren Langitan. Dalam usia yang masih sangat belia tersebut, beliaudia mengasuh pesantren sekaligus juga mondar­ mandir menimba ilmu kepada beberapa Kiai dengan pengajian sorogan. Hal ini dapat dipahami bahwa tanggung jawab beliaudia secara pribadi dan sosial sangat besar dan seimbang.
 
Usia 18 tahun untuk memimpin jama’ah pada era dewasa ini nampaknya terlalu muda. Namun kala itu, kharisma dan kepribadian beliaudia sebagai putra Kiai memang layak untuk menyandang derajat tersebut, demikian pula tanggung jawab yang sedemikian besar dalam memimpin ummat harus diiringi dengan kemampuan yang baik dalam penguasaan keilmuan maupun kepemimpinan.
 
Untuk itulah saudara-saudara ipar beliaudia yang lebih tua dan alim memberikan kepercayaan dan tanggung jawab penerusan dan kepengasuhan pesantren kepada beliaudia. Sebagai perwujudan tanggung jawab tersebut, beliaudia menerima amanat dengan niat semata-mata pengabdian dan penghambaan kepada Allah, di samping itu tak henti-hentinya beliaudia terus meningkatkan belajarnya.
 
Semangat mencari ilmu seperti yang dipraktekkan Kiai Soefyan sudah sepatutnya ditiru dan diteladani oleh para santri, pelajar, dan ummat, misalnya kebiasaan Kiai Soefyan yang selalu istiqomah muthola’ah kitab-kitab hingga larut malam. Kebiasaan ini masih beliaudia lakukan hingga sehari menjelang wafat beliaudia. BeliauDia juga selalu terbuka sekaligus selektif terhadap arus informasi. Sikap tawazun, tawassuth, dan i’tidal menjadi bagian dari kepribadian beliaudia. BeliauDia juga mempunyai kebiasaan membaca buku-buku umum atau aktual berikut berlangganan majalah dan koran yang kala itu bagi lingkungan pesantren yang masih dirasa asing. Tidak mengherankan, dengan kebiasaan demikian menjadikan wawasan beliaudia sangat maju dan tidak tertinggal oleh arus informasi yang relevan dengan pengembangan keislaman, kemasyarakatan dan kondisi sosial-politik.
 
Kepribadian dan akhlaq beliaudia juga patut dijadikan sebagi teladan bagi kita. BeliauDia selalu menghargai pendapat orang lain, mendengarkan dua kali lebih banyak dari pada berbicara, mengasihi kaum lemah, nada suaranya teduh dan menyejukkan hati bagi orang lain, ketika berceramah tidak menjadikan orang lain tersinggung, mengasihi orang miskin dan menghormati orang kaya. Hal ini nampak dari kebiasaan beliaudia jika diundang oleh seseorang dalam hari dan jam yang hampir bersamaan, yang satu miskin dan yang lain kaya, maka beliaudia datang dulu kepada orang miskin tersebut, baru kemudian kepada orang kaya.
 
Dalam bidang sosial kemasyarakatan dan kepemerintahan, pribadi beliaudia pantas diteladani ummat Islam. Misalnya dalam kesibukan mengajar di madrasah, mengaji di pesantren dan ceramah di tengah-tengah masyarakat, beliaudia masih menyempatkan menjadi Ketua Tanfidziyah NU Karanggeneng, hingga beliaudia pernah mewakili Partai NU duduk sebagai anggota DPRD Tingkat II Lamongan. Demikian juga dalam hal pemerintahan, beliaudia juga pernah menjadi anggota tim P-7 Jawa Timur. Demikian ini didorong oleh motivasi beliaudia untuk mewujudkan fungsi dan posisi pesantren secara maksimal. Pada saat yang sama, berbagai kesibukan dalam urusan masyarakat dan pemerintah tersebut tidak menjadikan pengurangan perhatian beliaudia pada pengembangan pesantren dan lembaga-lembaga yang ada di dalamnya.
 
Semenjak kepengasuhan pesantren dipegang oleh Kiai Soefyan, maka diadakan pengembangan-pengembangan pesantren yang sangat bermakna dan berdampak sampai dewasa ini. Pengembangan dimaksud bukan hanya pengajian level kampung seperti pada masa kepengasuhan sebelumnya, namun pengembangan yang menjadikan suatu bibit pesantren menjadi pesantren yang sesungguhnya. Pada masa beliaudia inilah telah lengkap unsur kiai, langgar (mushalla) dan asrama (pondokan), hal ini terjadi pada 1 Januari 1949. Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari ilmu, kharisma dan kepribadian beliaudia sebagai sosok pengasuh.
 
Dengan didirikannya pesantren, respon masyarakat sangat positif. Pertumbuhan yang positif itu dapat dilihat, kalau pada awal mula santrinya hanya 3 orang, maka dua tahun berikutnya sudah menjadi 60 orang. Dengan banyaknya murid atau santri tersebut, maka beliaudia mendirikan sekolah formal, yaitu tepatnya pada tahun 1951. Sekolah yang dibuka tersebut adalah Madrasah Ibtida’iyah. Pendirian madrasah tersebut tidak terlepas dari dorongan dan saran para kiai dan pejabat kabupaten Lamongan, misalnya dari K.H. Mustaqim dan Bapak Susminto, seorang Hakim di Lamongan kala itu.
 
Pengembangan demi pengembangan semakin pesat, dan mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga santrinya semakin bertambah. Untuk itu perlu disediakan sarana belajar yang memadai pula, bukan hanya pendidikan tingkat dasar (MI), namun juga pendidikan formal yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (dahulu MMP) yang didirikan tahun 1959 dan Madrasah Aliyah (dahulu MMA) yang didirikan sepuluh tahun kemudian yakni pada tahun 1969.
 
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, bahwa semangat beliaudia dalam mencerdas-akhlaqkan generasi muda sangat tinggi atau dapat dilihat dari cara beliaudia berfikir yang menampakkan progresifitas ide jauh ke depan. Sebagai salah satu buktinya, semenjak tahun 1979 beliaudia sudah mempunyai ide untuk mendirikan lembaga pendidikan lanjutan pertama dan atas yang bersifat umum (SMP dan SMA), perguruan tinggi, rumah sakit, dan penerbitan. Biar pun pendidikan lembaga umum tersebut belum didirikan hingga beliaudia kembali ke Rahmatullah, namun tebaran ide itu masih senantiasa beredar dalam komunitas penerusnya untuk diambil sebagai program pengembangan pesantren pada masa sekarang dan ke depan.
 
Hingga 20 Januari 1983 saat K.H. Soefyan Abdul Wahab pulang ke Rahmatullah, jumlah murid dan santri Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar dengan berbagai unit yang ada yaitu Madrasah Banin Banat, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah sudah cukup lumayan yaitu lebih 1250 orang. Namun, tidak berarti bahwa dengan wafatnya beliaudia pengembangan pesantren menjadi stagnan, justru semangat dan cita-cita beliaudia senantiasa dilanjutkan dengan memegang mata rantai penghargaan terhadap tradisi yang ada dengan terus berusaha mengaktualisasikan, inovatif dan akomodatif terhadap perkembangan baru di sekelilingnya.
 
Setelah meninggalnya beliaudia, maka kepemimpinan dilanjutkan oleh K.H. Mahsuli Effendi dan putra-putra menantu beliaudia antara lain Drs. K.H. Masykuri Shodiq, S.H., Drs. K.H. Moh.Taufiq dan Drs. K.H. Saifuddin Zuhri, MA. Selain itu, tentu saja peran dari Ibu Nyai Hj. Masfiyah Soefyan sebagai orang tua yang sangat bijaksana dan pengayom yang baik, serta putri-putri beliaudia yakni Nyai Hj. Shofijah Mahsuli, Nyai Dra. Hj. Zaenab Anwar, Nyai Dra. Hj. Siti Djamilah Masykuri, Nyai Hj. Dra. Siti Aisyah Taufiq, dan Nyai Dra. Hj. Khotimah Suryani Saifuddin juga cukup mewarnai dinamika kepemimpinan yang ada. Hampir tidak ada keputusan penting yang di ambil lembaga ini tanpa melalui ijin, restu dan istikharah Ibu Nyai Hj. Masfiyah Soefyan.
 
Pada tahun 2001 formasi kepemimpinan tersebut berubah, yakni ketika dua putra menantu beliaudia Kiai Masykuri dan Kiai Saifuddin dipanggil ke haribaan Yang Maha Kuasa pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2001, atau tiga hari sebelum pelaksanaan Haul Kiai Soefyan yang ke XVIII. Pada hari Kamis, 8 Desember 2011 atau 13 Muharram 1433 KH. Mahsuli Effendi menyusul dipanggil oleh Allah SWT. Kemudian pada hari Kamis, 28 Juni 2012 atau 8 Sya’ban 1433 Ibu Nyai Hj. Masfiyah (isteri KH.Soefyan) wafat menghadap Allah SWT. Dengan demikian formasi kepemimpinan Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar sekarang dilanjutkan oleh KH. Ahmad Taufiq, dibantu para dzurriyah al maghfur lah yakni Khotib Sholeh, Ahmad Yusufa Anwar, H.M. Afif Hasbullah, serta kelima putri KH. Soefyan yaitu Nyai Hj. Shofijah, Nyai Hj. Zaenab, Nyai Hj. Siti Djamilah, Nyai Hj. Siti Aisyah, dan Nyai Hj. Khotimah Suryani.
 
Adapun pendidikan formal yang ada hingga dewasa ini, bukan hanya Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah (sebagaimana ketika Kiai Soefyan wafat). Namun dengan pertolongan dan ridla dari Allah SWT., ide beliaudia untuk mendirikan sekolah umum telah terwujud, yaitu SMP NU berdiri tahun 1985, SMEA NU I berdiri tahun 1986 dan Universitas Islam Darul ‘Ulum (Unisda) berdiri tahun 1989 dengan delapan Fakultas dan lima belas program studi strata satu dan dua, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, Ilmu Hukum, Manajemen, Akuntansi, Agronomi, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Pendidikan Agama Islam, llmu Politik, Ilmu Pemerintahan, Matematika, Magister Pendidikan Islam, dan Magister Pendidikan. Adapun jumlah santri, siswa dan mahasiswa, hingga dewasa ini sekitar 7.679 orang.
 
== Lembaga Pendidikan ==
=== TK Muslimat NU Matholi'ul Anwar ===
TK Muslimat NU dikembangkan untuk membantu para orang tua dalam upaya mendekatkan anak kepada Al Qur’an. Selain itu dimaksudkan menciptakan kondisi bermain yang edukatif, kondusif dan konstruktif, serta membiasakan anak dengan belajar dan bermain secara Islami. Saat ini dipimpin oleh Dra. Muksri Rahayu yang menggantikan Romlah sebagai kepala sekolah sebelumnya.
 
 
Sarana dan fasilitas
Dalam rangka memfasilitasi anak didiknya TK Muslimat NU dilengkapi dengan sarana bermain yang lengkap, pembelajaran audio visual, dan kerjasama dengan Stasiun Radio.
 
 
Program Pendidikan
Baris 59 ⟶ 55:
 
=== MI Tarbiyatul Banin-Banat ===
Pada awal pendiriannya, MI Banin Banat dikepala sekolahi oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab. Sepeninggal beliaudia, MI Banin dipimpin oleh K.H. Fadlil Marzuqi, sedangkan MI Banat dipimpin K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H. Pada kelanjutannya sampai sekarang kepala sekolah MI Banin adalah Drs. Nasih Fadlil, sedangkan MI Banat Dra. Hj. Zaenab. Sebagai sekolah dasar Islam di lingkungan pesantren, MI Banin Banat berkomitmen untuk mendidik dan mempersiapkan anak-anak muslimin sebagai generasi yang sejak dini telah mengenal agama dengan baik. Idenya, ketika anak-anak sejak dini telah terbiasa berinteraksi dengan praktik ajaran agama dan juga telah dibiasakan dengan menalar dengan pendekatan ketauhidan, cinta rasul, dan akhlaqul karimah, diharapkan kelak ketika remaja dan dewasa anak-anak dapat terbentengi dari pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan dari pergaulan maupun media cetak dan elektronik.
 
Tenaga Pengajar
Baris 69 ⟶ 65:
=== MTs Putra-Putri Simo ===
Mts. Putra-putri Simo ini pada awalnya pendiriannya dipimpin oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, kemudian dilanjutkan oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H., dan saat ini kepala sekolahnya adalah Drs. K.H. Ahmad Taufiq. MTs Putra Putri ini tetap mempertahankan citra sebagai sekolah yang berada di lingkungan pesantren, yaitu dengan mempelajari kitab kuning dan praktek amaliah ibadah. Namun, Madrasah ini juga memberikan perhatian yang cukup pada bidang pelajaran umum.
 
 
Kelas Unggulan
Kelas unggulan terdiri siswa siswi yang berbakat dengan proyeksi sebagai kader bangsa berkualitas di masa depan. Metode pengajarannya adalah dengan menarnbah jam-jam pelajaran secara spesifik dan rnengarah kepada penumbuhan kreatifitas siswa.
 
 
Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar MTs. Putra-putri Simo terdiri dari sarjana dan magister bidang pendidikan yang expert dalam bidangnya. Pelajaran agama diajarkan oleh para kiai dan pelajaran umum diajarkan oleh para sarjana dan master di bidangnya.
 
 
Sarana Penunjang Pembelajaran
Baris 87 ⟶ 77:
=== SMP NU 1 Karanggeneng ===
SMP-NU didirikan oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H. pada tahun 1985, menjadikan SMP NU sebagai sekolah umum pertama di Lamongan yang berlogo NU. Pada awalnya kepala sekolah dijabat oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H., setelah itu dipimpin oleh Drs. Masmuin, M.A. kemudian sampai saat ini dipimpin oleh Dra. Khotimah Suryani., M.Ag. Sebagai sekolah dengan label NU, sekolah ini jelas mengemban nilai dasar asasi Ahlussunnah Wal Jama’ah, pada sisi lain sebagai sekolah umum di lingkungan pesantren maka SMP NU sangat erat dan tidak dapat melepaskan diri keilmuan kitab kuning dan amalan Islam para salafussholeh. Sebagai sekolah berbasis umurn diharapkan muncul ilmuwan dan praktisi unggul di masa depan.
 
 
Ø Muatan Lokal
Sebagai sekolah umum dengan ciri Nahdlatul Ulama maka SMP NU membekali siswa siswinya dengan dasar kitab kuning, membaca al-Qur’an dan tuntunan praktek amaliah ibadah secara praktis ala ahlussunnah wal jama’ah seperti istighatsah, tahlil, ziarah kubur dan lain-lain.
 
 
Ø Tenaga Pengajar
Guru-guru yang membina SMP NU terdiri dari sarjana dan master yang kompeten dan berdedikasi baik di bidangnya. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama di Jawa Timur.
 
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
Baris 107 ⟶ 91:
 
Sebagai SMK NU pioneer di Kabupaten Lamongan, SMK selalu berbenah meningkatkan citra dan kualitas dirinya. Hal itu ditunjukan dengan adanya pengembangan baik sarana fisik maupun model pembelajarannya. Sebagai sekolah berbasis profesi maka SMK terus giat untuk membekali para siswanya dengan keilmuan praktis, skill, dan kecakapan dalam rangka mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan sejahtera dengan tidak membiarkan anak bangsa menjadi penganggur terdidik. Citra identitas NU senantiasa dikedepankan, yakni dengan tidak meninggalkan nilai-nilai dasar agama bagi siswanya yaitu kemampuan baca al-Qur’an, ibadah praktis dan tempaan keagamaan lainnya.
 
 
Ø Jurusan dan Tenaga Pengajar
Sebagai sekolah kejuruan yang berorientasi mempersiapkan sumberdaya siap pakai, maka perlu di dukung oleh tenaga pengajar yang memiliki kapasitas dan kapabilitas praktis di bidangnya. Untuk itu, tenaga pengajarnya terdiri dari para praktisi professional dan sarjana maupun master yang ekspert dalam bidangnya. Sedangkan jurusan yang dikembangkan sampai sekarang adalah jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Penjualan (PJ), dan Akuntansi (AK).
 
 
Ø Proyeksi Lulusan
Sebagai sekolah kejuruan, maka SMK NU 1 memproyeksi lulusannya untuk dapat masuk dunia kerja. Adapun jaringan kerjanya ialah dengan sektor formal dan informal, baik perusahaan yang bersekala regional, nasional maupun internasional seperti PT. Gudang Garam, Maspion, Sampoerna, Coca Cola dan lain-lain.
 
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
Baris 124 ⟶ 102:
 
=== [[MA Matholi'ul Anwar]] ===
Menyadari eksistensinya sebagai MA generasi awal di Lamongan, MA Matholi’ul Anwar (Mawar) selalu memproyeksikan dirinya untuk berada di garis depan. Untuk itu dua citra MA Mawar yakni sebagai madrasah salafi dengan kajian kitab kuning dan khazanah keilmuan Islam klasik, dan madrasah umum dengan kualifikasi penerimaan alumninya di jalur SNMPTN baik undangan maupun tulis, menjadikan MA Mawar senantisa menempa para siswa siswinya untuk kompeten di bidang jurusannya, tentu semuanya dengan basis keagamaan salaf yang kuat. Pada awal didirikannya, MA Mawar dikomandoi langsung oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, kemudian dilanjutkan oleh KH Mahsuli Effendi dan sejak tahun 2011 sepeninggal beliaudia digantikan oleh menantunya Drs. Khotib Sholeh hingga saat ini.
 
 
Ø Jurusan dan Tenaga Pengajar
Untuk mengantisipasi masa depan dan menyediakan banyak pilihan bagi siswa, maka MA Mawar menyediakan 3 jurusan yaitu IPA, IPS dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK), dengan diajar oleh sarjana yang berkualitas di bidangnya. Selain 3 jurusan tersebut, MA Mawar membuka program yang sangat prospektif di masa datang, yakni program unggulan, program ketrampilan kerja dan program penguasaan bahasa asing Arab-Inggris, berikut komputer.
 
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
MA Mawar sebagai rnadrasah umum, untuk menuju keandalan dan keunggulan siswanya dilengkapi dengan fasilitas penunjang, yaitu: laboratorium komputer dan bahasa dengan sistem jaringan, laboratorium MIPA, perpustakaan, sarana praktek tata boga-busana, pertukangan, dan elektro ketrampilan, sarana olahraga, koneksi internet, dan beragam aktifitas yang mengembangkan kreatifitas siswa.
 
 
Ø Kelas Akselerasi
Data menunjukkan bahwa sekitar 20 persen siswa SD/MI dan SMP/MTs di beberapa provinsi memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (Cerdas Istimewa+Bakat Istimewa/CI+BI) namun belum mendapat pelayanan yang sesuai dan proporsional untuk mengoptimalkan kemampuannya. Hal ini memotifasi MA Mawar untuk mengembangkan kelas akselerasi. Kelas akselerasi diharapkan menjadi alternatif bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata rata. Ini dilakukan untuk mengimbangi kekurangan yang terdapat pada kelas klasikal yang bersifat massal. Melalui program ini peserta didik yang mempunyai kualifikasi CI+BI mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan dan mengoptimalkan kemampuannya sehingga proses pembelajarannya bisa diselesaikan dengan alokasi waktu yang lebih cepat (2 tahun) dengan hasil yang memuaskan.
 
 
 
Ø Prestasi
Baris 151 ⟶ 119:
Unisda didirikan tahun 1989, menjadikan Unisda sebagai universitas pertama di Lamongan. Sebagai universitas yang diinspiratori dan lahir di tengah-tengah pesantren, maka Unisda sadar akan misinya sebagai Center of Excellent (pusat keunggulan) bagi umat, bangsa dan negara. Konsekwensi dari kesadaran tersebut, Unisda selalu berusaha meningkatkan kualitas dan mutunya di berbagai bidang, misalnya pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas, tenaga edukatif dan perpustakaan yang kapabel dan laboratorium yang memadai. Tidak cukup itu, Unisda juga merupakan perguruan tinggi pertama di Lamongan yang terakreditasi, dan sampai saat ini adalah satu-satunya perguruan tinggi Lamongan yang 90 persen program studinya terakreditasi. Dengan konsep pengembangan mutu yang secara terus menerus dilakukan, diharapkan dapat menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang ahli dalam bidang dan profesinya.
 
Didirikan oleh salah satu menantu K.H. Soefyan Abdul Wahab, yakni K.H. Masykuri Shodiq sekaligus sebagai rektor yang pertama. Sepeninggal beliaudia saat ini tampuk kepemimpinan dilanjutkan oleh salah satu cucu K.H. Soefyan Abdul Wahab yakni H.M. Afif Hasbullah, S.H., S.Ag., M.Hum.
 
 
Ø Staf Pengajar
Sebagai universitas leader di barat Surabaya, Unisda terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme dosen-dosennya. Setiap tahun selalu mengirimkan beberapa dosennya untuk mengikuti program Master dan Doktor. Untuk itu, dewasa ini dosen Unisda telah banyak yang bergelar magister, bahkan dalam jangka dekat akan lulus beberapa dosen yang bergelar doktor. Dan sini Unisda berbenah untuk bergerak cepat mengejar kualitas seluruh civitas akademiknya.
 
 
Ø Prestasi
Dalam rangka menjadikan Unisda sebagaimana visinya yakni sebagai Islamic University With Global Vision, mengharuskan Unisda untuk tidak hanya menjadi yang terbaik pada level regional, namun setahap demi setahap harus membiasakan diri dengan berkompetisi baik regional maupun nasional. Beberapa prestasi nasional telah diraih oleh Unisda Lamongan dalam beberapa tahun terakhir di antaranya adalah: Salah satu dari 44 perguruan tinggi terbaik nasional (negeri dan swasta) versi PHK-Institusi (tahun 2007); Salah satu pemenang kompetisi perguruan tinggi LPTK nasional versi PHK LPTK (tahun 2007); penerima penghargaan sebagai PTS berprestasi dari Kopertis VII Jawa Timur (tahun 2008); dan beberapa prestasi nasional lainnya.
 
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
Dalam rangka mengawal kualitas dan mutu, Unisda melengkapi berbagai sarana yang menunjang aktifitas belajar, yakni: gedung yang sangat representatif, lokasi yang luas untuk berbagai kegiatan mahasiswa, geografis kampus yang strategis di jantung kabupaten Lamongan, berbagai unit kegiatan kemahasiswaan, berbagai beasiswa, berbagai laboratorium yang beberapa di antaranya merupakan satu-satunya di eks karesidenan Bojonegoro.
 
 
Ø Program Studi dan Keunggulan Kompetitif